Bandar Capsa Terpercaya - Kisah Seks Panas Tante Imel dan Anaknya - Masih ingat sama saya ? Nama saya Vito, 35 tahun, saya yang beberapa
waktu lalu bercerita tentang hubungan saya dengan kakak beradik Mirna
dan Rere. Sekarang saya sudah tidak pernah bertemu mereka lagi, karena
sehubungan dengan Andre -suami Mirna- yang dipindah tugaskan ke Jawa
Timur, beserta keluarganya tentu saja. Kepindahan Mirna, sekitar 2 bulan
lalu itu, tentu saja membawa dampak yang kurang baik bagi saya.
Bandar Capsa Terbaik - Bagaimana Tidak ? selama hampir 5 bulan hubungan kami, saya
mendapatkan pengalaman sex yang amat sangat indah dan hebat. Sekarang ?
Ya,… saya terpaksa ?bertugas? lagi dengan Jenny, istri saya.
Tapi, saya punya pengalaman unik lagi. Berawal dari hobby saya berenang,
kira-kira 3 minggu yang lalu, saya memulai hubungan lagi dengan seorang
ibu rumah tangga, kali ini beserta putrinya yang masih kelas 2 SMP.
Ceritanya begini,…
Waktu itu saya berenang di kolam renang milik sebuah Country
Club, dimana saya tercatat sebagai membernya. Saat itu sudah amat sore,
sekitar pukul 5. Saya baru saja naik ke pinggir kolam renang untuk
handukkan. Saya melihat ada seorang gadis mungil bersama anak perempuan
kecil, gadis itu kira-kira berusia antara 14-15 tahun. Karena gadis itu
berdiri tidak jauh dari saya, saya liatin aja dia. Untuk usia segitu,
badannya bolah dibilang bagus, wajah manis, kulit putih bersih, rambut
panjang, swimsuit yang benar-benar sexy dan sekilas saya lihat bibir dan
dadanya yang menantang sekali. Setelah saya perhatikan baik-baik,
tiba-tiba ?adik kecil? saya bangun, bagaimana tidak,… ternyata dia tidak
mengenakan celana dalam. Hal ini nyata sekali dari belahan vaginanya
yang tercetak di baju renangnya itu.
Eh,…ngak disangka-sangka, si anak kecil (yang ternyata adiknya),
menghampiri saya, lalu dia bilang ?Om, mau main bola sama Grisa gak ??
?Eh,… mmh,… boleh,… kamu sama kakakmu ya ?? tanya saya gugup.
?Iya,… itu kakak !? katanya sambil menunjuk kakaknya. Lalu saya hampiri
dia dan kami berkenalan. Ternyata, gadis manis itu bernama Revi, dan
juga, dia baru kelas 2 SMP. ?Mmh, Revi cuma berdua sama Grisa ?? tanya
saya mencoba untuk menghangatkan suasana.
?Nggak Om, kami sama mami. Mami lagi senam BL di Gym diatas!? kata Revi
sambil menunjuk atas gedung Country Club. ?Ooo,… sama maminya, toh? kata
saya,?Papi kamu ndak ikut Rev ??
?Nggak, Papi kan kalo pulang malem banget, yaa,… jam-jam 2-an gitu deh. Berangkatnya pagiii bener? katanya lucu.
Saya tersenyum sambil memutar otak untuk dapat berkenalan sama maminya,
?Mmh, mami kamu bawa mobil Rev ? kalo ndak bawa, nanti pulang sama Om
saja, mau ndak ? Sekalian Om kenalan sama mami kamu, boleh kan ??
?Boleh-boleh aja sih Om. Tapi, rencananya, habis dari sini, mau ke Mall sebentar. Grisa katanya mau makan McD.?
?O,.. ya udah ndak apa-apa. Om boleh ikut kan ? Nanti pulangnya Om
anterin? Tapi yang menjawab si kecil Grisa, ?Boleh,… Om boleh ikut,….”
Sekitar ½ jam kami mengobrol, mami mereka datang. Dan ternyata,
orangnya cantik banget. Tinggi dan postur tubuhnya benar-benar
mengingatkan saya pada Mirna, mirip abis. Buah dada yang besar dan
ranum, leher dan kulit yang putih,… pokoknya mirip. Singkat cerita, kami
pun berkenalan. Revi dan Grisa berebut bercerita tentang awal kami
semua berkenalan, dan mami mereka mendengarkan sambil tersenyum-senyum,
sesekali melirik ke saya. Nama mami mereka Imel, umurnya sudah 29 tahun,
tapi bodinya,… 20 tahun. Ngobrol punya ngobrol, ternyata Imel dan
suaminya sedang pisah ranjang. Saya dalam hati berkata, wah,… kesempatan
nih. Makanya setelah makan dari Mall, saya memberanikan diri untuk
mengantarkan mereka ke rumah, dan ternyata Imel tidak berkeberatan.
Setelah sampai di rumahnya di bilangan Cilandak, saya dipersilahkan
masuk, langsung ke ruang keluarganya.
Waktu itu sudah hampir jam 8 malam. Grisa yang sepertinya capek
sekali, langsung tidur. Tapi saya, Imel dan Revi ngobrol-ngobrol di sofa
depan TV.?Mel, suamimu sebenarnya kerja dimana??, tanya saya.
?Anu mas,… dia kontaraktor di sebuah perusahaan penambangan gitu,? jawab Imel ogah-ogahan.
?Iya Om, jangan nanya-nanya Papi.Mami suka sebel kalo ditanya tentang
dia,? timpal Revi, yang memang kelihatan banget kalo dia deket sama
maminya.Mendengar Revi bicara seperti itu, Imel agak kaget, ?Revi, nggak
boleh bicara gitu soal Papi, tapi bener mas, aku ngak suka kalo ditanya
soal suamiku itu”.
?Iya deh, aku nggak nanya-nanya lagi,…? kata saya sambil tersenyum.?Eh
Iya,… Mas Vito mau minum apa ?? tanya Imel sembari bangkit dari sofa,
?Kopi mau ?
?Eh,… iya deh boleh,… ? jawab saya.Tak lama kemudian Imel datang sambil
membawa 2 cangkir kopi.?Ini kopinya,…? katanya sambil tersenyum. Revi
yang sedang nonton TV, dengan mimik berharap tiba-tiba berkata, ?Om,
malem ini nginep di sini mau ya ? bolehkan mam ?? Imel yang ditanya,
menjawab dengan gugup, ?Eh,… mmh,… boleh-boleh aja,… tapi emangnya Om
Vito mau ?? Merasa dapat durian runtuh, saya menjawab sekenanya, ?Yah,…
mau sih,… ?
Singkat cerita, waktu sudah menunjukkan jam ½ 12 malam ketika Imel
berdiri dari sofa dan berkata, ?Mas Vito,aku mau ganti baju tidur dulu
ya ??
?Eh, iya,… ? jawab saya, ?kamu ndak tidur Rev, kan besok sekolah ???Mmh,
belom ngantuk,… ? jawabnya lucu.Tak lama kemudian, Imel datang lagi ke
ruang TV dengan mengenakan busana tidurnya yang tipis sekali. Di
dalamnya dia hanya memakai celana dalam jenis G-string dan Bra tanpa
tali. Revi yang sedang tidur-tiduran di karpet terbelalak kaget melihat
maminya memakai baju se-sexy itu.?Ya ampun,… mami,… bajunya itu lho, gak
sopan banget.?
?Gak papa Rev?, mami udah lama nggak pake baju ini. Sekalian nyobain
lagi,? kata Imel sambil tersenyum ke arah saya, ?Om Vito aja nggak
keberatan, masa kamu keberatan sih ??
Saya yang masih terkagum-kagum dengan kemulusan body Imel, tidak
bisa bicara apa-apa lagi.? Rev? kamu tidur sana, sudah malam. Besok
terlambat sekolah,… mami masih mau ngobrol sama Om Vito,… sana tidur!?
kata Imel.Saya yang memang sudah pingin sekali mencoba tubuh Imel, juga
ikut-ikutan ngomong, ?Iya, Rev? besok telat masuk sekolahnya,… kamu
tidur duluan sana.?Revi sepertinya kesal sekali di suruh tidur, ?Aaahh,…
mami nih. Orang masih mau ngobrol sama Om Vito kok,…? tapi dia masuk
juga ke kamarnya.
Setelah ditinggal Revi, saya mulai melakukan agresi militer.?Mel, kok
kamu pake baju kaya gitu sih ? kamu tidak malu apa sama aku, kita kan
baru kenal. Belum ada 1 hari,… kamu ndak takut apa kalo? aku apa-apain ?
?Mas, aku memang sudah lama nggak pake baju ini. Kalaupun toh pake,
suamiku sudah nggak peduli lagi kok sama aku. Dia lebih memilih
sekretarisnya itu,? kata Imel dengan mimik muka sedih.?Berarti suami mu
itu tolol. Dia nggak liat apa, kalo istrinya ini punya badan yang bagus,
kulitnya putih, bibirnya tipis,… wah, kalo aku jadi suamimu, thak perem
kamu ndak boleh keluar kamar,? kata saya bercanda.
?Dan lagi kamu punya ?itu? mengkel banget,…?Si Imel menatap saya dengan
wajah lugu, ?Itu apa mas ???Mmh, boleh aku jujur tidak ???Boleh,…
ngomong aja ??Anu,… payudaramu itu lho,… mengkel banget, dan lagi aku
yakin kalo ?anu?mu pasti seukuran satu sendok makan? kata saya sambil
melakukan penetrasi dengan mengelus pahanya.?Ooo,… ini,? kata Imel
sambil memegang buah dadanya sendiri, ?Mas Vito mau ? terus apaku yang
seukuran…?Belum selesai Imel berbicara, langsung saja aku potong dengan
memegang dan mengelus kemaluannya, ?Ini,.. mu,… buka dong bajumu !? kata
saya asal.
Imel yang sepertinya sudah setengah jalan, langsung melepas kain tipis
yang menutupi tubuhnya. Sambil mengulum bibirnya yang tipis dan hangat,
saya langsung membuka bra-nya. Imel dengan gerakan spontan yang halus
sekali, membiarkan celana dalamnya saya lucuti.?Mas, aku sudah
telanjang. Sekarang gantian ya,…? kata Imel tanpa memberi saya
kesempatan bicara, Imel langsung melepas baju dan celana serta celana
dalam saya, akibatnya dia shock setengah mati melihat batangan saya yang
sudah terkenal itu. Hebatnya lagi, dia tanpa minta ijin, langsung
jongkok di bawah saya dan mengulum si ?adik? dengan beringas. Sekitar 5
menit kemudian, dia berdiri dan menyuruh saya untuk menjilati bibir
vertikalnya. Imel kelojotan setengah mati, ketika lidah saya menyapu
dengan kasar klitorisnya.
Imel saya suruh terlentang di karpet dan membuka kakinya,
?Veggy?nya yang sudah basah itu, saya hajar dengan gerakan tajam dan
teratur. Sambil terus menyerang, saya meremas buah dadanya yang besar,
dan menghisap lidahnya dalam-dalam ke mulut saya. Sekitar 10 menit kami
melakukan gaya itu, kemudian dia berdiri dan membelakangi saya dengan
posisi menungging dan berpegangan di meja komputer didepannya, dia
membuat jalan masuk dengan menggunakan kedua jarinya. Langsung saya
pegang pantatnya dan saya tusuk dia perlahan-lahan sebelum gerakan makin
cepat karena licinnya liang surga itu. Tak lama kemudian, Imel bergetar
hebat sekali,… dia orgasme, tapi cairan sperma saya belum juga mau
keluar. Saya percepat gerakan saya, dan tidak memperdulikan erangan dan
desahan Imel, dalam hati saya berkata, dia enak sudah klimaks, aku kan
belum. Tak lama kemudian saya sudah ndak tahan. Saya tanya : ?Mel, aku
mau keluar,… dimana nih ??Di tengah cucuran keringat yang amat banyak,
Imel mendesah sambil berpaling ke arah saya, ?Di dalam aja mas ! biar
lengkap ?Benar saja, akhirnya cairan saya, saya semprotkan semua di
dalam liang vaginanya. Banyak sekali, kental dan lengket.
Setelah itu, kami duduk di sofa sambil dia saya suruh menjilati
?Mr. Penny? saya. Hisapan Imel tetap tidak berubah, tetap penuh gairah,
walaupun bibirnya terkadang lengket di kepala ?Mr. Penny? saya.Sekitar 5
menit, Imel menikmati si ?vladimir?, sebelum dia akhirnya melepaskan
hisapannya dan bangun.?Mas, aku ke kamar mandi dulu ya,? katanya, ?Aku
mau nyuci ?ini? dulu,? sambil dia mengelus vaginanya sendiri.?Ya,…
jangan lama-lama,… ? kata saya.Karena sendirian, saya kocok saja sendiri
batangan saya. Tiba-tiba si Revi keluar kamar,… dia berdiri di depan
pintu kamarnya sambil memperhatikan saya. Saya kaget sekali.?Loh, Rev…
kamu belum tidur ?? tanya saya setengah panik.?Belum.? Jawabnya singkat.
Lalu dia berjalan ke arah saya, sementara saya berusaha menutupi ?Mr.
Penny? saya dengan bantal sofa. ?Om, tadi ngapain sama mami ?? tanyanya
lagi.?Eh,… anu,… Om sama mami lagi… ? belum selesai saya menjelaskan,
Imel masuk ke ruang TV.
Dia kaget sekali melihat Revi ada di situ. Sambil tangan kanannya
menutupi vaginanya dan tangan kirinya menyilang menutupi buah dadanya
yang ranum (tidak semua tertutupi sih…),Imel berkata, ?Rev kamu ngapain,
kok belum tidur ??Revi berpaling menghadap Maminya, ?Aku nggak bisa
tidur, Mami tadi berisik banget. Ngapain sih sama Om Vito ??Akhirnya
saya menjelaskan, setelah sebelumnya menyuruh Imel duduk di samping
saya, dan Revi saya suruh duduk di karpet, menghadap kami.?Revi, kamu
kan tahu, Papi sama Mamimu sudah pisah ranjang selama hampir 4 bulan.
Sebenarnya Om sama Mami sedang melakukan kegiatan yang sering dilakukan
sama Mami dan Papimu setiap malam. Om dan istri Om juga sering melakukan
ini,? kata saya sambil melirik Imel yang terlihat sudah agak santai.
?Tapi karena sekarang ndak ada Papi, Mami minta tolong Om Vito untuk
melakukan hal itu.?Revi terlihat sedikit bingung, ?Hal itu hal apa Om
??Di sini, Imel mencoba menjelaskan, ?Rev, Mami jangan disalahin
ya,…Revi sayang Mami kan ??Revi tersenyum, ?Iya lah, mi. Revi
saayyaaaang banget sama Mami. Tapi Revi mau tahu, Mami sama Om Vito
ngapain ??Saya tersenyum sendiri mendengar rasa ingin tahu Revi yang
cukup besar, ?Om Vito sama Mami lagi making love.
Kamu tahu artinya kan ???Mmh,… iya dikit-dikit. Jelasin semua
dong Om,… Revi mau lihat,? jawab Revi.Wah,… kaget sekali mendengar Revi
bicara begitu. Lalu saya melirik Imel, dan Imel mengangguk mengerti.
?Revi beneran mau lihat Mami sama Om Vito making love ?? tanya Imel.Revi
menjawab dengan polos, ?Iya mau. Dan kalau Om Vito mau ngajarin, Revi
juga mau diajarin,… biar bisa?. Saya beneran seperti ketiban durian
runtuh, ?Mmhh, tanya Mami ya ?! soalnya Om tidak bisa ngajarin, kalo
Mamimu tidak ngijinin,… Om sih mau aja ngajarin.?Revi merajuk, merayu
Maminya, ?Mi, boleh ya ??Imel ragu-ragu menjawab, ?Kamu lihat aja dulu
deh ya ?!?Sambil tersenyum Revi menjawab, ?Iya deh,…,? senang sekali ia.
Setelah itu, Revi saya suruh mundur beberapa langkah, dia masih duduk
dan memperhatikan dengan serius, ketika saya ?memamerkan? batangan besar
saya. Dan Revi hanya bisa melongo ketika saya mengulum bibir Maminya
sambil mengelus-elus vagina yang tanpa bulu itu. Tak lama kemudian, Imel
saya suruh untuk melakukan pekerjaan menghisap lagi. Sambil Imel
disibukkan dengan pekerjaannya itu, saya menyuruh Revi untuk duduk
mendekat disamping saya.?Lihat Rev, Mami seneng banget kan ?? kata saya.
Sementara Imel melirik kami sambil terus menjilati ?Mr. Penny? saya.
?Revi sudah pernah ciuman belom ?? tanya saya.?Belum Om.??Mau Om ajarin
ndak ?? tanya saya lagi sambil melingkarkan tangan saya di lehernya.?Mau
!? jawabnya singkat.?Ya sudah,… Revi ikutin Om aja ya,… apa yang Om
Vito lakukan, diikutin ya ?!?Belum sempat Revi menjawab, saya langsung
saja mengulum bibirnya, tegang sekali si Revi. Ketika saya menarik lidah
saya dengan lembut di dalam mulutnya, Revi terasa berusaha mengikuti,
walaupun dengan gerakan yang tidak beraturan.
Imel terus menghisap batangan saya, ketika saya melucuti tubuh
anaknya yang putih bersih dan mulus itu. Buah dada Revi memang belum
begitu besar, tapi untuk ukuran anak kelas 2 SMP, sudah cukup ranum.
Puting susunya masih berwarna merah muda dan ketika saya
memilin-milinnya, si Revi bergelinjang kegelian. Tak lama kemudian, Imel
berlutut di depan saya dan membantu Revi melepas celana dalamnya yang
berwarna hijau muda. Revi menurut aja ya sama Om Vito ?kata Imel.
Sementara saya meremas-remas toketnya, Imel menyuruh Revi untuk
menggenggam batang ?Mr. Penny? saya.?Rev, sekarang kamu jongkok disini
ya ? kata Imel, ?Kamu hisap ?Mr. Penny?nya Om Vito, seperti Mami tadi.
Jangan dihisap terus, nanti kamu kehabisan nafas, ? Imel tersenyum
sayang kepada Revi, ?Kadang di lepas, terus di jilat-jilat. Pokoknya
kayak Mami tadi. Bisa kan ??Revi menjawab singkat, ?Bisa, mam ?Saya
mengarahkan si ?adik? ke mulut Revi, sambil mengelus rambutnya yang
hitam legam. ?Pelan-pelan Rev, jangan ditelan semuanya ya !? Revi
tersenyum.Imel memperhatikan cara Revi menghisap, kadang dia memberikan
instruksi.
Tak lama setelah itu, saya menyuruh Revi berdiri. Saya tersenyum
memandang vaginanya yang masih rapat, tampak bulu-bulu halus menghiasi
lubang sempit yang berwarna putih kemerahan itu. Terus terang saya tidak
tega untuk menembusnya. Ya sudah, saya ciumi dan jilati saja ?Veggy?
muda itu. Revi benar-benar kegelian. Akhirnya, Imel menyuruh Revi
istirahat. Pekerjaannya dilanjutkan oleh Imel. Tanpa berbasa-basi, Imel
langsung menduduki ?Mr. Penny? saya, dan mulai melakukan gerak maju
mundur, nikmat sekali. Sambil Imel terus mengerjai ?Mr. Penny? saya,
saya meremas-remas toketnya. Setelah itu, kami pindah tempat. Saya
berbaring di karpet, dengan Imel masih menduduki si ?adik?, kali ini dia
membelakangi saya. Revi yang hanya diam melihat aksi kami, saya suruh
mendekat ke arah saya. Saya menyuruh dia untuk jongkok, dengan posisi
?Veggy?nya di mulut saya. Sambil saya remas pantatnya, saya tembus liang
sempit itu dengan lidah, terkadang, saya sapu dengan jari, sampai
akhirnya, setengah jari tengah saya, masuk ke ?Veggy?nya dan direspon
dengan gerakan yang sangat liar. Revi mulai mendesah tidak karuan,
sementara pada saat bersamaan, Maminya mendesah keenakkan.
Saya mulai serius menanggapi Imel. Revi saya suruh menyingkir.
Setelah itu, saya membalik tubuh Imel, sekarang dia yang dibawah. Saya
lebarkan kakinya dan saya tusuk dengan tajam dan tanpa ampun. Kali ini,
Imel bertahan cukup lama, dia sudah mulai terbiasa dengan
tusukan-tusukan saya. Akhirnya Imel tidak tahan juga, begitu juga saya.
Dia orgasme, berbarengan dengan saya yang kembali memuntahkan sperma ke
dalam liang kemaluannya. Setelah melepas si ?vladimir?, Revi saya suruh
menjilatinya.?Mmmhhh,….. Om… kok asin sih rasanya ?? protes Revi.Imel
sambil terengah-engah menjawab, ?Memang gitu rasa sperma. Tapi enak kan ?
Mami bagi dong ?!?Saya senyum-senyum saja melihat anak beranak itu
berebut menjilati ?Mr. Penny? saya. Pada saat itu, saya teringat Vina
(anak Mirna) yang selalu senang dan tertawa ketika melihat ibu dan
tantenya berebutan ?Mr. Penny? dan menjilati sisa sperma di ujungnya.
Begitu juga Imel dan anaknya, Revi, yang seperti mengagungkan batangan
saya. Saya memegang kepala ibu dan anak itu, dan dengan maksud bercanda,
kadang saya buat gerakan yang memaksa mereka harus berciuman dan
menempelkan lidah masing-masing. Mereka tertawa dan tersenyum ceria,
tanpa beban.
Sekali dua kali, kami masih sering bersenggama bertiga. Tapi
sekali tempo, saya hanya berdua saja dengan Revi, yang benar-benar telah
merelakan keperawanannya saya ambil. Tapi kalau dengan Imel,… wow,
jangan ditanya berapa kali, kami sering janjian di sebuah restoran di
PIM, dan Grisa, anak bungsu Imel, selalu diajak. Pernah suatu saat,
ketika saya dan Imel sedang ?perang alat kelamin? di kamar mandi
rumahnya (tanpa menutup pintu), Grisa tiba-tiba masuk dan menonton
dengan bingung adegan saya dan Maminya yang sedang nungging di bathtub.
Dia bertanya kepada Maminya (walaupun tidak dijawab, karena sedang
?sibuk? ?Mami diapain Om Vito, kok teriak-teriak ?? katanya. Dan dia pun
ikut menyaksikan kakaknya, yang saya senggamai di ruang TV, di samping
Maminya yang telanjang bulat, dengan sperma di buah dadanya yang besar
itu (bila saya buang di luar, dia tidak mau membersihkan sendiri, selalu
menyuruh Revi untuk menjilatinya).
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment