Agen Bola Terpercaya - Tubuh Mulus Istri Tetangga Cantik Dan Menggoda - Panggil saja namaku Erik, aku sudah mempunyai istri yang bernama Hesti.
Setahun kami menikah kami masih belum dikasih momogan, mungkin juga
disebabkan karena kesibukan kita masing-masing jadi kita sedikit
menyisihkan urusan tentang momongan. Namun dibalik kita yang belum
mempunyai momongan, hubungan keluargaku tetap saja harmonis.
Agen Bola Terbaik - Namun untuk urusan sex, sekarang aku jarang mendapatkan servis yang
memuaskan dari istriku. Mungkin karena dia terlalu sibuk dengan urusan
kantornya,karena istriku baru saja diangkat sebagai manajer diperusahan
tempatnya bekerja. Karena itulah timbul dalam hatiku kalau aku ingin
mencari seorang pelarian untuk memuaskan nafsu birahiku yang selalu saja
tak terlepaskan.
Setelah sejenak kuputar otakku untuk mencari
siapa wanita yang cocok untuk kujadikan pelarian, akhirnya aku ingat
kalau aku mempunyai seorang tetangga yang cantik dan juga bodinya sangat
menggoda. Namanya Risya, dia isti dari seorang pelaut yang kupiir dia
juga kesepian karena jarang dibelai oleh suaminya yang pulang hanya
sebulan dalam setahun. Ditambah lagi Risya juga belum mempunyai anak, ia
pasti selalu kesepian keka dirumah. Sempet juga kulihat Risya
menggunakan pakaian sangat ketat hingga menunjukkan lekukan tubuhnya
yang sangat indah. Dari luar baju ketatnya, kulihat payudara yang sangat
kencang mengancung keatas hingga membuatku menelan ludah.
Mengingat
tetanggaku yang sangat menggoda itu, aku pun beniat melaksanakan niatku
untuk menjadikannya pelampiasan nafsuku, karena kupikir Risya pasti
juga membutuhkan sentuhan dari seorang laki-laki yang pasti dia
rindukan. Jadi kupkir, Risya gak bakal menolak jika kuajak selingkuh dan
menjadi pelarian nafsu birahi sex ku.
Semakin bertambah hari,
istriku semakin disibukkan dengan urusan kantornya yang semakin lama
membuatnya semakin gak mengurusku. Hal itulah yang membuat tekatku lebih
bulat untuk menjadikan Risya sebagai pelarianku. Setiap pagi aku selalu
menanti Risya lewat depan rumahku, karena setiap pagi pasti Risya
selalu jalan-jalan mungkin sekedar olah raga ringan.
Dan benar,
setelah beberapa saat kunantikan, akhirnya Risya lewat sendirian. Pagi
itu Risya masih mengenakan baju tidur, sehingga gak terlihat tubuhnya
yang bahenol dan molek itu, tapi kulihat suatu garis terlihat dipantat
Risya, seperti garis CD Risya. Setelah kuamati dengan cermat, ternyata
baju tidur yang Risya pakai itu cukup menerawang yang membuat garis dan
bahkan warna CD-nya kelihatan, pagi-pagi burungku udah dibuat tegang
oleh pantat Risya. Tak salah jika kupilih Risya sebagai pelarian
nafsuku, meski dikomplek banyak juga yang seksi-seksi, tapi lebih aman
dengan Risya karena hanya Risya yang ditinggal suaminya.
Pagi itu dengan memberanikan diri, kusapa Risya,
“Pagiii mbak Risya, sendiran ya” ujarku.
“Iyaaa nih pak, biasa pak suami sedang berlayar” jawab Risya.
“Ooowwh..Emang suami kapan pulangnya mbak??” tanyaku lagi.
“Aaaahhh masih lama pak, orang berangkatnya aja baru bulan kemaren kok,
mungkin masih sekitar 7 bulan lagi pak” balas Risya yang membuatku lega,
karena selama 7 bulan aku aman mendekati Risya.
“Ooowwhh begitu ya mbak, apa mbak Risya nggak kesepian ditinggal lama gitu???” tanyaku memancing.
“Yeeaaah aslinya siiihh kesepian pak, namun mau gimana lagi pak, itu sudah resikonya menjadi istri pelaut pak” jawab Risya.
“Aaaahhh aku juga kesepian mbak mesi istriku dirumah, namun dia selalu
sibuk dengan urusan kerjanya mbak” baasku sambil memancing jawaban dari
Risya.
“Aaaahh…Masak siiih pak??” balasnya dan akhirnya kita terus ngobrol
berkelanjutan sampai gak terasa siang sudah datang dan kami pun sekarang
menjadi semakin dekat.
Cantik, seksi dan mengairahkan adalah 3
hal yang membuat ku selalu menyempatkan untuk curi-curi pandang pada
Risya dan gak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk melihat koleksi
pakaian dalamnya yang jalang itu.
Suatu ketika saat aku pulang
dari kantor, aku mampir kemini market dekat kompleks sekedar membeli
makanan instan karena istriku akan pergi selama 3 hari keBandung. Tak
kusangka dimini market itu aku bertemu Risya. Entah kenapa seketika itu
juga jantungku jadi berdegup kencang, apalagi saat kulihat pakaian Risya
yang body-fit, baik kaos maupun roknya. Seluruh lekuk kemolekan
tubuhnya seakan memanggil birahiku untuk naik..
“Hai…Mbak, belanja juga yaa” sapaku.
“Eehhh. . Mas Erik, biasa belanja bulanan” jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya.
“Berat gak sih mbak, punya suami pelaut, sebab aku yang ditinggal istri cuma 3 hari aja rasanya sudah jenuh” tanyaku.
“Waaaah…Mas
baru 3 hari ditinggal saja sudah begitu, apalagi aku. Bayangkan aku
cuma ketemu suami sebulan dalam waktu setahun” jawab Risya.
Aku merasa senang dengan topik pembicaraan ini, dan kuambil inisiatif,
“Kalau begitu biar kubantu bawa belanjaannya” lalu kuambil keranjang belanja Risya.
“Terima kasih, sudah selesai kok, aku mau bayar terus pulang” jawabnya.
“Ooohh…mari kita sama-sama” ujarku.
Segera saja kuambil inisiatif berjalan lebih dulu kekasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Risya.
“Haaa…Sudah bayar berapa nanti kuganti yaaa” kata Risya kaget.
“Aaahh..Sedikit
kok, gak papa sekali-kali aku bayarin susunya, siapa tahu dapat susunya
yang minum, ha-ha-ha” balasku mulai bercanda yang sedikit menjurus.
“Iiiihh. . Mas Erik” jerit Risya malu-malu.
Tapi
kulihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku. Kita
berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan kedalam bagasi, aku
mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Risya mengiyakan ajakanku.
Kami
kemudian makan disebuah resto makanan laut didekat kompleks. Aku sangat
senang karena semakin lama kami menjadi semakin akrab dan Risya juga
mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk ngelaba .
Mulai
dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah
melihat kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat
lebih jauh kedalam Risya seakan memberiku kesempatan. Saat aku menunduk
untuk mengambil garpu yang dengan sengaja kujatuhkan, Risya semakin
membuka lebar kedua pahanya.
Jantungku berdegup sangat kencang
melihat pemandangan indah didalam rok Risya. Diantara dua paha montok
yang putih dan mulus itu kulihat CD Risya yang berwarna merah dan
brengsek, transparan! Dengan cahaya dibawah meja tentu saja aku gak
dapat dengan jelas melihat isi CD merah itu, namun itu cukup membuatku
gemetar dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai terbentur meja saat
hendak bangkit.
“Hi-hi-hi. . Hati-hati Mas. .” celoteh Risya dengan nada menggoda.
Kupandang wajah Risya yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya dan ternyata Risya menyambutnya.
“Hhhmm.
. Maaf, aku cuma mau bilang kalau mbak Risya. . Seksi sekali” kataku
dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar juga dari mulutku.
“Makasih, mas Erik juga. . Hmm. . Gagah, lucu dan terutama, mas Erik laki-laki yang paling baik yang pernah kukenal .
O
ya , aku tersanjung juga dengan rayuannya, Gara-gara kutraktir mbak
bukan cuma itu, saya sering memperhatikan mas Erik dirumah dan dari
cerita mbak Hesti, Mas Erik sangat perhatian dan rajin membantu
pekerjaan di rumah, wah. . Jarang lho mas, ada lakilaki dengan status
sosial seperti mas yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau
mengepel rumah.
Hahaha..” aku tertawa gembira, Rupanya bukan cuma aku yang memperhatikan kamu, tapi sebaliknya juga kamu.
“Jadi mas Erik juga sering memperhatikanku benar??tanya Risya.
“Aku paling senang melihatmu membersihkan halaman rumah dipagi hari dan waktu menjemur pakaian”.
“Eh.. Kenapa kok senang”.
“Sebab aku mengagumi keindahan mbak Risya, juga selera pakaian dalam mbak” aku berterus terang
Pembicaraan
ini semakin mempererat kami berdua, seakan gak ada jarak lagi diantara
kita. Akhirnya kita pulang sekitar pukul setena 9 malam. Sampai dirumah
kubantu membawa barang belanjaan Risya kedalam rumahnya. Mbak Risya
masuk kekamar untuk menaruh seagian bawaannya, sementara aku menaruh
barang belanjaan didapur.
Setelah itu aku duduk diruang tamu
menunggu Risya muncul. Sekitar 10 menit, Risya muncul dari dalam kamar,
Risya ternyata sudah berganti pakaian. Sekarang wanita itu mengenakan
bau tidur yang sangat seksi, warnanya merah transparan dan sangat
menggoda. Seluruh lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya
dapat kulihat dengan jelas. Sinar lampu ruangan cukup menerangi
pandanganku untuk menjelajahi keindahan tubuh Risya dibalik gaun
malamnya yang transparan itu. payudaranya terlihat bagaikan buah kelapa
yang memenuhi BH seksi yang berwarna merah transparan. Dibalik BH itu
kulihat samar-samar putting susunya yang juga besar dan kemerahan.
Perutnya
memang sedikit berlemak dan turun, tapi sama sekali gak mengurangi
nilai keindahan kemolekannya. Apalagi jika memandang bagian bawahnya
yang montok.
Tak seperti dibawah meja sewaktu direstoran tadi,
sekarang dapat kulihat dengan jelas CD merah transparan milik Risya.
Sungguh indah dan sangat membuatku merangsang, terutama warna hitam di
bagian tengahnya, membayangkannya saja aku sudah berkali-kali menelan
ludah.
“Hmm. . gak keberatan kan kalu aku memakai baju tidur” tanya Risya memancing
Sudah
sangat jelas kalau perempuan ini ingin mengajakku selingkuh dan
melewati malam bersamaku. Sekarang keputusan seluruhnya berada
ditanganku, apakah aku akan berani mengkhianati Hesti dan menikmati
malam bersama Risya yang bahenol ini.
Risya duduk disampingku,
tercium semerbak aroma parfum dari tubuhnya membuat hatiku semakin
bergetar. Sekarang keadaan ternyata jauh diluar dugaanku.
Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai dan
meremas-remas tubuh Risya, tapi sekarang perempuan ini justru yang
menantangku.
“Mas Erik mau mandi dulu?? Nanti aku siapkan air hangat” tanya Risya sambil menggenggam tanganku erat.
Dari
sorotan matanya sangat terlihat bahwa perempuan ini benar-benar
membutuhkan belaia seorang laki-laki untuk memuaskan birahi nafsunya.
“Hmm. . Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu mbak” kataku agak serius.
“Apa itu Mas”.
“Pertama,
terus terang aku mengagumi mbak Risya, baik fisik maupun pribadi, jadi
sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada mbak” kataku.
“Terima kasih, aku juga begitu pada mas Erik” Risya merebahkan kepalanya dipundakku.
“Kedua,
kita sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung jawab
untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin kita
lakukan bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita”.
“Setuju,
aku sangat setuju Mas, saya hanya ingin punya teman waktu aku kesepian,
kalau mas Erik mau kapanpun mas bisa datang kesini, selagi gak ada
suamiku. namun aku sekalipun gak akan meminta apapun dari mas Erik dan
sebaliknya aku juga ingin mas Erik demikian pula, sehingga hubungan kita
akan aman dan saling menguntungkan”.
“Hmm. . Kalau begitu gak ada masalah, aku mau telpon kerumah, supaya pembantuku gak kebingungan”.
“Kalau
begitu, mas Erik pulang saja dulu, taruh mobil digarasi, kan lucu kalau
mas Erik bilang ada acara sehingga tidak bisa pulang, sementara
mobilnya ada didepan rumahku”.
“Oh. . Iya, aku hampir lupa”.
Kemudian
aku segera keluar dan pulang dulu kerumah, menaruh mobil digarasi dan
mandi. Setelah itu aku bilang pada pembantuku kalau aku akan menginap
dirumah temanku. Tapi gak jadi karena pembantuku ternyata sudah tidur.
Segera kudatangi kembali rumah Risya. Peremuan itu sudah menungguku
diruang tamu dengan secangkir teh hangat diatas meja. Pahanya yang
montok terpampang indah diatas sofa.
“Wah. . Ternyata mandi di rumah ya padahal aku sudah siapkan air hangat”
“Terima kasih, mbak Risya baik sekali”.
Perempuan
itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang kupandangi kemontokan
pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu gak mampu dibendung
oleh CD merah itu, hingga memperlihatkan belahannya yang mebuatku
terangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Risya, kemudian dengan
nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya dan meremasnya.
“Uhh…” Risya agak kaget dan menggelinjang.
“Maaf” kataku.
“Gak papa mas, justru.. Enak” kata Risya seraya tersenyum nakal memandangku.
Senyum
itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku untuk melumatnya.
Crup. . ! , aku segera menciumnya, Risya membalasnya dengan liar. Aku
tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman laki-laki,
yang jelas ciuman Risya sangat panas dan liar. Berkali-kali perempuan
itu nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam
rongga mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur
tubuhnya, berhenti dikemontokan pantatnya dan kemudian meremasinya penuh
nafsu.
“Oooohh. . Ergh. .” lenguh Risya disela-sela ciuman panasnya.
Dengan
beberapa gerakan, Risya meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh
dilantai. Sekarang perempuan itu hanya mengenakan BH dan CD yang
berwarna merah transparan itu. Aku sangat terpaku sejenak mengagumi
keindahan pemandangan tubuh Risya.
“Wowww. . Kamu. . Benar-benar seksi mbak… Payudara mbak besar sekali” pujiku.
“Hi-hi-hi…Nah coba tebak ukuran toketku” tanyanya seraya memegang kedua payudara didadanya itu.
“36D” jawabku.
“Salah”.
“37B”.
“Masih salah”.
“Sudah lihat aja nih”.
Risya
membuka pengait BH-nya, hingga kedua toketnya yang montok itu serasa
hampir mau jatuh. Risya membuka dan melempar BH merah itu kepadaku.
Gila. . 38B! kataku membaca ukuran yang tertera di BH itu.
“Boleh kupegang mbak” tanyaku basa-basi.
“Jangan cuma dipegang dong mas, remas. . Dan kulum nih. . Putting susunya” jar Risya dengan gaya nakal.
Perempuan
itu menjatuhkan tubuh indahnya diatas sofa, aku memburunya dan segera
menikmati kemontokan payudaranya. Kuremasi toket montok itu, lalu
kuciumi dan terakhir kukulum putting susunya yang sebesar ibu jari
dengan sekali-kali memainkannya diantara gigi-gigiku. Risya
menggelinjang keenakan, nafasnya semakin terdengar resah, berkali-kali
Risya mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku semakin
bernafsu.
“Ngentot, enak banget mas. . jeritnya, Ayo Mas. . aku sudah pingin penetrasi nih!”
Aku
yang juga sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan Risya. Dengan
bantuan Risya kutelanjangi diriku hingga gak tersisa satupun busana
ditubuhku. Risya sangat senang melihat ukuran k0ntolku yang panjang dan
besar itu.
“Ohh. . Besar juga ya. .” ujar Risya.
Risya
benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang
kusuka. Perempuan ini segera membuka CD sebagai kain terakhir
ditubuhnya. Kulihat daerah bukit vaginanya yang ditumbuhi rambut-rambut
liar, dengan segaris bibir membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah
dan basah, sangat basah. Ingin rasanya kunikmati keindahan bibir
kenikmatan Risya itu, tapi saat aku ingin melaksanakannya Risya
menampikku.
“Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama”.
Risya
duduk mengangkang diatas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar
mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan
sesungguhnya. Aku-pun segera menyiapkan k0ntolku, mengarahkan ujung
k0ntolku tepat didepan liang memek Risya dan perlahan namun pasti aku
menekannya masuk.
Sedikit-demi sedikit k0ntolku tenggelam dalam
kehangatan liang vagina Risya yang basah dan nikmat. Saat hampir seluruh
batang k0ntolku yang berukuran 12cm itu memasuki memek, aku mencabutnya
kembali. Kemudian kembali memasukkannya perlahan.
“Enghh. . Gila kamu mas, kalau begini sebentar saja aku puas” jerit Risya keenakan.
“Tak apa mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya” tantangku.
Sekarang kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin putting susunya yang besar.
“Ooohh. . Ooohh. . Benar-benar enak mas” Risya memejamkan matanya.
Pada penetrasi kelima, Risya menjerit,
“Sudah Mas, jangan tarik lagi, aku mau. . Mau. . Oooouuuhhh. . !”
Dinding memek Risya melejat-lejat seakan memijit batang k0ntolku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya.
“Oh. . aku sudah sekali mas” katanya sambil menarik nafas.
“Mas mau puas dulu atau mau lanjut babak kedua” tanya Risya.
“Terserah mbak” jawabku.
“Aku sih pasrah aja. Sini, aku kulum saja dulu”.
“Hmm. . Boleh juga” Hesti aja belum pernah oral denganku.
Kucabut
k0ntolku dari dalam memek Risya yang basah dan menyodorkannya kedepan
mulut Risya. Risya menjilati ujung k0ntolku dengan lidahnya seakan
membersihkannya dari cairan memeknya sendiri, lalu dengan sangat
bernafsu Risya memasukkan k0ntolku kedalam mulutnya. Bibir seksi Risya
terlihat menyedot-nyedot k0ntolku seakan menyedot maniku untuk keluar.
Risya kemudian mengocok k0ntolku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai
puncaknya.
“Ooohhh. . aku mau keluar nih, gimana , aku bingung apakah aku harus mengeluarkan maniku kedalam mulutnya atau mencabutnya”.
Namun
Risya hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda Risya tak
keberatan jika aku memuntahkan maniku kedalam mulutnya. Akhirnya aku
mencapai orgasme dan memuntahkan semua maniku kedalam mulut Risya.
Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh maniku. Sungguh lihai
sekali peremuan ini memuaskan birahi laki-laki! Kami duduk sebentar dan
minum air dingin, lalu Risya mengangkangkan kakinya kembali.
“Naaahhh.
. Sekarang babak kedua mas, kalau mau jilat dulu silahkan, tapi
utamakan yang ini ya” Risya menunjuk kearah klitorisnya yang agak besar.
“Oke mbak, aku juga sudah biasa kok” seruku.
Sejurus
kemudian aku sudah berada dihadapan bibir memek Risya yang baru saja
kunikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu dari ujung
bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya yang
menjalari bibir itu.
“Sudah gondrong nih mbak” seruku.
“Oohhh iya, habis mau dicukur percuma juga, gak ada yang lihat dan jilat” jawabnya nakal.
“Besok pagi aku cukur deh, namun janji malamnya mas Erik datang lagi ya. . . Oke. .???”.
“Pokoknya setiap ada kesempatan aku siap menemani mbak Risya”.
Kemudian
aku asyik menjilati dan menciumi klitoris Risya. Cairan memek Risya
sudah mulai mengalir kembali pertanda dia sudah terangsang kembali.
Desahan Risya jg memperkuat tanda bahwa Risya menikmati permainan
oralku. Dengan nakal kumasukkan jari telunjuk dan tengahku kedalam
memeknya dan kemudian mengobok-obok liang becek itu.
“Yes. . Asyik banget. . Say sudah siap babak kedua mas??’” seru Risya.
Aku
sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan selangkangan Risya,
jadi k0ntolku sudah siap menunaikan tugas keduanya. Risya menungging
diatas sofa.
“Sekarang doggy-style ya mas. .”
“Aku sih iya saja, maklum. . Sama enaknya. .”
Sejurus kemudian
kami sudah terlibat permainan babak kedua yang tak kalah seru dan panas
dengan babak pertama, hanya kali ini aku memuntahkan maniku didalam
memeknya. Malam masih begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan
lagi sebelum kelelahan dan mengantuk. Risya begitu bahagia dan aku
sendiri merasa puas dan lega. Mimpiku untuk menikmati tubuh montok
tetanggaku terlaksana sudah. Bahkan sekarang setiap waktu jika Hesti
dinas keluar kota maka Risya secara resmi menggantikan posisi Hesti
sebagai istriku. Asyik juga, tapi sebagai imbalannya aku mencarikan dan
menggaji pembantu rumah tangga dirumah Risya. Betapa bahagianya Risya
dengan bantuanku itu, dia semakin sayang padaku dan berjanji akan
melayaniku jauh lebih memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya.
Dari
kejadian tersebut aku semakin menyadari kebenaran pepatah yaitu “Rumput
tetangga memang selalu terlihat lebih hijau” atau bisa diganti dengan
“Memek istri tetangga selalu terasa lebih nikmat”.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment