Judi Bola Online - Nikmatnya Jadi Pemuas Nafsu Tante Girang Kaya - Perkenalkan namaku Joni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan
atletis dan kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari
hasil hubungan gelap ibuku dan majikannya dahulu saat bekerja menjadi
TKI di singapura.
Judi Bola Terbaik - Alhasil sejak kecil aku sudah terbiasa tertekan mental, selalu diejek
anak haram oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku)
meninggal saat aku masih dalam kandungan dan setiap aku bertanya pada
ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.
Aku tumbuh menjadi sosok
yang bermental baja dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah indoku untuk
menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak pernah sekalipun aku
melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib
sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2 SMA
dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku.
Bisa dibilang
kehidupanku berangsur membaik terutama soal penampilan dan uang, karena
aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di perusahaan
pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan tante Rima atau orang
lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku
menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi
berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Vina.
Karena jaim Vina
bercerita kepada teman-temanya bahwa aku anak seorang pengusaha yang
kaya. Aku hanya tertawa saja, dalam hati aku ingin mengubur semua masa
silamku dan menikmati kehidupan yang baru. Sepulang sekolah, aku
langsung menuju rumah sementara Vina akan mengerjakan tugas dirumah
temannya.
Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan
berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante
Rima berteriak-teriak kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena
hanya aku yang ada dirumah itu sementara pembantu semua kabur karena
tidak betah.
Tante Rima sangat judes, bawel dan nada bicaranya
keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim, berjilbab
dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih membuat
hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.
Buru-buru aku
berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta celana pendek boxer
dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai
membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku disuguhi
pemandangan yang sangat indah, Tante Rima sedang beraerobik dengan
pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.
Tinggi
165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi berpantat menantang,
langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal. Mendadak kontol
ku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan boxer.
Panjang kontol ku 15 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar
aku anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki
orang indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.
Aku terus
berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan membelakangi, tetapi
bayangan tubuh Tante Rima sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu.
Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak
tahu dan terus menyikat lantai kolam.
‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang! Kata Tante Rima
“iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.
‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante! Tegasnya
“iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku
Kulihat
mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan seakan tidak menghiraukan
jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Rima tertuju
kearah kont*lku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan
seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena
takut dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas
kolam kemudian mengisinya kembali.
Buru-buru aku menuju kamar
untuk mandi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada dalam
otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat mengintipnya beraerobik dan
menjadi terangsang. Tanpa terasa aku ketiduran dan bermimpi basah
dengan Tante Rima!
‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak Tante Rima.
“belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu.
‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP.
“iya… jawabku singkat.
Entah disengaja atau tidak, walpaper di
Hpnya adalah fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena
keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Vina bilang akan
merayakan ultahnya yang ke 17 dengan teman-temanya dan memintaku memberi
tahu mamanya bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya akan
dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk tanda mengizinkan padahal
biasanya akan marah besar.
‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya.
“iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku.
‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.
Sesampainya
di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi langsung menyalakan TV dan
DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar
pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang niat
edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali.
Aku diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaannya dan
merahasiakannya dari pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku
mempersilahkannya asal jangan sering-sering.
‘tapi, aku takut… jawabnya
“udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku.
‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya.
“susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku.
‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku.
“belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku.
‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa.
Aku hanya diam dan
itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’ sehingga dengan entengnya
Tante Rima bilang ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi
pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan berjanji
akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah
kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian
dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!
Begitu
aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan
mengeluarkan kont*l jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l,
Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan
takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.
‘barang impor memang beda! Pujinya.
“ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang
impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.
‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya.
“selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya.
Rima
tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan lahapnya. Hisapan
dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring dengan desah
Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah
pengalaman pertama yang berharga.
Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….lu dah dan lidahnya menyapu
palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok
pangkal kont*lku.
‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kont*lmu besar sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya
“bukanya itu yang Tante cari… jawabku
‘kok Tanteee… protesnya!
“sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya
Aku
si pemuas nafsu mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya,
tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali
BHnya dengan keras hingga putus. Toket Rima menggantung dan kenyal
sekali, toket terbesar dan terseksi yang pernah aku nikmati.
Maklum
biasanya toket pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan.
Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku menthok di tenggorokanya
tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga
sambil memainkan toketnya.
Rima mendorong tubuhku hingga
terlentang di Sofa mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69
yang sangat terkenal itu. Memek Rima terlihat gundul seperti baru saja
dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan di bibir memeknya. aku
pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku,
aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi
kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang kuat dan setengah
menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini, gumamku
dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku si pemuas nafsu
memasukkan lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.
Pantat Rima
mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan kurasakan lendir asin
kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat
terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali
menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah.
Nikmat sekali
rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah,
dengan jari telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat
cepat dan sesekali menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.
‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt!.
Rengeknya dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme.
“enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya.
‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.
Di
geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga membuatku
nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala,
gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.
Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang memeknya dan perlahan mendudukinya.
BLEEEEEESss….Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya.
“ooohh….say…sakit…
kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku
dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.
Agar
sama-sama enak, aku si pemuas nafsu berinisiatif untuk mengarahkan
tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku
menusuknya dengan sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya.
membuat Rima menjerit melengking memecah keheningan malam.
‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah… aaaaaaaaaaaammmmpun Beib! Teriaknya.
“bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku.
‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.
Butuh
tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya memang press
membungkus kont*lku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba
menuangkan dimemeknya dan melumuri kont*lku. Jauh lebih nikmat, lebih
licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik
keluar masuk seiring drngsn goyangan kont*lku.
‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima.
PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK
K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas.
Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.
‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya
“uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.
Dan
benar saja, hanya dalam hitungan menit aku si pemuas nafsu dan Rima
menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental
sekali. Sengaja aku tidak mencabut kont*lku dan membiarkanya tetap
terbenam dalam memeknya.
Aku peluk dari belakang sambil memainkan
toketnya dan kemudian aku dudukkan Rima diatas pangkuanku dalam keadaan
kont*l masih tetap menancap. Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan
rumah kosong dan memaksimalkan potensi kont*lku pada hobi baru ini.
Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.
Bahkan di
pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima memasak mie, aku sempatkan
kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian lengkap.
Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung
menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.
Sejak
saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney moon dengan
memanfaatkan waktu-waktu dimana Vina sedang tertidur atau keluar rumah.
Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang saku
berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku
bahkan dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga
senang karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.
Selama
empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya aku si pemuas
nafsu menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat
tersiksa saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu
sangat lama bagiku.
Lucunya, suatu hari dengan sms Rima
menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya longgar tidak sesempit
dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Rima beralibi bahwa untuk
mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan
pamanku. Hehehee….ujung-ujungnya pamanku lah yang merasa bersalah dan
meminta maaf pada tante karena jarang pulang.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment