Bandar Capsa Online - Nonton Bokep Sambil ML Dengan Mbak Dewi Sange - Perkenalkan namaku Iwan. Umurku 24 tahun dan aku adalah mahasiswa
tingkat akhir sebuah univertias di Jakarta. Saat ini aku tinggal
menyelesaikan skripsi, tetapi sampai sekarang masih belum selesai.
Mungkin karena aku saat ini terlalu fokus pada bisnis wiraswastaku,
membuatku agak mengabaikan skripsiku.
Bandar Capsa Terpercaya - Tetapi aku berniat untuk mulai mengerjakannya lagi di tengah2
kesibukan mengerjakan proyek-proyek bisnisku. Bangga juga bila mempunyai
gelar nanti, dan terlebih hal itu bisa membuat orang tuaku senang.
Semenjak
aku kenal dengan Tante Sonya aku selalu jadi ketagihan bermain sex. Aku
selalu memikirkan hal itu, terutama bila setelah beberapa hari tidak
ada penyaluran. Memang aku mempunyai pacar, tetapi dengan Monika pacarku
itu, aku hanya bercumbu saja dan tidak sampai berhubungan lebih jauh.
Dia memang ingin mempertahankan mahkotanya sampai menikah nanti.
Berhubung
sekarang aku sudah mempunyai penghasilan, aku bisa menggunakannya
sebagian sebagai ‘biaya’ kenakalanku. Kadang aku dan temanku pergi
hunting ABG yang sering nongkrong di mall atau tempat nongkrong lainnya.
Hanya saja aku lebih suka kalau mengencani Tante girang yang kesepian,
selain banyak pengalaman, juga bebas risiko dari penyakit.
Aku
juga masih sering berhubungan dengan Tante Sonya dan juga
teman-temannya. Memang Tante Sonya ini memperkenalkanku dengan beberapa
temannya yang kesepian. Mungkin lain kali aku akan menceritakan
pengalaman nikmatku dengan mereka, tetapi saat ini aku ingin
menceritakan kejadian lain beberapa hari yang lalu.
Malam itu aku
sedang suntuk di tempat kosku. Aku perlu refreshing setelah mengerjakan
salah satu proyek pesanan klienku. Kutelepon pacarku Monika untuk kuajak
nonton, tetapi ternyata dia bilang bahwa dia sedang sibuk mengerjakan
tugas kuliahnya yang sudah mendekati deadline.
Akhirnya kuputuskan
saja untuk membeli DVD sekalian makanan untuk malam nanti. Di dekat
tempat kosku, memang terdapat penjual DVD bajakan. Sudah sering aku beli
DVD di tempat itu, malahan aku sudah kenal cukup dekat dengan
penjualnya. Umurnya sekitar 25 tahunan dan berbodi seksi. Namanya Dewi,
dan orangnya memang agak genit. Kalau dilihat sekilas ada miripnya
dengan artis sinetron indonesia. Hanya bodinya jauh lebih seksi jika
dibandingkan aktris sinetron itu.
“Hai.. Mbak. Ada film baru nggak?” tanyaku setelah sampai di tempatnya berjualan.
“Ada Wan.. Nih pilih aja sendiri” katanya sambil menyodorkan setumpuk DVD. Kulihat DVD tersebut satu persatu yang menarik.
“Mbak, dicoba dulu dong” kataku sambil menyerahkan kedua DVD itu padanya.
Mbak
Dewi pun kemudian mencoba DVD itu di playernya. Kuperhatikan malam itu
dia tampak seksi sekali, dengan T-shirt ketat yang menonjolkan keindahan
payudaranya. Tubuhnya tampak padat berisi, dengan rok mini dari bahan
jeans yang semakin menambah keseksiannya.
“Sedang sendirian nih Wan? Nggak pergi sama pacar?” tanyanya.
“Iya Mbak. Sedang suntuk nih, makanya saya beli DVD” sahutku.
“Mau yang lebih seru nggak?” tanyanya lagi sambil tersenyum genit.
“Boleh.” jawabku.
Dia pun lalu mengambil bungkusan plastik hitam
dari balik lacinya, dan menyerahkannya padaku. Kulihat isinya, ternyata
DVD porno.
“Wah.. Kalau beli ini nontonnya nggak bisa sendirian nih” pancingku.
“Emang perlu Mbak temenin?” godanya.
“Siapa takut.. Bener nih?” tanyaku. Aku senang sekali mendengarnya. Aku
merasakan penisku sudah mulai tegang membayangkan nikmatnya tubuh Mbak
Dewi.
“Tapi nanti ya Wan.. Satu jam lagi aku off. Jemput aja aku nanti”
Akhirnya
setelah janjian dan membayar DVD yang kuambil, 2 DVD biasa dan satu DVD
porno, aku pun pergi dahulu untuk makan malam sambil menunggu Mbak Dewi
pulang. Aku pergi ke restoran fast food yang berada tak jauh dari
tempat penjualan DVD itu. Tak sabar aku menunggu satu jam lagi.
Singkat cerita, Mbak Dewi telah berada dalam mobilku. Aku pun memacu mobil kembali ke tempat kosku.
“Ih.. Kok ngebut sih Wan? Udah pengen ya?” godanya genit.
“Iya nih Mbak.. Iwan udah pengen diajarin Mbak” sahutku asal.
“Ah.. Pasti kau udah pinter kan..” jawabnya sambil menyilangkan kakinya. Paha mulusnya makin menambah gairahku.
“Kamu kalau main kuat berapa lama Wan? Jangan cepet lho.. Puasin Mbak dulu ya?” tanyanya lagi genit.
“Iya pasti Mbak puas deh..”
“Habis tunangan Mbak kalau main cepet banget..” katanya lagi. Pantas jadi genit begini, pikirku.
Sesampainya
di tempat kosku, aku langsung masuk ke kamarku bersama Mbak Dewi.
Memang di tempat kosku ini, kamarku agak terpencil hingga bebas saja
membawa siapa pun masuk ke tempat kosku ini.
Kunyalakan AC dan
TV-ku. Segera kupilih DVD porno dan kunyalakan DVD playerku. Aku pun
kemudian beranjak menuju ranjang dimana Mbak Dewi telah menunggu. Kami
kemudian menikmati tontonan seru itu. Di layar TV tampak seorang gadis
bule cantik sedang disetubuhi di tempat permainan bowling. Desahan suara
gadis itu begitu menggairahkan. Tampak lawan mainnya sangat menikmati
keindahan tubuh gadis itu saat menyetubuhi sambil menghisapi
payudaranya.
Nafas Mbak Dewi sudah memberat di sebelahku.
Tangannya mulai meremasi tanganku. Kupalingkan wajahku menatapnya dan
Mbak Dewi langsung melumat bibirku. Diciuminya aku dengan penuh gairah.
Lidahnya mulai menerobos masuk ke dalam rongga mulutku, yang kemudian
kuhisap gemas. Tanganku pun mulai meremasi payudaranya yang kenyal dari
balik T-shirtnya yang ketat.
“Sebentar.. Mbak buka dulu ya”
katanya sambil melepaskan T-shirt putih yang dipakainya. Tampaklah
payudaranya yang besar dibungkus BH berwarna krem. Puting payudaranya
tampak menonjol di balik kain BH-nya itu.
“Ayo kamu yang buka BH-nya Wan” ujarnya menggoda.
Tanganku
langsung membuka kaitan BH di punggungnya. Lalu kuturunkan tali
penyangga dari pundaknya, dan terpampanglah payudara Mbak Dewi di
depanku. Payudara yang ranum dan besar, dengan putingnya yang menonjol
menantang. Kuusap-usap dan kupilin perlahan puting payudara Mbak Dewi
yang manis ini, sambil kemudian kuciumi lagi bibirnya.
“Ayo Wan,
tunggu apa lagi. Isap susu Mbak dong” pintanya. Sambil berkata demikian,
tangan Mbak Dewi agak menekan kepalaku ke bawah menuju dadanya. Tanpa
menunda waktu lagi kujilati seluruh permukaan payudaranya.
“Ohh..” lenguh Mbak Dewi ketika lidahku mengenai putingnya yang telah menonjol keras.
Erangannya
semakin menjadi ketika kuhisap putingnya sambil sesekali kugigit
perlahan. Sementara aku menghisapi payudaranya yang sebelah kiri,
tanganku mempermainkan payudara yang sebelahnya. Tangan Mbak Dewi
mengusap-usap rambutku sambil terus mengerang nikmat.
“Iya Wan..
Bener gitu.. Aduh.. Enak.. Oh..” erang Mbak Dewi sambil meliuk-liukkan
badannya. Aku pun semakin bernafsu menghisapi dan menjilati payudaranya
yang kenyal itu.
Kulirik layar TV, dan di layar terpampang adegan
dimana seorang gadis bule berambut pirang sedang dijilati vaginanya di
atas sebuah meja billiard. Erangan gadis tersebut dari suara TV
bercampur dengan suara lenguhan Mbak Dewi yang sedang kulahap
payudaranya.
“Ayo Wan.. Mbak ajari seperti itu” ujarnya sambil
menarik rambutku dan menunjuk ke layar TV. Kemudian didorongnya pundakku
menuju ke arah bawah.
“Cepet buka celana Mbak” katanya lagi.
Aku pun kemudian mengangkat
rok jeans mininya dan tampaklah celana dalam warna krem berenda yang
dipakainya. Kubuka celana dalam itu, dan tampaklah liang kewanitaannya
dengan rambut yang tercukur rapi. Tangan Mbak Dewi mengelus-elus
kemaluannya sendiri, sambil matanya menatapku genit.
“Ayo Wan. Mbak pengen ngerasain jilatanmu di sini” katanya lagi sambil tangannya masih sibuk mengusap-usap vaginanya.
Kudekatkan
kepalaku ke liang kewanitaannya, dan kujulurkan lidahku. Perlahan
kujilati vaginanya. Tubuh Mbak Dewi menggelinjang hebat kala itu, sambil
mulutnya mengerang dan meracau nikmat.
“Ohh.. Wan.. Ya.. Jilati terus Wan.. Enak.. Ohh..”.
Sambil
melenguh, tangannya menekan kepalaku ke selangkangannya, dan akupun
dengan penuh gairah menikmati liang vagina Mbak cantik ini. Erangannya
semakin keras dan tubuhnya meliuk-liuk liar ketika aku menghisapi
klitorisnya.
“Terus Wan.. Oh.. Oh..” sambil mengerang Mbak Dewi meremas-remasi payudaranya sendiri.
“Ayo Wan, kamu tidur di sini” katanya sambil bangkit dari ranjang.
“Mbak ajari posisi yang lebih enak”
Aku pun patuh dan tidur
telentang di ranjang. Sementara kulihat sekilas di TV, si gadis bule
cantik sedang disetubuhi secara doggy style di atas meja billiard.
Erangan suara dari TV menambah erotis suasana di dalam kamarku. Mbak
Dewi kemudian naik ke atas wajahku. Diturunkannya tubuhnya, sehingga
liang kewanitaannya tepat berada di atas mulutku. Kujulurkan lidah, dan
Mbak Dewi kemudian menggoyang-goyangkan pantatnya di atas wajahku.
Erangan Mbak Dewi kembali bersaing dengan erangan dari DVD porno di TV.
“Oh.. Oh..” erang Mbak Dewi sambil pantatnya terus bergoyang-goyang mencari kepuasan.
Kujilat
dan kuciumi dengan penuh gairah vagina Mbak manis ini. Tangan Mbak Dewi
memegang pinggiran ranjang di atas kepalaku, sementara tubuhnya terus
bergoyang mencari kepuasan birahi. Beberapa lama kemudian, goyangan
pantat Mbak Dewi semakin menjadi.
“Oh.. Wan.. Mbak hampir sampai..
Ohh..” lenguhnya panjang. Tubuhnya menegang, dan saat itu banyak cairan
nikmat keluar dari vaginanya. Kuhisap habis cairan kewanitaan itu, dan
tak lama Mbak Dewi pun menjatuhkan tubuhnya di sebelahku.
“Kamu hebat Wan.. Dengan Mas Joko belum pernah aku orgasme seperti tadi” katanya sambil tangannya mengusap-usap dadaku.
“Mbak istirahat sebentar ya” katanya lagi.
Sebenarnya nafsuku
sudah memuncak, tetapi aku tak mau memaksa Mbak seksi ini untuk
melayaniku saat itu juga. Kami pun lalu kembali menonton DVD porno yang
masih terpampang di layar TV. Di layar tampak sekarang seorang gadis
bule berambut pirang sedang bermain tenis dengan seorang pria. Setelah
bermain, mereka beristirahat dan mulai bercumbu. Si gadis bule tersebut
lalu membuka celana si pria dan tampak terkejut melihat ukuran penisnya
yang besar.
“Oh.. my god.. I love it.. So big” desah si gadis sebelum memasukkan penis itu ke dalam mulutnya.
Tampak gairah Mbak Dewi kembali bangkit melihat adegan itu.
“Punyamu besar begitu nggak Wan?” tanyanya sambil tangannya mulai meraba kemaluanku.
“Lumayan deh Mbak. Memang Mbak suka yang besar ya?”
“Iya. Semakin besar Mbak semakin suka” jawabnya genit.
“Ya udah Mbak lihat aja sendiri” kataku.
Mbak Dewi tersenyum dan mulai membuka celana panjangku.
“Ih.. Besar juga punyamu Wan. Sampai celananya nggak cukup tuh”
Memang
karena nafsuku sudah memuncak, kepala penisku tampak mencuat keluar tak
tertampung celana dalamku. Mbak Dewi tak sabar membuka celana dalamku.
Tangannya kemudian mengocok perlahan senjata kelelakianku itu.
“Ih.. Keras banget.. Mbak suka kontol yang kayak gini. Besar, panjang, dan keras. Pasti cewek kamu puas ya.” katanya lirih.
Wajah
Mbak Dewi kemudian mendekati selangkanganku. Hembusan nafasnya terasa
hangat di kulit kemaluanku ketika dia mengamati penisku dengan pandangan
gemas. Rasa nikmat yang luar biasa menjalar tubuhku ketika lidah Mbak
Dewi yang cantik ini mulai menari di kepala penisku. Dijilatinya kepala
penisku berikut batangnya. Setelah itu dengan rakus dikulumnya batang
kemaluanku. Srrpp.. Srpp.. Bunyi itu yang terdengar ketika Mbak Dewi
memaju-mundurkan kepalanya menghisapi penisku.
“Ahh.. Kontolmu
enak Wan.. Mbak suka.. Hmm” desah Mbak Dewi ketika dia menghentikan
kulumannya untuk menjilati batang kemaluanku.
Sesaat kemudian,
penisku kembali menyesaki mulutnya yang haus kejantanan lelaki itu.
Sementara mulutnya menikmati kejantananku, tangan Mbak Dewi
mengelus-elus buah zakarku. Aku tak kuasa lagi untuk menahan erangan
nikmatku. Tanganku pun meremas-remas rambut Mbak Dewi gemas.
Mbak
Dewi semakin cepat menghisapi penisku. Kadang mulutnya dimiringkan,
sehingga penisku membuat pipinya tampak menggelembung. Tangannya pun
semakin cepat mengocok batang kemaluanku. Kemudian dikeluarkannya
penisku dari mulutnya, dan kembali dijilatinya seluruh permukaan penisku
sambil tangannya mengurut-urut buah zakarku.
“Keluarin di mulut Mbak Wan.. Mbak pengen minum spermamu..” katanya dengan nada memerintah.
Aku
tentu tak menolak perintahnya. Memang aku sudah tidak tahan lagi.
Sambil mengerang nikmat, aku pun mengalami ejakulasi. Saat itu, Mbak
Dewi malah kembali mengulumi kemaluanku, sehingga spermaku pun masuk ke
dalam mulutnya. Mbak Dewi kemudian menjilati kemaluanku sampai bersih.
“Enak Wan..?” tanyanya sambil menjilati spermaku di sudut bibirnya.
“Enak Mbak..” jawabku lemas.
Kami pun lalu kembali beristirahat
sambil menonton tayangan DVD. Kali ini dilayar tampak seorang gadis ABG
bule berambut coklat sedang belajar memancing. Tak lama gadis itu sudah
bercumbu dengan pelatihnya. Si gadis ABG menaiki tubuh lawan mainnya,
dan mulai memompa tubuhnya naik turun. Sementara si aktor, seorang
lelaki setengah baya, meremasi payudara gadis tersebut yang
bergelantungan indah. Adegan persetubuhan lalu dilanjutkan dengan gaya
doggy style. Tak lama kami pun kembali terangsang.
“Wan.. Mbak
pengen seperti itu. Mbak pengen ngerasain ngentotin kontolmu. Pasti
lebih enak daripada punyanya Mas Joko” katanya sambil meraba kemaluanku
dan mulai menciumi bibirku.
Mbak Dewi melepaskan rok mininya yang masih tersisa, lalu menaiki tubuhku dan mengarahkan kemaluanku pada lubang kewanitaannya.
“Ohh..” desahnya saat penisku mulai menerobos liang vaginanya.
Dia
pun mulai memompa kemaluanku naik turun. Terkadang dia pun
mengoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan. Suara deritan
ranjang, erangan Mbak Dewi, serta erangan suara dari DVD memenuhi kamar
kosku. Walaupun AC kamar telah dinyalakan, tetap saja tubuh kami
berkeringat. Tetesan peluh itu mengalir dari wajah Mbak Dewi membasahi
payudaranya. Aku segera membuka T-shirt yang masih aku pakai, ingin
memamerkan tubuhku yang tekun kupahat di gym. Sementara itu, Mbak Dewi
terus bergoyang menikmati kejantananku. Tanganku tak ketinggalan
meremasi payudaranya yang kenyal. Cukup lama kami bersetubuh dengan gaya
ini.
“Ayo Wan.. Sekarang Mbak pengen dientotin dari belakang”
katanya setelah dia keluar untuk yang kedua kalinya, sambil bangkit dari
tubuhku. Dia kemudian menungging sambil tangannya memegang ujung
ranjang. Aku pun segera memasukkan penisku kembali ke dalam vaginanya.
“Ohh.. Enak Wan.. Terus Wan.. Ohh.. Yang cepat.. Ohh” desah Mbak Dewi
saat kupompa tubuhnya. Tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang
menggemaskan. Terkadang kuremas pula pantatnya yang bulat padat
menantang.
“Ayo Wan.. Mbak hampir sampai.. Terus wan.. Oh.. Ohh.. Ohh..”
Tubuh
Mbak Dewi kembali mengejang, lalu rebah lemas di atas ranjang. Kali ini
aku tak mau lagi ‘menggantung’. Kubalikkan badan Mbak Dewi dan
kuarahkan penisku kembali ke liang vaginanya yang telah licin oleh
cairan orgasmenya. Kugenjot tubuh Mbak yang seksi ini dengan gaya
missionary.
“Eh.. Eh..” demikian erangan yang keluar dari mulutnya seirama dengan genjotan tubuhku.
“Hisapi putingku Mbak” kataku.
Mulut Mbak Dewi pun kemudian
menghisapi puting dadaku sementara aku menggenjot tubuhnya. Tak lama
Mbak Dewi pun keluar untuk yang ketiga kalinya, dan aku memberikannya
kesempatan sessat untuk beristirahat. Lalu kuminta lagi berganti posisi.
Masih di atas ranjang, kubuka kakinya yang indah itu lebar-lebar, lalu
kutumpangkan ke bahu bidangku. Lalu dengan dituntun tangannya, kudorong
penisku masuk kembali ke liang surganya, dan mulai kupompa dia seperti
tadi. Gerakan pompaanku semakin keras, liar, dan bertenaga seiring
dengan mulai basahnya kemaluannya.
Dalam posisi ini, aku memegang
kakinya erat-erat, sementara Mbak Dewi asyik mengerang-erang kenikmatan.
Cukup lama menggenjotnya di posisi ini. Tak lama aku pun tak tahan lagi
menahan ejakulasiku yang kedua. Wajah cantik Mbak Dewi ditambah dengan
erangannya setelah orgasmenya yang keempat, serta jepitan vaginanya yang
nikimat di kelaminku membuatku segera mencapai puncak.
“Aku sampai Mbak.. Ahh” jeritku tertahan ketika aku menyemburkan spermaku dalam rahimnya.
Kami
pun terbaring lemas di atas ranjang. Puas sekali rasanya menyetubuhi
Mbak Dewi nan ayu ini. Kunyalakan sebatang rokok untuknya. Kami kemudian
mengobrol dan bercanda sambil tiduran di atas ranjang.
“Wan.. Anterin aku pulang ya” katanya setelah dia menghabiskan rokoknya.
“Lho.. Udah malam Mbak nanggung. Nginep di sini aja”
“Wah jangan Wan.. Besok pagi Mas Joko mau jemput aku berangkat kerja. Aku juga nggak bawa pakaian ganti” jawabnya.
Akhirnya,
aku mengantar dia ke rumahnya. Cuma aku menurunkannya agak sedikit jauh
dari rumahnya agar tetangganya tidak curiga. Enak juga nonton bokep
bareng Mbak Dewi. Mungkin aku akan semakin sering beli DVD bokep XXX
nantinya.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment