Agen Bola Terpercaya - Ngentot Polwan Cantik dan Seksi Sampai Orgasme - Namaku Risma seorang polisi wanita yang bertugas di sebuah kabupaten
kecil di negeri ini. Seperti layaknya anggota polwan, tubuhku langsing
dan kencang karena hasil latihan fisik rutin yang selalu di lakukan
setiap hari. Warna kulitku kecoklatan khas negeri ini, banyak orang yang
mengatakan warna kulitku eksotis. Tinggiku 169 dan tergolong tinggi
semampai.
Agen Bola Terbaik - Banyak orang yang bilang, semula tidak kupercayai, bahwa aku
tergolong wanita dengan hasrat seksual yang besar. Mereka mengatakan ini
karena sosok tubuhku agak bungkuk seperti bongkok udang. Tentu semua
omongan ini hanya kuanggap omong kosong. Namun perlahan aku seperti
membuktikan sendiri kebenaran omongan ini.
“rrrrrrrt,rrrrrrrrrrt” Tanda getar di ponsel menandakan ada sinyal sms masuk.
Sambil
duduk di jok motor aku buka hp dan membaca isinya , “ Hai Mbak sexy
kutunggu kamu di kontrakkan sudah kusiapkan kejutan yang manis buat
kamu”.
Itu sms dari laki-laki misterius yang telah berhasil membuatku jatuh hati dan menyerahkan segalanya.
Naluri
kewanitaanku secara alamiah bangkit bahkan hanya dengan membaca sms
ini. Betapa mahirnya laki-laki yang bernama si Alex ini membuatku
ketagihan secara seksual.
Dengan hati yang berdegup secara
kencang, aku pacu sepeda motorku untuk menuju kontrakan Alex yang
terletak tidak jauh dari asrama tempatku tinggal. Sebagai wanita, kami
dibudayakan tertutup secara seksualitas. Bahkan kami tidak diajarkan
oleh leluhur kami untuk menikmati aktifitas bersenggama dan berhak
memperoleh kenikmatan yang sama seperti halnya laki-laki. Namun Alex
perlahan namun pasti mengajarkanku arti nikmatnya berhubungan badan.
10
menit kemudian sampailah aku di kediaman Alex yang cukup mewah untuk
ukuran warga kabupaten ini. Alex sendiri adalah seorang mahasiswa anak
dari orang tua yang cukup berada. Tubuhnya hanya sedikit lebih tinggi
dariku dan dia berkulit putih. Usianya 4 tahun dibawahku, Posturnya
sangat terjaga karena dia rajin berolahraga. Awal pertemuan kami terjadi
di sana.
Sebagai anggota kami diharuskan untuk menjaga bentuk
tubuh. Apalagi untuk wanita, bulliying dari senior akan sangat sadis
bila kedapatan tubuh kami sedikit berlemak. Sejak lulus dari asrama,
olahraga pagi adalah makanan sehari-hari. Secara rutin aku berlari,
fitness dan mengikuti aerobik yang diadakan di gor olahraga ataupun
stadion kabupaten.
tempat fitnes Jos Gym yang menjadi saksi awal
pertemuanku dengan Alex. Saat itu, ditengah keasyikan berlatih ada
seorang laki-laki yang mendatangi dan menyapa.
“ halo, selamat sore, maaf mengganggu Mbak ini aparat ya?”
“ iya benar, Mas siapa ya??”
Jawabku dengan nada tegas dan ketus karena kami memang dilatih demikian.
“ perkenalkan nama saya Alex” sambil menjulurkan tangan, tanda ia ingin berkenalan.
“ Risma” jawabku sambil menjabat tangan Alex
“ Mbak maaf ya gerakannya sudah bagus kok, tapi kurang tepat, ini saya tunjukkan gerakan yang benar”
Alex kemudian mengambil dumbel tersebut dan mencontohkan gerakan yang tepat dibandingkan gerakan yang tadi aku lakukan.
“ Untuk latihan kaki gerakan yang benar seperti ini Mbak, harus jongkok
sampai kebawah ,dengan ini Mbak bisa membentuk pantat, betis, tungkai
dan tumit sekaligus”
Aku memperhatikan dengan seksama, sambil
menaruh kesan awal yang baik kepada pemuda ini. Bahasanya baik, sopan,
tempangnya ganteng, dan yang terpenting dia berani untuk mengajak
ngobrol seorang anggota. Bukan rahasia umum, banyak laki-laki yang
selalu melirik atau terpesona dengan kecantikan maupun kesexyan polwan
yang biasa berbalut busana kerja ketat, namun sayang tidak mempunyai
KEBERANIAN untuk mendekati kami. itulah yang membuat beberapa diantara
kami kesulitan untuk menemukan pasangan hidup.
Tapi pemuda ini
berbeda. Dia bisa mendekatiku dengan lembut dan sopan seperti gentleman.
Mungkin itu alasan dia segera mendapatkan tempat di hatiku. Sore itu
kami lalui dengan penuh senyum dan canda. Obrolan diantara kami begitu
cair dan akrab. Kuperhatikan dari kaca yang bertebaran di tempat fitnes
ini bagaimana Alex mencuri-curi pandang terhadap kesintalan tubuhku.
Hari itu sebenarnya aku mengenakan pakaian yang biasa saja. Aku
mengenakan kaos ketat tanpa lengan warna merah yang menampilkan
keeksotisan warna kulitku. Mungkin karena ketatnya kaos yang kukenakan,
buah dadaku yang tergolong cukup berisi juga terekspose secara maksimal.
Untuk bawahan aku kenakan celana training panjang yang menutup rapat
sampai mata kaki.
“ sekarang kita latihan trisep ya Mbak Risma” alex berkata sambil mengambil barbell ukuran 4 kg yang berada di rak.
“ bagaimana gerakannya??” tanyaku
Jujur olahrafga fitnes memang baru buatku. Di asrama aku biasa olahraga
lari mengelilingi asrama, push up, sit up, atau berlatih bela diri
karate yang memang diajarkan.
“ pegang barbell dengan kedua telapak tangan Mbak di ujungnya, Seperti
ini. Kemudian angkat kedua tangan Mbak rapat di kepala, trus lengan
ditahan, barbell diturunkan kebelakang kepala, satu set hitungan 10
kali”
Gerakan ini aku lakukan menghadap kaca besar di salah satu
sudut Gym. Pada pantulan kaca aku bisa melihat kedua tanganku terangkat.
Kaos tanpa lengan yang kukenakan membuat ketiakku dapat terlihat jelas
oleh Alex. Dia berdiri tepat dibelakangku untu menahan kedua lenganku
agar tetap lurus. Alex terlihat sangat terpesona dengan kedua ketiakku
yang mulus tanpa bulu itu. Selain itu posisi ini membuat bulatnya dadaku
semakin menonjol karena kedua tanganku terangkat tinggi keatas.
“ ayo mulai Mbak 1……2………3”
Gerakan latihan trisep itupun dimulai
dengan sebuah pantulan cermin yang cukup membuat jantungku berdebar.
Posisi kami benar-benar menempel. Dapat kurasakan nafas Alex yang
berderu lebih cepat. Bahkan tanpa Dia sadari ada benda yang tiba-tiba
menonjol di bawah celana trainingnya. Alex terangsang batinku.
“ Mbak Risma harum, aku suka bau badan Mbak….10 cukup”
Bisik Alex ketelingaku sambil mengambil barbell yang cukup berat untuk kuangkat .
Sambil mengambil nafas karena kelelahan dan sedikit horny kami lanjut
ngobrol. Entah kenapa aku mudah sekali horny. Saat inipun wajahku
bersemu merah, orang awam pasti melihat wajar wajahku merah karena habis
olahraga tapi jujur sebenarnya aku terangsang. mungkin karena melihat
seorang pria tampan yang berdiri tepat dibelakangku sambil pandangannya
sangat mengagumi kemolekan tubuhku membuatku sangat terangsang. Atau
juga karena tingkat stress di lingkungan kerjaku yang sangat tinggi yang
membuatku mudah terangsang, entahlah.
“ Mbak kenapa ikut fitnes disini?”
“ iya biar badanku gak gemuk”
“ badan udah sexy gini kok dibilang gemuk”
“ hush badan semok gini kalo diliat seniorku masih dibilang gemuk tau”
“ berat ya pekerjaan Mbak”
“ iya makanya jarang ada cowo yang deketin aku”
Tanpa sadar aku
mengucapkan pikiran negatif yang timbul sendiri. Mungkin karena perasaan
bahwa kami ini karena tugas menjadi bukan seperti wanita normal.
“ ada aku kok Mbak Tanti yang mau sama kamu he he” kata Alex sambil bercanda
“ ha ha nanti juga kamu ketakutan sama aku, kayak cowo kebanyakan”
Ujarku sambil melagkah ke ruang ganti untuk berganti baju.
Pertemuan
kami hari itu diakhiri tanpa ada yang spesial. Kami melangkah pulang
kerumah masing-masing untuk kembali beraktifitas keesokan harinya.
Namun
mungkin karena pertemuanku yang pertama itu dengan Alex, fitnes menjadi
semakin rutin kujalani. Setiap sore kudatangi Jos Gym untuk berlatih.
Alex juga demikian, dia selalu ada di tempat latihan setiap aku ada
disana. Setelah dua mingguan rutin belatih kami baru tahu kalo
sebenarnya rumah kami berdekatan. Jarak rumah kontarakan Alex hanya
berjarak sekitar 7 menitan dari asramaku.
Selama dua minggu itu
entah kenapa aku selalu ingin tampil sexy di hadapan Alex. Aku selalu
mengenakan baju ketat tanpa lengan yang membuat lekuk tubuhku terlihat.
Bahkan yang juga membuatku malu, aku mengenakan training panjang ketat
yang bahkan membuat celana dalamku kadang-kadang terlihat. Penampilanku
yang demikian rupanya membuat Alex juga semakin berbinar-binar matanya.
Sering ketika kami sedang Alex tiba-tiba ijin untuk ke kamar mandi,
katanya kebelet ingin buang air.
Hanya dalam dua minggu perubahan
telah tampak di tubuhku. Pantatku semakin kencang, dan mungkin yang
membuat Alex semakin berbinar adalah dadaku terlihat semakin berisi
akibat latihan yang rutin. Gairah dan libidoku rupanya ikut berubah
setelah latihan yang rutin. Kurasakan tubuhku begitu bergairah, namun
sebagai wanita yang tidak tahu cara melampiaskannya, gairah ini kupendam
sebisanya.
Sering terjadi ketika di asrama, gairahku meninggi
kususnya pada malam hari. Biasanya menjelang tidur dengan libido seperti
ini, kulepas seluruh busana yangmelekat di tubuhku, kadang cd tetap
kekenakan kadang juga kutanggalkan . Sering teman-teman kamar yang
tinggal seasrama terkejut ketika bangun dan menyadari bahwa sahabatnya
tidur tanpa sehelai benangpun.
Buatku pribadi pengalaman tidur
telanjang merupakan salah satu bentuk pelampiasan terhadap gairah yang
begitu memuncak. Sering aku tidur tengkurap agar putingku yang tanpa
penghalang bergesekan dengan seprei kasur dan sensaninya luar biasa. Cd
yang melekat di daerah kewanitaanku sering kulepas dan tanganku yang
nakal sering menggeseknya dengan guling atau selimut. Aku termasuk
wanita yang pembersih. Setiap seminggu sekali selalu kucukur
rambut-rambut yang tumbuh di arena intim dan ketiakku, dan melumurinya
dengan ramuan tradisional yang mampu membuatnya bersih dan wangi.
Pengaruh
libido dan hormon seksual jelas mempengaruhiku, dan jujur akupun telah
melakukan eksperimen seperti tidur telanjang untuk menyalurkannya, namun
hingga detik itu aku masih belum tau artinya sebuah kenikmatan seksual,
sampai pagi itu Alex mengajakku untuk aerobik pagi bersama.
“ mbak Risma besok aerobic pagi bareng yuk”
Itu bunyi sms Alex pada saat aku sedang bersiap tidur.
“ ayo kebetulan besok hari sabtu,kantor libur, jadi gak terburu-buru untuk apel pagi” jawabku
“horeeee, o ya boleh request gak Mbak Risma?”
“request apa ya Lex?”
“besok Mbak pake kaos merah yang sexy itu ya!”
“emang kenapa Lex?”
“gak apa Mbak , Alex senaeng aja kal liat Mbak pake baju itu”
“yau udah besok Mbak pake baju itu deh”
“ makasih ya Mbak, besok jam lima ditunggu ya deket stadion asrama”
“ haa jam lima??? Gak kepagian tuh Lex??”
“ enggak Mbak udah rame kok jam segitu”
“ ya uda jam lima teng mbak sudah disitu, awas kamunya jangan telat ya mbak push up nanti”
“ siap Komandan”
Setelah tidur yang singkat, akupun bangun untuk kemudian sebentar
menggosok gigi dan mengenakan pewangi tubuh, aku berangkat menuju
stadion dekat asrama tepat jam lima pagi. Betapa terkejutnya aku karena
stadion masih sepi sekali. Bahkan suasanapun masih gelap.
“ pagi Mbak Risma, mari masuk” seru Alex menaymbutku di parkiran. Sikapnya masih gentel seperti biasa.
“ Alex kamu hebat tepat waktu, tadinya Mbak udah mau ngepush kamu. tapi ini masih sepi sekali, katamu udah rame??”
“ hush sini deh Mbak ada yang Alex mau omongin ama Mbak”
Kami
kemudian masuk ke stadion. Dengan lapangan yang biasa mementaskan
pertandingan tim daerah kami yang berlaga di divisi 2. Tribun penonton
yang kosong. Lampu sorot yang berfokus menyorot ke lapangan. Sitambah
udara pagi. Tentu suasana agak horror dan menyeramkan.
Alex kemudian terus berjalan mengajakku kesebuah sudut stadion yang remang-remang.
“ Alex awas ya jangan macem2!!! kamu kan tau siapa Mbak”
Kataku dengan nada tegas karena naluri polisi yanglekas curiga dengan modus Alex yang sangat mencurigakan ini.
“ nggak deh Mbak, Alex toh tau Mbak jago karate, bisa bonyok nantinya .
Apalagi kalo dipenjara takut banget deh Mbak. Ini alex Cuma mau jujur
saja…..”
“Jujur apa alex???cepet donk ngomongnya!!! Atau mbak panggi l temen-temen mbak yang lagi patroli sekarang!!!” ancamku
“ ampun Mbak jangan donk, Alex Cuma beliin ini kok buat Mbak.” Kata Alex
sambil menyodorkan satu bungkusan kado warna pink yang terbungkus
sangat indah.
“ ya ampun Alex kejutan apa ini??kamu baik sekali sama Mbak, jadi malu nih”
“ dibuka donk Mbak kadonya” kata Alex
Dalam hati aku sangat
bersyukur, akhirnya dapat juga kado dari seorang pria. Sudah lama aku
memendam rasa iri ketika ada hari valentine, para pasangan saling
berbagi kado, aku hanya merayakannya dengan teman sesama wanita di
asrama. Ketika kubuka kado yang terbungkus indah itu, betapa terkejutnya
ketika melihat kado ini adalah sebuah kalung emas berbandulkan tanda
cinta, dan sebuah coklat import yang pastinya mahal.
“ Alex inikan mahal. Kamu yakin ini buat Mbak????”
“iya Mbak sejak pertemuan pertama Alex sudah jatuh cinta sama Mbak,
kalung sama coklat itu hanya wujud cinta sama sayang alex sama mbak kok”
“ kamu baik banget Alex.” Kataku sambil sedikit menitikkan air mata karena terharu.
“ sini mbak Alex pakein kalungnya, Alex sengaja minta Mbak pake baju
merah ini biar leher Mabak yang jenjang bisa dipasangin kalung cinta
ini. “
Masih bergetar rasanya perasaan ini melihat sebuah kejutan dari pria
tampan dihadapanku. Begitu romantis dirinya untuk membuatka terdiam
ketika tangannya yang kokoh mengalungkan sebuah kalung di leherku.
Sangat lembut dan telaten dirinya untuk memasang kalung cinta di
leherku. Masih dalam suasana spechless dan terpesona, aku terlambat
menyadari dan begitu pasrah bahkan tanpa perlawanan ketika Alex mulai
memelukku dan langsung mendaratkan ciuman di bibirku. Ini adalah ciuman
pertama yang kualami dan rasanya begitu menggairahkan.
Alex
memelukku demikian erat, bibir kami berciuman dengan begitu bergelora.
Kunikmati setiap momen ini, saat-saat dimana bibir kami saling bertemu,
saling menghisap, saling menjilat. Dengan lihainya Alex mendaratkan
ciuman yang begitu dalam, sangat intim, sampai membawaku terbang
langsung ke awang-awang. Mungkin sekitar 5 menitan kami saling berpagut.
Tanga kanan Alex memegang kepalaku dengan lembut, untuk kemudian
menatapku dengan pancaran penuh dan cinta menggelora.
“ Mbak Risma aku cinta banget sama Mbak”
Kata Alex singkat untuk kemudian memagut mulutku dan kami kembali
tenggelam dalam perciuman yang begitu panas, mengalahkan dinginnya udara
pagi hari itu. Dengan sabar Alex memanduku yang masih hijau dalam
masalah ciuman ini. Lidahnya membuka perlahan mulutku dan mengundang
lidahku untuk saling berbagi cairan kenikmatan. Dengan ragu kujulurkan
lidahku kedalam mulutnya dan disambut dengan hisapan yang begitu
sensasional. Alex sangat mahir berciuman dia bisa membuatku begitu
terangsang padahal tangannya tetap memeluk tubuhku tanpa beranjak
kemana-mana.
Perlahan lidahku dikulumnya, untuk kemudian aku ganti
mengulum lidahnya. Begitu panasnya kami berciuman. Dengan begitu mahir,
Alex kemudia melepas pagutannya untuk kemudian berbisik ketelingaku.
“Mbak percaya sama Aku ya, Alex mau bawa Mbak ke langit ketujuh”
Alex
membisikkan kalimat itu sambil menatap wajahku yang telah merah padam
karena malu. Anggukan mungkin jawaban terbaik yang bisa kuberikan padnya
karena bibirku sudah terbisu tidak mampu mengucap satu katapun. Alex
melanjutkan dengan membimbingku untuk berdiri bersandar di sudut kecil
stadion. Dalam posisi ini Alex langsung menyusur pori-pori leherku.
Menghirup aromanya pelan, untuk kemudian memberikan ciuman-ciuman kecil
yang intens disekitarnya. Ciuman untuk merangsang libidoku. Tangan
kirinya menengadahkan daguku untuk meudahkannya mencium dan menghisap
keindahan leherku. Posisiku saat ini mendangak sambil berdiri, dengan
seorang pria yang asyik mengoral leherku yang jenjang.
“aaaarrrgggghhhhhh”
Hanya
itu yang dapat keluar dari bibirku, sambil tanganku mengepal di balik
bahu Alex berusaha mengendalikan ledakan-ledakan syahwat yang mendesak
keluar untuk dipuaskan. Tangan kanan A lex mulai bergeriliya menyentuh
bahuku yang tanpa pelindung. Mengelusnya perlahan centi demi centi. Alex
kemudian menghentikan hisapannya, meninggalkanku dengan penasaran dan
wajah yang merah padam ingin dipuaskan. Alex tersenyum melihat wajahku
sambil berucap
“Mbak semakin cantik saja kalo begini”
Kutampar
pelan dirinya untuk menyembunyikan kemaluanku akan wajahku yang begitu
bergairah. Dengan perlahan Alex memasukkan kedua tangannya masuk ke sela
ketiakku dan mengangkatnya ke atas rapat disisi kepalaku.
“pegang besinya Mbak!”
Kata
alex sambil meletakkan tanganku untuk memegang besi yang menggantung 10
cm diatasku. Dalam postur berdiri menyandar, dan kedua tangan terangkat
tinggi ke atas, ditambah balutan baju ketat merah, Alex secara perlahan
mulai menempatkan kedua tangannya disekitar buah dadaku yang masih
terbungkus bra. Dia sisir perlahan tepi luar dadaku untuk kemudian
membuat gerakan berputar di sekiitar putingku yang telah mengacung
tegak. Kupegang erat besi yang ada di atas kepalaku, sambil mataku
terpejam dan dan kedua bibirku tertahan.
“hggggggggggggh”
Aku
tak tau apa yang terjadi tapi rasanya organ intimku berdenyut kemudian
menyemburkan cairan yang membuat semua tubuhku bergetar, darah seperti
sampai diubun-ubun, dan semua pikiranku kosong terbawa dengan erotisnya
permainan Alex. Ini adalah orgasmeku yang pertama. Padahal Alex baru
memainkan putingku dari luar. Alex memelukku erat sambil memberiku
kesempatan meredakan orgasmeku. Setelah badai nikmat itu reda. Alex
memulai kembali geriliyanya terhadap tubuhku dengan mengangkat kaosku
sampai keatas dadaku.
“ jangan dilawan ya Mbak, tetap pegang aja besi itu Alex mau buat Mbak mabuk kenikmatan”.
Kuturuti permintaannya. mungkin benar karena sensasi orgasme yang baru
saja kualami membuatku mabuk kenikmatan. Alex turun ke perutku yang
telah terbuka menghirup aromanya
“ aroma Mbak membuatku tergila-gila”
katanya untuk kemudian dengan
rakus menyerbu pusarku dan memainkan lidahnya menari-nari disana.
Rasanya geli namun nikmat. Kembali kutengadahkan wajahku kelangit-langit
sambil menggenggam erat besi yang melintang diatasku.
Sambil
menjilat pusarku tangan Alex turun untuk membuka celana trainingku.
Dalam posisi tertengadah aku tidak menyadari ketika celanaku sudah
terlepas meninggalkan cd warna merah yang masih melekat menjadi
pertahanan terakhirku. Alex menyentuh pahaku sebelah luar dan sejenak
kembali mengembalikan kesadaranku. Kulepas peganganku di palang dan
kubangunkan Alex untuk berdiri berhadapan denganku.
“ jangan Alex Mbak malu”
“gak apa Mbak percaya sama Alex”
“sudah kamu disini saja jangan lihat kemaluan Mbak, malu”
“iya Mbak”
Alex kemudian menurut. Tapi dia kembali menciumi ku dan
kami saling berpagutan mesra. Aku masih berdiri hanya dengan cd merah
yang menutupi bagian bawah tubuhku. Kembali kedua tangan Alex membuka
sela-sela ketiakku dan membawanya keatas kepalaku untuk memegang palang.
Kuciumi dia dibibirnya dengan sedotan-sedotan dan permainan lidah yang
membara . Ditengah pagutan itu tangan Alex tiba-tiba masuk ke dalam
celana dalamku dan menyentuhnya dari perbatasan anus sampai ke pangkal
klitoris.
“ Youre shaved Mbak, betapa beruntungnya aku”
Itu bisiknya sambil naik menaik turunkan tangannya membelai daerah
kemaluanku dari dalam cd merah. Ini juga pengalaman pertama daerah
kewanitaanku disentuh oleh seorang laki-laki yang diam-diam aku cintai
dan rasanya begitu luar biasa. Kulepas ciuman kami, dikarenakan desakan
rangsangan dari bawah tak mampu kutanggung kembali, smpai harus
kutengadahkan lagi wajahku keatas memandang langit.
“ kamu cantik Mbak Risma, kamu sexy sekali”
“………hgg……”
Tidak mampu kutahan. Dengan tangan Alex yang masih di area intimku
kujepeit tangan itu. Aku orgasme. Semua aliran darahdalam tubuhku seolah
berkumpul di satu titik vagina dan meledak disana. Oooooow nikmatnya.
Begitu nikamatnya. Tangan Alex tetap mengocok cepat meskipun kujepit
erat.
“ ayo Mbak Jangan ada yang ditahan nikmati sepenuhnya!!!!”
Bisik Alex kepadaku.
“hahhhh…………”
Begitu nikmatnya… pikiranku seolah sudah sampai di kahyangan.
Sensasi ini begitu dahsyat. Membuatku melepas pegangan palang dan terjatuh di pelukan Alex.
“ ( heh…..heh….hehhh……) A…Alex”
“Ya Mbak” jawab Alex sambil memeluk tubuhku
“nikmat balet Alex”
“bener Mbak?”
Aku mengangguk
“kenapa bisa senikmat ini batinku
“Alex akan terus member kenikmatan buat Mbak, yang penting Mbak percaya Alex”
Aku kembali mengangguk.
Pagi
itu merupakan petting awal yang akan memulai petualangan seksualku yang
luar biasa bersama Alex. Tentu tidak ada olahraga hari itu. Lututku
kopong seperti kehilangan kekuatan. Namun Alex setia menemaniku sampai
aku beranjak dari parkiran stadion menuju asramaku kembali.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment