Bandar Capsa Online - Ngentot Tanteku Karena Kudapat Foto Bugil Tante - Pada suatu hari ketika aku ke villa pamanku, aku menemukan sebuah album
foto di kamar Tante Yuni, yang ternyata berisi foto bugil tanteku.
Kubolak balik foto-foto tersebut yang menampakkan tubuh-tubuh telanjang
tante, walaupun ada yang sudah berumur diatas 40 tahun seperti Tante
Mira dan Tante Rani tapi tubuh mereka tidak kalah dengan keempat istri
muda yang lain.
Bandar Capsa Terbaik - Membuat aku terangsang dan ingin merasakan hangatnya bercinta dengan
tubuh mereka. Hingga ada ide gila untuk memperalat mereka melalui
foto-foto tersebut. Mulai kususun rencana siapa yang pertama aku
kerjain, lalu kupilih Tante Mira (45 tahun) dan Tante Rina (37 tahun).
Aku
telepon rumah Tante Mira dan Tante Rina. Aku minta mereka untuk
menemuiku di villa keluarga. Aku sendiri lalu bersiap untuk pergi ke
sana. Sampai disana kuminta penjaga villa untuk pulang kampung. Tak lama
kemudian Tante Mira dan Tante Rina sampai. Kuminta mereka masuk ke
ruang tamu.
“Ada apa sih Anto?” tanya Tante Mira yang mengenakan kaos lengan panjang dengan celana jeans.
“Duduk dulu Tante,” jawabku.
“Iya ada apa sih?” tanya Tante Rina yang mengenakan Kemeja you can see dengan rok panjang.
“Saya mau tanya sama Tante berdua, ini milik siapa?”, kataku sambil
mengeluarkan sebuah bungkusan yang di dalamnya berisi setumpuk foto.
Tante Mira lalu melihat foto apa yang ditunjukkan olehnya.
“Dari mana kamu dapatkan foto-foto ini?” tanya Tante Mira panik mendapatkan foto-foto bugil dirinya.
“Anto.. apa-apaan ini, dari mana barang ini?” tanya Tante Rina dengan tegang.
“Hhhmm.. begini Tante Mira, waktu itu saya kebetulan lagi bersih-bersih,
pas kebetulan dikamar Tante Yuni saya lihat kok ada foto-foto bugil
tubuh tante yang aduhai itu,” jawabku sambil tersenyum.
“Baik.. kalau gitu serahkan klisenya?” Kata Tante Rina.
“Baik tapi ada syaratnya lho,” jawabku.
“Katakan apa syaratnya dan kita selesaikan ini baik-baik,” kata Tante Mira dengan ketus.
“Iya Anto, tolong katakan apa yang kamu minta, asal kamu kembalikan klisenya,” tambah Tante Rina memohon.
“Ooo.. nggak, nggak, saya nggak minta apa-apa, Cuma saya ingin melihat langsung Tante bugil telanjang,” kataku.
“Jangan kurang ajar kamu!” kata Tante Mira dan Tante Rina dengan marah
dan menudingnya. “Wah.. wah.. jangan galak gitu dong Tante, saya kan
nggak sengaja, justru tante sendiri yang ceroboh kan,” jawabku sambil
menggeser dudukku lebih dekat lagi.
“Bagaimana Tante?”
“Hei.. jangan kurang ajar, keterlaluan!!” bentak Tante Rina sambil menepis tanganku.
“Bangsat.. berani sekali, kamu kira siapa kami hah.. dasar orang
kampung!!” Tante Mira menghardik dengan marah dan melemparkan setumpuk
foto itu ke wajahku.
“Hehehe.. ayolah Tante, coba bayangkan, gimana kalo foto-foto itu
diterima paman di kantor, wah bisa- bisa Tante semua jadi terkenal
deh!!” kataku lagi.
Kulihat kananku Tante Mira tertegun diam, kurasa dia merasakan hal yang kuucapkan tadi. Kenapa harus kami yang tanggung jawab,
“tantemu yang lain kok tidak?” tanya Tante Mira lemas.
“Oh, nanti juga mereka akan dapat giliran,” jawabku.
“Bagaimana Tante? Apa sudah berubah pikiran?”
“Baiklah, tapi kamu hanya melihat saja kan?” tanya Tante Rina.
“Iya, dan kalau boleh sekalian memegangnya?” jawabku.
“Kamu jangan macam-macam Anto, hardik Tante Mira.”
“Biarlah Mbakyu, daripada ketahuan,” jawab Tante Rina sambil berdiri dan
mulai melepas pakaiannya, diikuti Tante Mira sambil merengut marah.
Hingga
tampak kedua Tanteku itu telanjang bugil bulat dihadapanku. Tante Mira
walau sudah berusia 45 tahun tapi tubuhnya masih montok, dengan kulit
kuning langsat dan sedikit gemuk dengan kedua payudaranya yang besar
menggantung bergoyang-goyang dengan puting susunya juga besar. Turun
kebawah tampak pinggulnya yang lebar serta bulu hitam di selangkangan
amat lebat.
Tidak kalah dengan tubuh Tante Rina yang berusia 37
tahun dengan tubuh langsing berwarna kuning langsat, serta payudaranya
yang tidak begitu besar tapi nampak kenyal dengan puting yang sedikit
naik keatas. Pinggulnya juga kecil serta bulu kemaluannya di
selangkangan baru dipotong pendek.
“Sudah Anto?” tanya Tante Mira sambil mulai memakai bajunya kembali.
“Eh, belum Tante, kan tadi boleh pegang sekalian, lagian saya belum lihat vagina Tante berdua dengan jelas,” jawabku.
“Kurang ajar kamu,” kata Tante Rina setengah berteriak.
“Ya sudah kalo nggak boleh kukirim foto Tante berdua nih?” jawabku.
“Baiklah,” balas Tante Mira ketus,
“Apalagi yang mesti kami lakukan?”
“Coba Tante berdua duduk di sofa ini,” kataku.
“Dan buka lebar-lebar paha Tante berdua,” kataku ketika mereka mulai duduk.
“Begini Anto, Cepat ya,” balas Tante Rina sambil membuka lebar kedua pahanya.
Hingga tampak memeknya yang berwarna kemerahan.
“Tante Mira juga dong, rambutnya lebat sih, nggak kelihatan nih,” kataku sambil jongkok diantara mereka berdua.
“Beginikan,”
jawab Tante Mira yang juga mulai membuka lebar kedua pahanya dan
tangannya menyibakkan rambut kemaluannya kesamping hingga tampak
vaginanya yang kecoklatan.
“Anto pegang sebentar ya?” kataku sambil tangan kananku coba meraba
selangkangan Tante Mira sementara tangan kiriku meraba selangkangan
Tante Rina. Kumainkan jari-jari kedua tanganku di memek Tante Mira dan
Tante Rina.
“Sudah belum, Anto.. Ess..,” kata Tante Mira sedikit mendesah.
“Eeemmhh.. uuhh.. jangan Anto, tolong hentikan.. eemmhh!” desah Tante Rina juga ketika tanganku sampai ke belahan kemaluannya.
“Sebentar lagi kok Tante, memang kenapa?” tanyaku pura-pura sambil terus
memainkan kedua tanganku di vagina Tante Mira dan Tante Rina yang mulai
membasah.
“Eh, ini apa Tante?” tanyaku pura-pura sambil mengelus-selus klitoris mereka.
“Ohh.. Itu klitoris namanya Anto, jangan kamu pegang ya..,” desis Tante Mira menahan geli.
“Iya jangan kamu gituin klitoris Tante dong,” dasah Tante Rina.
“Memang kenapa Tante, tadi katanya boleh,” kataku sambil terus memainkan
klitoris mereka. “Sshh.., oohh.., geliss.., To,” rintih Tante Mira dan
Tante Rina.
“Ini lubang vaginanya ya Tante?” tanyaku sambil memainkan tanganku didepan lubang vagina mereka yang semakin basah.
“Boleh dimasukin jari nggak Tante?”
Kembali jariku membuka belahan vagina mereka dan memasukkan jariku,
slep.. slep.. bunyi jariku keluar masuk di lubang vagina Tante Rina dan
Tante Mira yang makin mendesah-desah tidak karuan,
“Jangan Anto, jangan kamu masukin jari kamu.. Oohh..,” rintih Tante Rina.
“Jangan lho Anto.. sshh..,” desah Tante Mira sambil tangannya meremasi sofa.
“Kenapa? Sebentar saja kok, dimasukkin ya,” kataku sambil memasukkan jari tengahku ke vagina mereka masing-masing.
“Aaahh.., Anto..,” desah Tante Mira dan Tante Rina bersama-sama
merasakan jari tangan Anto menelusur masuk ke lubang vagina mereka.
“Ssshh.. eemmhh..!!” Tante Mira dan Tante Rina mulai meracau tidak
karuan saat jari-jariku memasuki vagina dan memainkan klitoris mereka.
“Bagaimana Tante Mira,” tanyaku mulai memainkan jariku keluar masuk di vagina mereka.
“Saya cium ya vagina Tante Mira ya?” tanyaku sambil mulai memainkan lidahku di vaginanya. “Sebentar ya Tante Rina,” kataku.
“Jangan.., sshh.. Anto.. ena.., rintih Tante Mira sambil tangannya meremasi rambutku menahan geli.
“Gimana Tante Mira, geli tidak..,” tanya Anto.
“Ssshh.. Anto.. Geli ss..,” rintihnya merasakan daerah sensitifnya terus
kumainkan sambil tangannya meremasi sendiri kedua payudaranya.
“Teruss.. Anto,” desis Tante Mira tak kuat lagi menahan nafsunya.
Sementara
Tante Rina memainkan vaginanya sendiri dengan jari tanganku yang ia
gerakkan keluar masuk. Dan Tante Mira kian mendesah ketika mendekati
orgasmenya dan
“Aaahh ss.., Tante sudah nggak kuat lagi,” rintih Tante Mira merasakan lidahku keluar masuk dilubang vaginanya.
“Tante Mira keluar Anto..,” desah lemas Tante Mira dengan kedua kakinya
menjepit kepalaku di selangkangannya. Tahu Tante Mira sudah keluar aku
bangkit lalu pindah ke vagina Tante Rina dan kubuka kedua pahanya
lebar-lebar. Sama seperti Tante Mira Tante Rina juga merintih tidak
karuan ketika lidahku mengocok lubang vaginanya.
“Aah ss.., Antoo,.., enak ss..,” rintih Tante Rina sambil menekan kepalaku ke selangkangannya.
Tante
Rina di sofa dan kubuka lebar-lebar pahanya. Kubenamkan lidahku liang
vagina Tante Rina, ku sedot-sedot klitoris vagina Tante Rina yang ssudah
basah itu,
“Teruss.., Antoo.., Tante.., mau kelu.. Aah ss..,” rintih Tante Rina
merasakan orgasme pertamanya. Anto lalu duduk diantara Tante Mira dan
Tante Rina.
“Gantian dong Tante, punyaku sudah tegangnih,” menunjukkan sarung yang
aku pakai tampak menonjol dibagian kemaluanku pada Tante Mira dan Bullik
Rina. Kuminta mereka untuk menjilati kemaluanku.
“Kamu nakal Anto, ngerjain kami,” kata Tante Mira sambil tangannya
membuka sarungku hingga tampak penisku yang mengacung tegang keatas.
“Iya.., awas kamu Anto.. Tante hisap punya kamu nanti..,” balas Tante Rina sambil memasukkan penisku kemulutnya.
“Ssshh..
Tante.. terus..,” rintih Anto sambil menekan kepala Tante Rina yang
naik turun di penisnya. Tante Mira terus menjilati penisku gantian
dengan Tante Rina yang lidahnya dengan liar menjilati penisku, dan
sesekali memasukkannya kedalam mulunya serta menghisap kuat-kuat penisku
didalam mulutnya. Sluurrpp.. sluurpp.. sshhrrpp.. demikian bunyinya
ketika dia menghisap.
“Sudah.. Tante, Anto nggak kuat lagi..,” rintih Tante Rina sambil mengangkat kepalaku dari vaginanya.
“Tunggu dulu ya Tante Mira, biar saya dengan Tante Rina dulu,” kataku
sambil menarik kepala Tante Mira yang sedang memasukkan penisku
kemulutnya.
“Tante Tina sudah nggak tahan nih,” kataku sambil membuka lebar-lebar kedua paha Tante Rina dan berlutut diantaranya.
“Cepatss.. Anto,” desah Tante Rina sambil tangannya mengarahkan penisku
ke vaginanya. “Asshhss..,” rintih Tante Rina panjang merasakan penisku
meluncur mulus sampai menyentuh rahimnya. Tante Rina mengerang setiap
kali aku menyodokkan penisnya. Gesekan demi gesekan, sodokan demi
sodokan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati “perkosaan” ini,
aku tidak peduli lagi orang ini sesungguhnya adalah Tanteku sendiri.
Kuminta Tante Rina untuk menjilati vagina Tante Mira yang jongkok diatas
mulutnya.
“Ushhss.. Geli dik,” desis Tante Mira setiap kali lidah
Tante Rina memasuki vaginanya. Sementara aku sambil menyetubuhi Tante
Rina tanganku meremas-remas kedua payudara Tante Mira. Tiba-tiba Tante
Rina mengangkat pinggulnya sambil mengerang panjang keluar dari
mulutnya. “Ahhss.. Anto Tante keluar.. ”
“Sudah keluar ya Tante Rina, sekarang gilran Bu Mira ya,” kataku sambil menarik Tante Mira untuk naik kepangkuanku.
Tante
Mira hanya pasrah saja menerima perlakuannya. Kuarahkan penisku ke
vagina Tante Mira Lalu Aaahh.. desah Tante Mira merasakan lubang
vaginanya dimasuki penisku sambil pinggulnya mulai naik turun. Kunikmati
goyangan Tante Mira sambil ‘menyusu’ kedua payudaranya yang tepat di
depan wajahku, payudaranya kukulum dan kugigit kecil.
“Teruss.. Tante, vagina Tante enak..,” rintihku sambil terus dalam mulutku menghisap-hisap puting susunya.
“Penis kamu juga sshh..” rintih Tante Mira sambil melakukan gerakan
pinggulnya yang memutar sehingga penisku terasa seperti dipijat-pijat.
“Sebentar Tante, coba Tante balik badan,” kataku sambil meminta Tante Mira untuk menungging.
Kusetubuhi
Tante Mira dari belakang, sambil tanganku tangannya bergerilya
merambahi lekuk-lekuk tubuhnya. Harus kuakui sungguh hebat wanita seumur
Tante Mira mempunyai vagina lebih enak dari Tante Rina yang berusia
lebih muda. Sudah lebih dari setengah jam aku menggarap Tante Mira, yang
makin sering merintih tidak karuan merasakan penisku menusuk-nusuk
vaginanya dan tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang-goyang akibat
hentakan penisku di vaginanya.
“Ssshh.. Anto, Tante mau keluar..” rintih Tante Mira.
“Sabarr.. Tante, sama-sama,” kataku sambil terus memainkan pinggulku maju-mundur.
“Aaahh ss.., Tante Mira keluar..,” melenguh panjang.
“Saya belum, Tante,” kataku kecewa.
“Pake susu Tante aja ya,” jawab Tante Mira jongkok didepanku sambil
menjepitkan penisku yang ssudah licin mengkilap itu di antara kedua
payudaranya yag besar, lalu dikocoknya.
“Terus, Tante enak ss..,” rintihku.
Melihat hal itu Tante Rina
bangun sambil membuka mulutnya dan memasukkan penisku ke mulutnya sambil
dihisap-hisap. Tak lama setelah mereka memainkan penisku, mengeluarkan
maninya menyempot dengan deras membasahi wajah dan dada Tante Mira dan
Tante Rina.
“Terima kasih ya Tante,” jawabku sambil meremas payudara mereka masing-masing.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment