Agen Poker Terpercaya - ML Bareng Sepupu Dan Tanteku Yang Nikmat - Suasana rumah Tante Mirna sore itu masih lengang. Hanya tampak satu
sepeda motor milik Randy dan sebuah mobil Kijang terbaru yang baru saja
memasuki garasi. Randy dan kakaknya, Susan, berlibur di rumah Tante
Mirna untuk mengisi liburan kenaikan kelas.
Agen Poker Terbaik - Tante Mirna sebagai wanita karier sering merasa kesepian karena ia belum
bersuami. Ia sangat senang apabila keponakan-ponakannya berkunjung ke
rumahnya, apalagi sampai menginap lama seperti yang dilakukan anak dari
kakak pertama dan keduanya itu.
Susan baru saja pulang dari rumah Nina saat waktu menunjukkan pukul
setengah delapan malam. Melihat suasana rumah sedang kosong ia segera
masuk kamar. Matanya tampak sembab menandakan ia baru saja menangis.
Meskipun jauh-jauh hari Susan sudah merasakan perubahan sikap Ari, namun
tetap saja kaget dengan keputusan kekasihnya itu untuk tidak meneruskan
hubungan mereka lagi. Apalagi di telepon tadi, Ari yang mengatakan
bahwa mereka tidak cocok seperti dibuat-buat saja. Tapi Susan juga bukan
gadis yang lemah. Baginya, tidak ada alasan baginya untuk menjadi gadis
yang cengeng di usianya yang telah menginjak delapan belas tahun.
Pintu kamar Susan tiba-tiba saja terbuka. Kepala Randy muncul dari balik pintu sambil tersenyum.
“Baru datang, Kak?”, tanya Randy sambil ngeloyor masuk meski kakaknya sedang berganti pakaian. Randy berjalan acuh tak acuh.
“Iya..”, jawab Susan singkat. Pikirannya masih sumpek dengan kejadian
tadi siang. Segera saja direbahkan badannya di kasur setelah mengganti
baju perginya dengan daster tipis.
“Kok, lesu gitu.., Kenapa?”, Randy yang baru kelas dua SMP itu
menghampiri Susan. Ia juga kemudian merebahkan badannya disamping
kakaknya tersebut. Susan hanya diam saja seolah tidak mendengar
pertanyaan adiknya. Matanya menerawang melihat langit-langit kamar.
Randy pun akhirnya memperhatikan sepupunya tersebut. Susan memang
benar-benar cantik. Kadang-kadang ia merasa lebih senang kalau Susan
bukan saudaranya. Mungkin karena seringkali ia tanpa sadar mengagumi
tubuh Susan. Entah mengapa akhir-akhir ini minatnya terhadap wanita
begitu meningkat. Ia bahkan suka sekali melihat-lihat pose wanita di
majalah kosmopolitan milik kakaknya itu. Biasanya ia jadi terangsang dan
onani di kamar mandi.
“Sret..”, Sepersekian detik posisi tangan
Susan bergerak memangku kepalanya sendiri dan tanpa ia sadari belahan
baju di dadanya menjadi terbuka. Melihat hal demikian Randy jadi sedikit
canggung. Ia kebingungan sekaligus menyukai pemandangan itu. Randy agak
berdebar-debar ketika ia semakin jelas melihat lekuk buah dada kakaknya
yang tampak ranum dan indah. Apalagi tampak tonjolan puting di balik
daster tipis itu. Batang penisnya terasa sedikit mengeras.
Karena
dorongan hasratnya, Randy memberanikan diri perlahan-lahan mendekati
tubuh Susan. Ia merangkul pinggang kakaknya tersebut. Merasakan sentuhan
di tubuhnya, membuat rasa sedih Susan semakin mendalam. Air matanya
mulai keluar dan ia segera membalikkan badan membelakangi adiknya. Ia
tidak mau menangis di hadapan Randy. Posisi demikian membuat Randy bisa
merangkul Susan dengan leluasa dari belakang.
“Kamu cantik deh.., malam ini..”, ucap Randy tanpa sadar. Susan pun
hanya diam saja. Yang ia butuhkan saat ini hanyalah ada orang yang
menyayanginya.
Randy kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang
Susan. Gadis yang merasa sedang bersedih itu sedikit bergerak lebih
mendekatkan badannya ke dalam pelukan Randy. Ia ingin ada orang yang
menghiburnya disaat-saat seperti ini. Respon Susan ini membuat Randy
berani menggerakan tangannya dengan lembut untuk menyentuh bagian bawah
buah dada sepupunya. Susan hanya memejamkan mata saja. Posisi tubuh yang
berhimpitan itu membuat pikiran Randy semakin tidak menentu. Apalagi
batang penisnya yang berhimpitan dengan pantat Susan. Perlahan ia mulai
meremas dengan halus buah dada sepupunya tersebut.
Susan pun dalam
keadaan sedang sedih menjadi merasa sangat tenang karena adiknya
seperti mengerti kesedihannya. Ia tahan terhadap seorang sepupu. Ia juga
membiarkan telapak tangan Randy membelai-belai buah dadanya yang memang
tidak memakai beha. Belaian Randy pada bagian tubuhnya yang sensitif
tersebut membuat jantung Susan sedikit berdebar-debar. Tapi ia segera
menganggap wajar sentuhan kasih sayang sepupunya tersebut.
Randy
pun mulai berani menciumi bagian tengkuk leher Susan sambil memasukkan
tangannya ke dalam daster Susan. Perasaan Susan menjadi sedikit tidak
karuan. Ia mulai menyadari bahwa sentuhan sepupunya bukan lagi sentuhan
kasih sayang, tapi di satu sisi ia amat menikmati sentuhan itu. Terutama
remasan telapak tangan Randy terhadap puting susunya. Perasaan sedih
yang sedang ia alami seperti berganti dengan keinginan untuk terus
dibelai. Ia ingin menghentikan Randy, namun sentuhan itu membangkitkan
perasaan lain dalam kesedihannya. Sentuhan-sentuhan halus itu membuat
bulu tengkuknya berdiri. Buah dadanya pun menjadi agak mengeras oleh
karena sentuhan dan remasan lembut tangan Randy.
“Ran, mmh.., udah ah.., aku kegelian”, akhirnya Susan berusaha menyudahi aktivitas itu.
“Ah, aku kan sayang sama kamu”, sahut Randy sambil sedikit ngos-ngosan.
Ia masih saja merabai tubuh sepupunya. “Engh, badanku jadi lemas semua
nih”, tanpa sadar Susan berucap sambil setengah merengek. Kemaluannya
bagian bawah pun mulai terasa hangat dan lembab.
Randy tidak
menghiraukan perkataan sepupunya tersebut, ia masih terus meremas-remas
payudara Susan. Malah ia mulai memasukkan satu tangannya ke dalam celana
dalam sepupunya. Bulu-bulu halus di kemaluan Susan pun terasa di
telapak tangan Randy. Iapun menyentuh bibir vagina sepupunya itu. Susan
menggelinjang. Nafasnya mulai tidak terkontrol. Kesadarannya pun mulai
hilang. Sekilas ia hanya menyadari bahwa ia sedang dicumbui oleh
sepupunya sendiri. Kemaluannya sudah mulai berdenyut-denyut.
Randy
secara lembut namun penuh nafsu mulai merebahkan tubuh Susan.
Kemaluannya seperti ingin membutuhkan sesuatu. Ditindihnya tubuh
sepupunya dengan birahi yang mulai tidak terkontrol. Segera saja ia buka
kancing daster sepupunya. Tampak dengan jelas kedua belah buah dada
sepupunya yang indah itu dengan putingnya yang telah berdiri tegak. Ia
langsung mengulumi puting buah dada sepupunya tersebut.
“Ran..,
ngmhhnghh.., udah dong.., sshh”, ucap Susan ketika sekilas kesadarannya
datang. Namun Randy sudak asyik dengan aktivitas birahinya. Lidahnya
mempermainkan puting susu sepupunya dengan penuh perasaan. Mata Susan
terpejam dan tangannya membelai kepala Randy, merasakan kenikmatan
jilatan-jilatannya.
Randy akhirnya mulai tak sabar, ditariknya
turun celana dalam sepupunya tersebut. Susan sudah benat-benar dikuasai
nafsu. Ia tidak sadar ketika celana dalamnya terlepas. Randy pun segera
memelorotkan celana pendeknya sendiri sampai batang penisnya terlihat
tegak. Dikangkangkannya kedua kaki Susan dengan perlahan. Kemualuannya
segera ia arahkan ke dalam pangkal paha Susan. “Sleep!”, Setengah detik
kemudian kemaluan Randy mulai memasuki liang vagina Susan. Terasa hangat
dan empuk. Sesaat Susan seperti tersadar apa yang sedang terjadi, namun
kesadarannya langsung hilang ketika Randy mulai menggerakan pinggangnya
naik turun.
Napas Randy semakin ngos-ngosan tatkala tubuhnya
mulai bergerak menindih tubuh sepupunya yang mulus itu. Buah dada Susan
bergoyang-goyang karena gerakan sodokan Randy terhadap tubuhnya.
Semuanya seperti tidak dapat dihentikan begitu saja. Kesadaran Susan pun
telah musnah berganti kebutuhan untuk dicumbui. Ia akhirnya juga
merespon gerakkan yang dilakukan sepupunya tersebut. Kemaluannya
berdenyut-denyut ketika penis sepupunya terus bergerak dalam liang
kemaluannya. Pinggangnya bergerak berputar-putar dan sambil merintih
penuh rasa nikmat.
“Ran.., nghh enghhnak.., enghh terusshhsshh”, rintih Susan dalam kenikmatan.
Desahan Susan membuat nafsu Randy semakin menjadi-jadi. Ia sama sekali
tidak menyadari bahwa gadis yang sedang ia setubuhi adalah kakak
sepupunya sendiri. Konsentrasi Randy hanyalah pada gerakan tubuhnya yang
maju mundur. Batang penisnya seperti dipijit-pijit di dalam lubang
kemaluan Susan. Ia semakin mempercepat gerakannya karena terasa sesuatu
yang mendesak batang kemaluannya.
“Engghh.., yang.., engghh
lebihhss kerassh..sshh”, Susan mendesah merasa saat itu dirinya telah
membubung tinggi. Randy semakin mempercepat gerakannya. Bunyi
kecepak-kecepuk menjadi semakin berirama. Randy merasa kemaluannya
seperti akan meledak. Gerakannya kini telah menjadi hentakan-hentakan.
Susan masih terus memeluk erat tubuh sepupunya sambil matanya terus
terpejam.
“Esshh.., Ahh.., ahh..ampirr.., ashh”, Susan mendesah-desah. Ia merasa
tubuhnya sudah hampir mencapai puncak. Gerakan tubuh keduanya menjadi
sangat cepat.
Tiba-tiba Randy menghentakkan badannya dengan keras
dan lama ke dalam tubuh sepupunya. Kedua tubuh itu tampak bergetar.
Tangan Susan pun memeluk tubuh Randy tak kalah eratnya. Keduanya telah
sampai dipuncak kenikmatan.
Adegan kedua sepupu itu tanpa disadari
sebenarnya dilihat oleh Tante Mirna dari balik pintu. Tante Mirna
benar-benar bingung dengan apa yang dilihatnya. Ia sebenarnya ingin
segera memasuki kamar itu namun ia segera menyadari bahwa hal itu dapat
memperburuk keadaan. Beberapa saat kemudian Tante Mirna melihat keduanya
tampak tertidur. Kedua ponakannya itu terkulai lemas dalam keadaan
telanjang. Dengan perlahan ia memasuki kamar itu dan mendekati ranjang
tempat dua ponakannya tertidur lelap.
Ia mulai menatap wajah kedua
ponakannya dengan rasa galau. Mungkin karena aku terlalu sibuk sehingga
hal ini sampai terjadi ucapnya dalam hati. Dengan perlahan ia mulai
menaiki kasur dan mendekatkan badannya pada tubuh Susan. Dipeluknya
gadis ponakannya itu dengan penuh rasa kasih sayang. Melihat tubuh
gadisnya yang sintal dengan buah dada yang ranum membuatnya tersadar
bahwa Susan memang mungkin sudah saatnya dewasa. Benar-benar
kesalahanku, keluhnya.
Randy yang merasa ada orang datang mulai
terbangun. Kelopak matanya terbuka perlahan dan tampak tantenya memakai
daster biru membelakanginya. Lekuk tubuh tantenya tampak indah dalam
keremangan kamar. Dalam keadaan setengah sadar, ia masih merasakan
kenikmatan yang baru saja dilaluinya bersama Susan. Tak terasa beberapa
saat kemaluannya menegang kembali.
Kebutuhan yang mulai mendesak
itu membuat Randy mulai salah tingkah. Tiba-tiba saja ia ingin menyentuh
tubuh tantenya yang berada di hadapannya. Apalagi lekuk tubuh tantenya
terlihat sangat indah. Namun ia sangat takut apabila tantenya marah.
Maka iapun berpura-pura tidur dan memejamkan mata. Dalam keadaan yang
mulai birahi kembali Randy memutar otaknya agar dorongannya tersebut
terpuaskan. Maka dengan pura-pura dalam keadaan tidur Randy menggerakan
badannya untuk dapat memeluk tubuh tantenya.
Tante Mirna yang
merasa tubuh Randy bergerak segara membalikkan badan dan memeluk tubuh
Randy. Buah dadanya yang hanya dibalut daster biru terasa menyentuh
bagian muka Randy. Tante Mirna pun mulai membelai kepala Randy dengan
penuh kelembutan. Diperhatikan ponakan laki-lakinya dari atas kepala dan
turun ke bawah. Pasti banyak yang naksir, ucap tante Mirna dalam hati
melihat kepolosan wajah ponakannya itu.
Tiba-tiba wajah Tante
Mirna memerah. Tak sengaja matanya menyapu penis Randy yang agak
menegang. Ia berusaha menenangkan diri bahwa yang dihadapannya adalah
keponakannya sendiri. Namun jantungnya semakin berdebar-debar. Apalagi
diusia yang telah memasuki usia tiga puluh tahun ini ia belum pernah
disentuh laki-laki. Kebutuhan seksualnya selama ini ia alihkan dengan
menyibukkan diri pada pekerjaan. Sebagai wanita matang, selama ini ia
belum pernah melihat tubuh laki-laki dewasa dalam keadaan telanjang.
Tubuh Randy pun juga mulai mekar di usia enam belas tahun itu. Tiba-tiba
kepala tante Mirna terasa agak berkunang-kunang.
Tanpa sadar
tangan Tante Mirna mulai bergerak mendekati batang penis Randy. Dengan
perlahan-lahan agar Randy tidak terbangun, Tante Mirna mulai menyentuh
batang penis Randy. Terasa hangat dan agak keras. Dibelai-belai batang
penis itu dengan penuh kelembutan. Ia membayangkan andai saja batang
penis itu mendesak-desak di lubang kemaluannya. Matanya mulai terpejam.
Tanpa sadar tangannya yang sebelah meremas buah dadanya sendiri. Terasa
ada cairan hangat mengalir di dalam kemaluannya. Mau tidak mau Tante
Mirna mengakui bahwa ia mulai terangsang setelah menyentuh batang penis
Ponakannya.
Tiba-tiba saja tangan Randy bergerak. Rasa kaget itu
membuat Tante Mirna menghentikan sentuhannya. Ia memejamkan mata sambil
berbaring dalam keadaan memeluk ponakannya. Harapannya adalah Randy
menganggapnya tidur.
Merasakan apa yang baru saja dilakukan
tantenya terhadap penisnya, Randy menjadi berani. Dibukanya ritsluiting
atas daster tantenya. Tampak di depan matanya buah dada yang lebih besar
dari kepunyaan Susan. Tampak pula tonjolan mungil puting Tante Mirna
yang berwarna merah kecoklat-coklatan. Randy sudah tidak sabar. Ia
langsung mengulum puting susu tantenya yang sudah mulai menegang itu.
Buah dada tantenya pun mulai terasa mengeras.
Tante Mirna
kebingungan dengan apa yang dilakukan ponakannya itu. Sekilas hampir
saja ia beranjak bangun. Seharusnya ia menegur yang dilakukan ponakannya
itu. Tapi jangan-jangan ia tahu apa yang tadi kulakukan, pikir Tante
Mirna. Ia menjadi takut sendiri kalau hal itu benar-benar terjadi. Pasti
bisa memalukan dirinya jika ponakannya melapor pada mamanya.
Akhirnya
dengan pasrah, Tante Mirna tetap berpura-pura tidur. Apalagi sentuhan
lidah Randy pada putingnya membawa kenikmatan yang luas biasa. Bahkan ia
mulai menikmati sepenuhnya ketika kuluman Randy disertai gigitan kecil.
Tante Mirna pun mengigit bibir karena cumbuan ponakannya.
“Ssshh..”,
tanpa sadar Tante Mirna mendesah penuh kenikmatan saat Randy mengulum
puting buah dadanya. Ia pun memegangi kepala ponakannya dengan penuh
kelembutan seperti tidak boleh membiarkan aktivitas itu berhenti.
Kesadarannya mulai kabur dan seluruh sendi tubuhnya menjadi sangat
lemas.
Randy tahu bahwa tantenya berpura-pura tidur. Ia juga tahu
kalau tantenya benar-benar menikmati semua yang dia lakukan pada tubuh
tantenya itu. Hal ini semakin membangkitkan keberaniannya. Ia segera
membuka daster Tante Mirna sambil terus mengulum puting serta
meremas-remas tubuh Tante Mirna. Dijilatinya seluruh tubuh tantenya.
“Enghh..,
ahhng.., ahh.., nggssh”, Tante Mirna mendesah tanpa mampu menahan apa
yang dilakukan ponakannya tersebut. Tubuhnya seperti tidak mau berhenti
dijilati. Saat ini dia hanya ingin terus disentuh dengan penuh
kemesraan.
Napas Randy mulai ngos-ngosan. Kebutuhannya untuk
memuaskan dorongan kebutuhannya membuat ia segera membuka celana dalam
Tante Mirna. Pemandangan bulu-bulu halus di sekitar kemaluan tantenya
membuat Randy semakin bernafsu. Diarahkan batang penisnya ke dalam
selangkangan tante Mirna.
“Sleep!”, Batang Penisnya pun telah
masuk ke dalam lubang kemaluan tantenya. Tante Mirna merasakan tubuhnya
dimasuki sesuatu yang terasa luar biasa enaknya. Matanya terpejam sangat
dalam. Tubuhnya mulai merespon gerakan naik turun Randy. Nafasnya tidak
teratur dipenuhi dengan dorongan nafsu yang mulai tinggi.
“Aahh..,
esshh.., ahh”, Tante Mirna mulai mengerang kenikmatan. Ia pun memegangi
pantat Randy untuk membantu gerakan naik turun. Mendengar suara
desahan-desahan Susan pun terbangun. Ia sedikit terhenyak melihat tubuh
tantenya dalam keadaan telanjang ditindih oleh Randy. Dilihatnya Randy
dengan penuh nafsu menyetubuhi Tante Mirna. Susan pun agak bingung bahwa
Tantenya itu justru merepon dengan desahan-desahan. Tangan Randy
memegangi paha Tante Mirna dan pinggangnya terus bergerak di sela-sela
selangkangan tantenya itu. Melihat adegan sepupu serta desahan tantenya
dalam ruangan yang remang-remang ini membuat Susan mulai terangsang.
Tanpa
sadar Susan mendekati wajah tantenya itu. Diciumnya bibir Tante Mirna.
Tante Mirna pun dalam keadaan yang sudah di awang-awang segera merespon
ciuman itu dengan lumatan yang penuh birahi. Randy sudah asyik dengan
aktivitas maju-mundur untuk meningkatkan kenikmatannya.
“Eng..,
ssh.., nikmat.., Ran”, desah Susan sambil disela-sela ciumannya dengan
Tante Mirna. Penis Randy terasa semakin tersedot-sedot. Suara kecepak
kecepok menjadi semakin keras dan berirama sering dengan gerakan Penis
Randy memasuki liang vagina Tante Mirna.
Susan semakin larut
dengan permainan tante dan sepupunya itu. Vaginanya pun telah menjadi
basah karena terangsang melihat adegan sepupu dan tantenya itu. Kepala
Susan kemudian bergerak turun. Bibirnya mengulum puting dan tangannya
meremas-remas buah dada tantenya.
“Enghss.., enghh..,
terusshhin.., engshh”, Tante Mirna semakin merasa terbang di
awang-awang. Gerakan Randy membuat vaginanya terasa sangat nikmat.
Jilatan lidah Susan pada putingnya semakin membuat nafsunya
menjadi-jadi. Nafasnya menjadi semakin tidak teratur. Cumbuan kedua
ponakannya memenuhi kebutuhan seksualnya yang sudah tertahan belasan
tahun. Tubuhnya pun ikut maju-mundur seiring dengan gerakan Randy. Ia
pun semakin mempererat pelukannya pada Randy. Gerakan maju-mundur Randy
diimbangi dengan gerakan bergoyang-goyang oleh Tante Mirna. Aktivitas
ini membuat ia merasa ada sesuatu yang mendesak. Tante Mirna semakin
mempercepat goyangannya. Ia memeluk Randy sangat erat sambil terus
mengoyangkan pinggulnya dengan cepat. Tiba-tiba tubuh Tante Mirna
menegang dan vaginanya berdenyut-denyut seperti meledakkan sesuatu. Ia
merasa tubuhnya hancur berkeping-keping dalam kenikmatan.
“Ran..,
ganti aku aja.., Tante udah lemas tuh”, ucap Susan tanpa malu-malu. Ia
segera mengangkangkan kakinya. Nafsunya sudah memuncak dan harus
dipenuh. Seluruh bagian tubuhnya seperti menuntut untuk dicumbui.
Randy
pun menarik penis dari kemaluan tantenya yang telah terkulai itu.
Diarahkannya batang kemaluannya itu ke arah lubang kemaluan Susan yang
telah mengangkang itu. “Sleep!”, Penisnya langsung terasa
tersedot-sedot. Ditindihnya tubuh sepupunya itu.
Mereka sudah
dikuasai oleh birahi yang tak tertahankan. Kebutuhan itu saling
memuaskan membuat tidak ada lagi kecanggungan diantara mereka. Randy
menciumi buah dada Susan sambil pinggang melakukan gerakan naik turun.
Susan melingkarkan tangannya pada punggung Randy.
“Enghh
terusshh.., Ran.., masukin terus.., enggsshh”, desah Susan sambil
matanya masih terus terpejam. Dengan perlahan Randy menarik tubuh Susan
agar duduk di atas pinggang Randy. Posisi ini semakin membuat penis
Randy lebih bisa masuk lebih dalam lagi. Tangan Randy memegangi pantat
sepupunya itu. Susan juga merasa vaginanya terisi lebih penuh oleh
batang kemaluan Randy.
Randy semakin merasa penisnya disedot-sedot
oleh kemaluan sepupunya. Susan yang berada di atas tubuh Randy mulai
menggerakkan bandannya. Keduanya telah larut dalam gerakan berirama.
Randy semakin memperdalam gerakannya pada selangkangan sepupunya. Susan
pun mencontoh gerakan tantenya dengan menggoyang-goyang pinggangnya.
“Enghh..,
terus.., Ran.., Enghh enaahkk”, mata Susan terpejam dan bibirnya
mendesah. Randy terus menggerakan pinggangnya semakin cepat. Goyangan
Susan pun menjadi samakin cepat pula. Kedua tubuh itu telah menyatu
dalam kebutuhan yang tak tertahankan. Vaginanya terasa semakin
berdenyut-denyut oleh sodokan-sodokan penis sepupunya itu.
“Lebihh
kerashh.., enghh lagi”, Susan merasakan tubuhnya akan meledak. Gerakan
keduanya menjadi semakin cepat dan keras. Tiba-tiba saja tubuh keduanya
menegang secara bersamaan tanda mereka mencapai puncak kenimatan
bersamaan. Beberapa saat kemudian ketiganya sudah tertidur pulas dalam
keadaan telanjang
Peristiwa semalam tampaknya dianggap seperti
tidak pernah ada oleh Tante Mirna. Saat makan pagi, tante Mirna tampak
berusaha bersikap santai.
“Ran, kamu mau kemana hari ini”, tanya Tante Mirna sambil mengoleskan
mentega pada roti tawarnya. Ia sudah mengenakan busana kerja. Blus krem
dan rok span abu-abu.
“Mungkin ke toko buku, ada novel Shedney Shieldon yang baru”, ucap Randy
sambil berpura-pura membaca koran. Ia masih sungkan dengan Tante Mirna
mengingat apa yang dilakukannya semalam. Ia takut kalau sampai Tante
Mirna lapor ke mamanya. Bisa-bisa aku dibunuh oleh Papa, pikirnya.
“Kalau gitu ini buat beli novelnya”, ucap Tante Mirna sambil menyodorkan
dua lembar uang lima puluh ribuan. Randy pun mendongakan kepalanya
sambil terheran-heran. Dilihatnya Tante Mirna mengangguk. Tanda ia harus
menerima uang itu.
“Makasih ya, Tante”, ucap Randy sambil menyorongkan badannya memeluk Tante Mirna, Merekapun berangkulan erat.
Tiba-tiba Tante Mirna berbisik”, Yang tadi malem jangan kasih tau siapa-siapa ya, Ran”.
“Iya, Tante”. Kemaluan Randy terasa mengeras.
“Terus kalau Randy takut tidur sendirian, tidur di kamar Tante aja ya”,
ucap Tante Mirna dengan nada datar. Ia tidak mau Randy menangkap
keinginannya. Namun bagi Randy kata-kata itu seperti undangan yang
sangat jelas maksudnya.
Randy pun sedikit melonggarkan pelukannya
dan melihat wajah Tante Mirna tampak agak memerah. Hasrat untuk
melakukan aktivitas seperti semalam menggelegak dalam dirinya. Tanpa
sadar diciumnya bibir Tante Mirna. Pertama lembut namun kemudian semakin
ganas. Kebutuhannya mulai tak tertahankan. Tante Mirna sempat gelagapan
dengan apa yang dilakukan oleh Randy. Ia tidak mengira Randy sudah
berani terang-terangan. Namun sekian detik kemudian ia mulai membalas
ciuman itu. Mereka saling melumat lidah dan menghisap. Ia bahkan
membiarkan tangan Randy membuka kancing blusnya. Tangan Randy segera
menyisihkan BH dan meremasi buah dadanya. Semakin lama buah dada itu
terasa mengeras.
“Sudah, Ran. Tante mau ke kantor”, ucap Tante
Mirna sambil berpura-pura tidak mau. Namun tampaknya Randy tidak peduli.
Ia mulai menciumi leher tante Mirna dengan lembut. Tangannya yang satu
bahkan mulai mengangkat span abu-abu itu hingga celana dalam tante Mirna
terlihat. Tangan Randy pun mulai menggerayangi sesuatu yang ada di
balik celana dalam itu.
“Ash.., neghh, udah, Ran”, desah Tante
Mirna. Ia tidak ingin terlambat. Tender proyek dua M itu bisa hilang,
pikir tante Mirna. Namun apa yang dilakukan ponakannya ini benar-benar
terasa nikmat. Akhirnya ia membalikkan badan dan segera menurunkan
celana dalamnya.
“Udah, Ran dari belakang aja”, ucap Tante Mirna sunguh-sungguh. Rani,
teman kantornya, pernah mengatakan kalau pria bersetubuh lewat belakang
akan cepat ejakulasi. Paling tidak ia masih sempat merasakan
persetubuhan dan tidak terlambat ke kantor.
Kesempatan itu tidak
disia-siakan Randy. Dipelorotkannya celana pendeknya. Batang penisnya
tampak sudah sangat tegang. Perlahan diarahkannya penisnya ke vagina
Tante Mirna. “Slepp!”, Penis Randy mulai memasuki lubang kemaluan Tante
Mirna. Lututnya seperti hampir copot ketika penis itu masuk ke dalam
lubang vagina Tante Mirna. Tante Mirna juga segera merasa lemas. Ia pun
segera menahan badannya pada sandaran sofa. Posisinya seperti orang yang
akan naik kuda.
“Eenghh.., nikmat, terusshh”, desah Tante Mirna
sambil memejamkan mata. Randy memegangi pinggang tantenya dan terus
menyodok-nyodokan penisnya ke vagina Tante Mirna. Penisnya terasa
seperti dipijat-pijat dan disedot-sedot. Ia kemudian ikut membungkukkan
badan agar tangannya dapat meremas buah dada Tante Mirna yang ranum
menggantung.
Gerakan mereka makin lama makin cepat. Tante Mirna
sudah tertelungkup di sandaran sofa dan Randy menyetubuhinya dari
belakangnya. Kenikmatan itu semakin membuat ia lupa urusan kantornya.
“Terusshh, Ran.., enakk”, desah Tante Mirna.
Beberapa saat
kemudian Randy mempercepat gerakannya. Ia memeluk erat tubuh Tante Mirna
namun pinggangya masih melakukan gerakan maju-mundur. Tiba-tiba
tubuhnya mengejang sambil penisnya disorongkan secara mendalam ke lubang
kemaluan Tante Mirna. Ia telah sampai di pucak kenikmatan. “Cret..,
cret.., cret”, sperma Randy membasahi lubang kemaluan Tante Mirna. Ia
kemudian menarik penisnya dan segera menjatuhkan badannya ke sofa.
Tante
Mirna segera menaikkan celana dalamnya dan merapikan blus serta rok
mininya. Dilihatnya ponakannya memandang dengan mesra. Tampaknya
kecanggungan diantara mereka sudah luntur dan berganti hubungan dua
lawan jenis yang saling membutuhkan. Tante Mirna pun mau tidak mau mulai
mengakui bahwa ia tidak lagi melihat Randy sebagai ponakannya namun tak
lain sebagai pria yang mampu memberikan kepuasan seksualnya.
“Udah,
ya Tante ke kantor dulu”, ucap Tante Mirna sambil mendekati Randy.
Mereka berciuman dengan mesra seperti seorang kekasih. Setelah melihat
jam di dinding, Tante Mirna segera beranjak ke garasi. Ia sudah
terlambat sepuluh menit. Tak lama kemudian deru suara mobil pun berbunyi
dan semakin lama semakin menghilang. Randy pun segera memakai celananya
dan tertidur di sofa.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment