Judi Bola Online - Pengalamanku Mengenal Seks Pertama Kali - Kisah ini murni pengalaman pribadiku mengenal seks pertama kali yang
kualami saat aku baru naik kelas 2 SMU di sekolah. Namaku Adi anak ke-4
dari 8 bersaudara, waktu itu liburan kenaikan kelas baru saja dimulai
dan biasanya selalu aku rayakan bersama teman-temanku dengan acara
seperti berkemah di pantai atau menelusuri hutan lindung yang berjarak
puluhan kilo dari kota kediamanku.
Judi Bola Terbaik - Tapi saat liburan ini hal tersebut diatas tidak dapat kami lakukan
karena sebagian besar teman-teman dekatku itu menghabiskan liburan
mereka keluar kota / pulau (kotaku berada dipulau Kalimantan) sehingga
aku putuskan untuk menghabiskan liburan kerumah nenekku di kampung
(kira-kira 143 Km dari kotaku).
Setelah menempuh perjalanan selama 1 hari sampailah aku dirumah nenekku,
waktu itu sekitar jam 4 sore. Ternyata disana sudah ada beberapa
sepupuku dari kota yg lain yang juga akan merayakan liburan mereka
selama kurang lebih 2 mingguan, umur mereka rata-rata antara 8 – 12
tahun. Yang paling besar namanya Yuli (anak sulung dari adik mamaku,
ketiga adiknya laki-laki semua) berwajah manis dengan hidung yang
mancung dan kulit tubuh putih mulus, walaupun baru kelas 1 SMP tetapi
badannya sudah padat berisi dan mulai berbentuk bahenol montok.
Kejadiannya
yang akan aku ceritakan di situs critasex.live ini bermula ketika kami
bersama-sama mandi sore (sekitar jam 5-an) di sungai kecil yang dangkal
(kira-kira 100 m dibelakang rumah nenek) saat itu secara tidak sengaja
aku melihat kearah Yuli yang sedang membetulkan kain kembannya yang
kendur, betapa kagetnya aku begitu terlihat selintas susu Yuli yang
mulai ranum dengan puting yang kemerah-merahan (karena kulit Yuli sangat
putih dan mulus). Aku merasakan kontolku langsung ngaceng dan keras
(maklum, untuk umurku saat itu memang sedang tegangan tinggi), lalu aku
berfikir keras mencari cara untuk mendekati Yuli (kami sudah lama tidak
bertemu, sehingga kurang akrab).
Ketika aku tengah melamunkan
hal-hal jorok tiba-tiba Yuli berteriak “Aduh !” dan secara reflek aku
menoleh kearahnya ternyata dia terpeleset saat berjalan dipinggir sungai
dengan segera aku berlari kearahnya untuk menolongnya (saat itu
sepupu-sepupuku yang lain sedang asyik bermain air sambil mandi sekitar
15 m jaraknya). “Ada apa Yuli ?” tanyaku, “Aku terpeleset Bang waktu
hendak naik dari sungai ” jawabnya sambil meringis menahan sakit. Aku
langsung membopong tubuhnya ke tempat permandian yang terbuat dari papan
seluas 3 m persegi, lalu membantu mengurut kakinya yang keseleo.
Pertama kali aku memijit kakinya Yuli berteriak kecil “Aduh! sakit
Bang!”, “Oke.. oke.. aku akan memijitnya pelan-pelan” sahutku.
Kemudian
aku mengendurkan pijitanku di sekitar kakinya, sambil terus meringis
Yuli memejamkan matanya menahan sakit “Wah, kesempatan untuk mengintip
nih!” fikirku sambil melotot kearah susu Yuli yang mulai berbentuk dan
yang lebih menggairahkanku kain kembannya yang basah membuat susunya
samar-samar terlihat jelas dan membayang. Semakin lama semakin asyik aku
memijiti kakinya sementara itu Yuli cuma tinggal memejamkan matanya
saja tetapi suara rintihannya sudah tidak terdengar lagi. Perlahan-lahan
aku mulai menggeser pijatanku dari engsel kakinya kearah betis dan
terus keatas betis tepat dibelakang engsel lututnya “Wah, putih benar
kulitnya mana mulus lagi..” fikirku sambil menelan ludah. Sekarang
gerakan tanganku bukan memijit lagi tetapi telah berubah jadi
mengelus-elus, sementara Yuli semakin terpejam dan samar-samar kudengar
suara nafasnya semakin tidak beraturan “Sudah terangsang dia..” fikirku.
Tiba-tiba
sepupu2ku yang tadi asyik mandi sudah berada didekat kami “Ada apa Bang
Adi? Kenapa dengan kaki Kak Yuli?” tanya mereka lugu, aku dengan cepat
menurunkan tanganku kembali kearah engsel kaki Yuli. “Ini, tadi dia
terpeleset di tepi sungai dan kakinya keseleo jadi abang bantu
membawanya kesini dan memijat kakinya” jawabku enteng. Kulihat raut
wajah Yuli yang menunjukkan sedikit kekecewaan karena terganggu oleh
adik2nya. Kemudian kami beranjak pulang karena hari sudah mulai malam,
dengan agak terpincang Yuli berjalan sambil berpegangan denganku.
Malam
itu aku tidur larut sekali karena keasyikan ngobrol dengan kakek dan
pamanku, ketika masuk kekamar tamu kulihat sepupu2ku (yang laki-laki)
sudah tidur semua tetapi tidak beraturan sehingga aku tidak melihat ada
ruang untuk aku tiduri. Kemudian aku keluar kamar berniat tidur di ruang
TV, tiba-tiba terdengar suara kakekku yang bertanya mengapa aku tidak
tidur di kamar tamu setelah aku jelaskan beliau menyuruhku untuk tidur
dikamar nenek bersama nenekku (Kakekku punya kamar sendiri bersebelahan
dengan kamar nenek).
Pertama-tama aku tidak melihat dengan siapa
nenek tidur diatas ranjangnya karena lampu kamar yang sudah dimatikan
dan hanya bercahayakan lampu teplok (nenekku selalu tidur dengan lampu
minyak tanah yang digantung di dinding kamarnya), aku langsung
merebahkan diri dilantai yang beralaskan tikar dengan sebuah bantal itu.
Sekitar sepuluh menit saat akan terlelap tiba2 aku melihat ada yang
berdiri dari ranjang nenekku menuju keluar untuk buang air kecil.
Setelah
kembali baru aku tahu bahwa yang keluar barusan adalah Yuli sepupuku
“Kebetulan nih..” fikirku, seketika itu pula hilang rasa kantukku dan
secara perlahan-lahan dengan setengah berbisik aku bertanya “Gimana Yuli
kakimu, masih sakit?” “Eh Bang Adi, belum tidur Bang?” Yuli balik
bertanya. “Iya nih, aku baru saja selesai ngobrol sama kakek dan paman.
Jadi keadaan kakimu gimana?” lanjutku bertanya. “Masih sedikit sakit
Bang, tapi agak mendingan setelah diolesi nenek dengan minyak urut”
jawabnya. “Coba sini aku bantu pijiti” kataku asal, “Memangnya abang
belum pengen tidur?” tanyanya “Iya, sekalian nungguin mataku ngantuk”
jawabku sekenanya. “Tapi pelan2 ya Bang?” “Iyaa..” jawabku bersemangat.
Dengan posisi aku di lantai dan Yuli berbaring diatas ranjang (nenekku
sudah lama terlelap) aku memulai aksiku seperti tadi sore.
Tapi
untuk saat ini aku tidak berlama-lama memijit bagian kakinya yang sakit,
karena utk sesaat kemudian tanganku sudah berada tepat dibelakang lutut
Yuli dengan gerakan membelai bukan memijit. “Mmmh. geli Bang.” ujar
Yuli sambil terpejam, aku hanya diam. Sekitar sepuluh menit kemudian
kudengar nafasnya sudah mulai tak beraturan, lalu aku mulai berani
menaikkan sasaran tanganku kearah pahanya yang putih mulus (saat itu dia
hanya mengenakan celana pendek yang agak longgar). Yuli kembali
mendesah lirih “Sshh..” sementara kedua tanganku semakin gila
menggerayangi kedua pahanya yang semakin terbentang lebar.
Untuk
sesaat kami masih sibuk dengan aktifitas yang mulai memanas itu, lalu
aku berinisiatif untuk menyuruhnya turun dari atas ranjang “Coba dibawah
saja Yuli sama Abang, nanti mengganggu nenek” ajakku setengah berbisik.
Ia hanya mengangguk lemah menanggapi ajakanku sambil turun kebawah
secara perlahan-lahan. Begitu Yuli mulai merebahkan tubuhnya
disampingku, aku mulai melanjutkan aksiku yang terhenti sejenak tadi.
Semakin keatas tanganku, semakin cepat pula dengusan nafas Yuli
terdengar.
Tanpa ragu-ragu aku mulai menyentuh bagian pinggir
celana dalam Yuli dengan jemariku, sesaat kemudian jari-jariku sudah
tepat berada dibagian depan cd-nya “Ahhh.” terdengar dengusan lirih yang
panjang dari Yuli dengan mata yang tetap terpejam. Kurasakan cairan
kental yang mulai membanjiri celana dalamnya semakin banyak. Ketika
kulihat mulutnya sedikit terbuka, dengan reflek aku langsung menyumbat
mulutnya dengan mulutku “Ehh.!” serunya dengan mata melotot menatapku
sambil melongo. Aku terus memainkan lidah dan bibirku didalam mulutnya
sekenanya (maklum aku juga belum pernah berciuman dengan seorang gadis),
sejenak Yuli terperangah. tetapi semakin lama kulihat matanya semakin
redup karena merasakan dua sensasi kenikmatan di dua tempat yang berbeda
(bibir dan vaginanya).
Kurasakan mulutnya mulai bergerak
bersamaan dengan lidahnya, menyambut liarnya lidahku yang menari bebas
didalam mulutnya “Mmmmhhhh. sshhhhhh.” bunyi nafas kami bersamaan yang
sedang didera libido hebat. Sekarang aku mulai menjilati bagian leher
Yuli yang jenjang hingga kebelakang telinganya (foreplay ini kuketahui
dari film2 bokep yang sering aku lihat bersama teman-temanku) seiring
dengan pelukannya yang semakin erat melingkari tubuhku, aku semakin
liar. sesudah beberapa kali lidahku bolak-balik menjilati leher dan
telinganya segera kuangkat baju kaos oblong Yuli yang sudah acak2an
dengan maksud membukanya. Agak susah juga karena baju yang dipakainya
agak sedikit ketat dan ketika aku berhasil membukanya. ups!! Ternyata
dia tidak memakai BH! Sejenak aku tertegun menyaksikan pemandangan indah
dua bukit kembar yang sedang mekar dan mulai mengeras dihadapan mataku
dengan kedua puting yang merah menantang seolah-olah mengundangku untuk
mencicipinya.
Dengan wajah malu2 Yuli menutupi kedua susunya
dengan tangannya, tak kubiarkan lama.. segera kuserang lagi bibir mungil
yang tersaji indah disampingku dengan hebat. Hingga perlahan-lahan
mulai kuturuni leher Yuli jengkal demi jengkal hingga. mulutku tepat
bersarang di puncak bukitnya yang sebelah kiri!
“Ahhh.!” seru Yuli merasakan rasa geli bercampur nikmat di kedua puting
susunya ketika lidah dan mulutku secara bergantian menjilat dan menyedot
kedua bukit kembarnya dengan rakus. Sementara mulutku sibuk, tanganku
mulai menyusup dari atas celana dalamnya kepermukaan vaginanya.
Kurasakan bulu-bulu halus yang masih jarang tumbuh disana, lalu dengan
perlahan-lahan kumasukan jari tengahku ke liang vaginanya yang masih
sempit itu.
Kugesek ke kanan dan kiri ujung jariku dipermukaan
vaginanya “Ohhh. ahhh. mmmmmhh.” dengusan Yuli semakin tak terkendali,
sesaat kemudian. “Aku mau kencing Banghh.” ucapnya lirih. Aku hanya diam
sambil mempercepat sedotan mulut dan gesekkan jari tanganku di kedua
daerah sensitifnya, lalu. “Ahhh. ahhh. mmmmmhgh.” secara tiba-tiba Yuli
mengejang sambil tubuhnya terangkat tinggi keatas. untuk beberapa detik
kemudian terhempas kebawah secara cepat “Dug..” bunyi pantatnya yang
montok ketika terhempas kelantai. Aku rasakan jepitan yang lumayan keras
di liang vaginanya pada jariku dan berdenyut-denyut kurang lebih 10
detik lamanya “Dia sudah orgasme nich.” fikirku sambil menghentikan
seranganku kemudian menatapnya dengan tersenyum.
“Gimana yang, enak nggak?” tanyaku setengah berbisik, dia hanya
mengangguk sambil tersenyum puas dengan kedua matanya masih terpejam.
Kemudian secara tiba-tiba Yuli merengkuhku kedalam pelukannya sehingga
kami sekarang saling berpelukan kembali dengan posisi aku diatas dan dia
dibawahku. “Enak Bang, enaaak sekali.” bisiknya ditelingaku sambil
mempererat pelukannya.
Yuli tidak peduli lagi akan keadaannya yang
sudah setengah bugil pada bagian atas, dia seolah-olah tidak akan
melepaskanku lagi “Aduh. gue nanggung nih.” fikirku sambil
membelai-belai rambut Yuli yang hitam sebahu itu dan mengecup keningnya.
Tapi kalo aku mulai lagi sekarang aku takut Yuli nggak merasakan
sensasi sehebat yang tadi, jadi aku biarkan dia beristirahat sejenak.
Setelah kurang lebih sepuluh menit kurasakan pelukannya mulai mengendur
lalu kuperhatikan wajahnya yang cantik secara seksama, “ah.. sudah
tertidur dia..” gumamku setelah terdengar dengkur halus yang teratur
keluar dari hidungnya yang mancung. Perlahan-lahan kulepaskan diriku
dari pelukannya lalu kuusap batang kontolku yang belum mati2 dari tadi,
kubuka sedikit kaki Yuli yang sedang tidur terlentang dan tanganku mulai
beraksi mempereteli celana pendek dan celana dalamnya secara bergantian
sehingga tebentanglah pemandangan indah tubuh seorang gadis belia yang
sedang mekar-mekarnya dihadapanku.
Dengan sedikit tergesa-gesa
akupun mulai menanggalkan seluruh pakaianku, lalu pelan-pelan kuarahkan
kepala kontolku ke liang vagina Yuli yang masih merah dan berbulu jarang
itu.
Begitu hati-hati kugesek-gesekan kepala kontolku ke vagina Yuli dengan
gerakan keatas dan kebawah, semakin lama kurasakan semakin banyak lendir
licin dari liang vagina Yuli yang membasahi kepala kontolku. Tapi saat
hendak kutekan kedalam kurasakan liang vagina Yuli yang terlalu sempit
untuk ukuran kontolku dan agak sedikit sakit di kepala kontolku, “kalo
aku jebol perawannya sekarang berabe nih, soalnya nanti darahnya akan
membasahi tikar dikamar nenek” fikirku.
Kuputuskan untuk tidak
memasukkan kontolku terlalu dalam, hanya sepertiganya saja. Setelah agak
lama dan dengan bersusah payah kutekan, kurasakan batang kontolku sudah
terbenam sepertiganya kedalam liang vagina Yuli lalu kupompa pantatku
naik turun secara teratur dan perlahan-lahan. Mulanya agak seret dan
sempit tetapi lama-kelamaan sudah mulai lancar “mmhhhh. ” dengusku
sambil memperhatikan wajah cantik Yuli yang masih tertidur pulas. Makin
lama nafsuku makin tidak terkendali sehingga gerakan pantatku semakin
cepat, tiba2 Yuli terbangun. “Bang.!” serunya tertahan begitu melihat
tubuhku sudah berada diatas tubuhnya dalam keadaan telanjang bulat
dengan batang kontolku menghunjam diselangkangannya.
Tanpa
menghentikan gerakan pantatku segera kulumat mulutnya yang sedikit
terbuka dan. yess! Usahaku berhasil! Semakin lama kulihat matanya mulai
meredup kembali dan tubuhnya mulai bergoyang kekanan dan kekiri
mengimbangi gerakan tubuhku, aku semakin bernafsu. “ahhh. ohhhh.”
desisnya perlahan. Untuk semakin membuatnya bernafsu kuarahkan jilatanku
ke leher dan bawah telinga Yuli lalu yang terakhir kukulum dan sedot
secara bergantian kedua bukit kembarnya yang putih dan mulus sambil
kuselingi dengan jilatan2 cepat “mmmhhhhh.. ” serunya lirih semakin
bernafsu.
Setelah kurang lebih sepuluh menit kemudian. “Banghh.
aku mau kencing lagihh.” ucapnya lirih tapi tidak kujawab malah semakin
kupercepat gerakan memompaku diatas tubuhnya karena kurasakan juga
sesuatu dari dalam kontolku yang akan melesak keluar. “Ahhh. uhhh.”
desahan Yuli semakin liar seiring dengan gerakan pantatnya yang semakin
kuat sehingga tanpa disadari posisi kami sekarang sudah mepet didinding
kamar nenek, aku juga nggak mau kalah pompaan pantatku diatas tubuhnya
semakin liar bahkan menjurus kasar. Lalu tiba-tiba Yuli memelukku serta
mengangkat pantatnya tinggi-tinggi secara reflek aku juga mengangkat
pantatku untuk menjaga agar batang kemaluanku tidak terlanjur menjebol
keperawanannya dan. “aaaaaaahhhh.” desahnya panjang ketika mengalami
orgasme hebat untuk kedua kalinya, kurasakan denyutan vagina yang sangat
kuat pada kepala kontolku yang sedang berada didalamnya membuat sensasi
kenikmatan yang tidak terhingga pada diriku sehingga tanpa dapat
kutahan secara tiba-tiba batang kontolku berdenyut keras lalu.
“aaahhhh.. ” crot.! crooott. crooot! Cairan spermaku juga menyusul
menyembur dengan keras kedalam liang vagina Yuli membasahi rongga
kemaluannya yang juga sudah penuh dengan lendir sehingga cairan spermaku
ada yang meleleh keluar.
Kupeluk erat tubuh Yuli yang sudah
bermandikan keringat, untuk beberapa saat lamanya kami berpelukan sambil
terpejam dengan sepertiga batang kemaluanku tertancap di vaginanya. Ada
sekitar lima sampai enam kali semprotan kurasakan dari ejakulasiku tadi
yang membuat liang vaginanya terasa becek, kemudian kucabut batang
kontolku yang sekarang terlihat kemerah-merahan karena jepitan vagina
Yuli yang masih perawan itu. Kuambil celana dalamku yang tergeletak
disamping tubuhnya lalu kuusapkan disekitar liang vaginanya untuk
membersihkan lelehan air maniku agar tidak tumpah ke atas tikar nenek,
sekilas baunya seperti aroma pemutih pakaian. “Tadi abang kencing
didalam memek Yuli ya?” tanyanya pelan, aku lalu tersenyum “Itu bukan
kencing Yuli, tapi sperma abang. itu tandanya abang sudah sampai di
puncak kenikmatan sama seperti kamu” jawabku sambil membetulkan posisi
badanku. Kemudian kukecup lembut bibirnya lalu berkata “Terimakasih
sayang, memekmu sangat enak” lalu dipeluknya aku seraya berbisik
“Sama-sama Bang, punya Abang juga enaaak banget nanti setiap malam kita
begini lagi ya Bang?” ujarnya lirih sambil tersenyum manis sekali.
Malam
itu kami tertidur sambil berpelukan sampai terbangun sekitar jam
setengah empat pagi saat ayam mulai berkokok, kemudian kami berpakaian
kembali dan merapikan diri agar tidak ada orang dirumah nenek yang
curiga atas kejadian tadi malam.
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment