Bandar Poker Terpercaya - Buah Dada Murid Les Cewek yang Menggairahkan - Shella Putri adalah seorang gadis berwajah cantik, alis matanya
melengkung, dan mata indah serta jernih serta dilindungi oleh bulu mata
lentik, hidungnya mancung yang serasi melengkapi kecantikannya. ditambah
lagi bibir mungil merah alami yang serasi pula dengan wajahnya.
Bandar Poker Terbaik - Rambutnya yang hitam dan dipotong pendek menjadikannya lebih menarik,
kulitnya putih mulus dan terawat, badannya mulai tumbuh begitu indah
dan seksi.
Shella tumbuh di kalangan keluarga yang cukup berada
dan menyayanginya. Usianya baru 15 tahun, kadang sifatnya masih
kekanakan. Badannya tidak terlalu tinggi berkisar 155 cm, badannya ideal
dengan tinggi badannya, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus.
Seminggu
yang lalu Shella mulai rutin mengikuti les privat Fisika di rumah guru
les, Steven (seorang duda). Aku mempunyai sebuah rumah mungil dengan dua
buah kamar, diantaranya ada sebuah kamar mandi yang bersih dan harum.
Kamar depan diperuntukkan ruang kerja dan perpustakaan, buku-buku
tersusun rapi di dalam rak dengan warna-warna kayu, sama seperti meja
kerja yang di atasnya terletak seperangkat komputer. Sebuah lukisan yang
indah tergantung di dinding, lukisan itu semakin tampak indah di latar
belakangi oleh warna dinding yang serasi. Ruang tidurnya dihiasi ornamen
yang serasi pula, dengan tempat tidur besar dan pencahayaan lampu yang
membuat suasana semakin romantis. Ruang tamu ditata sangat artistik
sehingga terasa nyaman.
Rumahku memang terkesan romantis dengan
terdengar pelan alunan lagu-lagu cinta, Shella sedang mengerjakan tugas
yang baru kuperintahkan. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas itu, tanpa
sengaja penghapusnya jatuh tersenggol. Shella berusaha menggapai ke
bawah bermaksud untuk mengambilnya, tapi ternyata dia memegang tanganku
yang telah lebih dulu mengambilnya. Shella kaget melihat ke arahku yang
sedang tersenyum padanya. Shella berusaha tersenyum, saat tangan kirinya
kupegang dan telapak tangannya kubalikkan dengan lembut, kemudian
kutaruh penghapus itu ke dalam telapak tangannya.
Aku sebagai
orang yang telah cukup berpengalaman dapat merasakan getaran-getaran
perasaan yang tersalur melalui jari-jari gadis itu, sambil tersenyum aku
berkata, “Shell, kamu tampak lebih cantik kalau tersenyum seperti itu”.
Kata-kataku membuat gadis itu merasa tersanjung, dengan tidak sadar
Shella mencubit pahaku sambil tersenyum senang.
“Udah punya pacar Shell?”, godaku sambil menatap Shella.
“Belum, Kak!”, jawabnya malu-malu, wajahnya yang cantik itu bersemu
merah. “Kenapa, kan temen seusiamu sudah mulai punya pacar”, lanjutku.
“Habis mereka maunya cuma hura-hura kayak anak kecil, caper”, komentarnya sambil melanjutkan menulis jawaban tugasnya.
“Ohh!”, aku bergumam dan beranjak dari tempat duduknya, mengambil
minuman kaleng dari dalam kulkas. “Minum Coca Cola apa Shellta, Shell?”,
lanjutku.
“Apa ya! Coca Cola aja deh Kak”, sahutnya sambil terus bekerja.
Aku mambawa dua kaleng minuman dan mataku terus melihat dan menelusuri
tubuh Shella yang membelakangi, ternyata menarik juga gadis ini,
badannya yang semampai dan bagus cukup membuatku bergairah, pikirku
sambil tersenyum sendiri.
“Sudah Kak”, suara Shella mengagetkan
lamunanku, kuhampiri dan kusodorkan sekaleng Coca-Cola kesukaan gadis
itu. Kemudian aku memeriksa hasil pekerjaan itu, ternyata benar semua.
“Ahh, ternyata selain cantik kamu juga pintar Shell “, pujiku dan membuat Shella tampak tersipu dan hatinya berbunga-bunga.
Aku
yang sengaja duduk di sebelah kanannya, melanjutkan menerangkan
pemecahan soal-soal lain, Bau wangi parfum yang kupakai sangat lembut
dan terasa nikmat tercium hidung, mungkin itu yang membuatnya tanpa
sadar bergeser semakin dekat padaku.
Pujian tadi membuatnya tidak
dapat berkonsentrasi dan berusaha mencoba mengerti apa yang sedang
dijelaskan, tapi gagal. Aku yang melihatnya tersenyum dalam hati dan
sengaja duduk menyamping, agak menghadap pada gadis itu sehingga
instingku mengatakan hatinya agak tergetar.
“Kamu bisa ngerti yang
baru kakak jelaskan Shell”, kataku sambil melihat wajah Shella lewat
sudut mata. Shella tersentak dari lamunannya dan menggeleng, “Belum,
ulang dong Kak!”, sahutnya. Kemudian aku mengambil kertas baru dan
diletakkan di depannya, tangan kananku mulai menuliskan rumus-rumus
sambil menerangkan, tangan lainnya diletakkan di sandaran kursi
tempatnya duduk dan sesekali aku sengaja mengusap punggungnya dengan
lembut.
Shella semakin tidak bisa berkonsentrasi, saat merasakan
usapan lembut jari tanganku itu, jantungnya semakin berdegup dengan
keras, usapan itu kuusahakan senyaman dan selembut mungkin dan
membuatnya semakin terlena oleh perasaan yang tak terlukiskan. Dia sama
sekali tidak bisa berkonsentrasi lagi. Tanpa terasa matanya terpejam
menikmati belaian tangan dan bau parfum yang lembut.
Dia berusaha
melirikku, tapi aku cuek saja, sebagai perempuan yang selalu ingin
diperhatikan, Shella mulai mencoba menarik perhatianku. Dia memberanikan
diri meletakkan tangan di atas pahaku. Jantungnya semakin berdegup, ada
getaran yang menjalar lembut lewat tanganku.
Selesai menerangkan
aku menatapnya dengan lembut, dia tak kuasa menahan tatapan mata yang
tajam itu, perasaannya menjadi tak karuan, tubuhnya serasa menggigil
saat melihat senyumku, tanpa sadar tangan kirinya meremas lembut pahaku,
akhirnya Shella menutup mata karena tidak kuat menahan gejolak
didadanya. Aku tahu apa yang dirasakan gadis itu dengan instingku.
“Kamu
sakit?”, tanyaku berbasa basi. Shella menggelengkan kepala, tapi
tanganku tetap meraba dahinya dengan lembut, Shella diam saja karena
tidak tahu apa yang harus dilakukan. Aku genggam lembut jari tangan
kirinya.
Udara hangat menerpa telinganya dari hidungku, “Kamu
benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa Shell”, gumamku
lirih. pujian itu membuat dirinya makin bangga, tubuhnya bergetar, dan
nafasnya sesak menahan gejolak di dadanya. Dan Shella ternyata tak kuasa
untuk menahan keinginannya meletakkan kepalanya di dadaku, “Ahh..”,
Shella mendesah kecil tanpa disadari.
Aku sadar gadis ini mulai
menyukaiku, dan berhasil membangkitkan perasaan romantisnya. Tanganku
bergerak mengusap lembut telinga gadis itu, kemudian turun ke leher, dan
kembali lagi naik ke telinga beberapa kali. Shella merasa
angan-angannya melambung, entah kenapa dia pasrah saja saat aku
mengangkat dagunya, mungkin terselip hatinya perasaan ingin terus
menikmati belaian-belaian lembut itu.
“Kamu memang sangat cantik
dan aku yakin jalan pikiranmu sangat dewasa, Aku kagum!”, kataku merayu.
Udara hangat terasa menerpa wajahya yang cantik, disusul bibir hangatku
menyentuh keningnya, lalu turun pelan ke telinga, hangat dan lembut,
perasaan nikmat seperti ini pasti belum pernah dialaminya. Anehnya dia
menjadi ketagihan, dan merasa tidak rela untuk cepat-cepat mengakhiri
semua kejadian itu.
“Ja.., jangan Kak”, pintanya untuk menolak.
Tapi dia tidak berusaha untuk mengelak saat bibir hangatku dengan lembut
penuh perasaan menyusuri pipinya yang lembut, putih dan halus, saat
merasakan hangatnya bibirku mengulum bibirnya yang mungil merah merekah
itu bergeter, aku yakin baru pertama kali ini dia merasakan nikmatnya
dikulum dan dicium bibir laki-laki.
Jantung di dadanya berdegup
makin keras, perasaan nikmat yang menyelimuti hatinya semakin membuatnya
melambung. “Uuhh..!”, hatinya tergelitik untuk mulai membalas ciuman
dan kuluman-kuluman hangatku.
“Aaahh..”, dia mendesah merasakan
remasanku lembut di payudara kiri yang menonjol di dadanya, seakan tak
kuasa melarang. Dia diam saja, remasan lembut menambah kenikmatan
tersendiri baginya. “Dadamu sangat indah Shell”, sebuah pujian yang
membuatnya semakin mabuk, bahkan tangannya kini memegang tanganku, tidak
untuk melarangnya, tapi ikut menekan dan mengikuti irama remasan di
tanganku. Dia benar-benar semakin menikmatinya. Serdadukupun mulai
menegang.
“Aaahh”, Shella mendesah kembali dan pahanya
bergerak-gerak dan tubuhnya bergetar menandakan vaginanya mulai basah
oleh lendir yang keluar akibat rangsangan yang dialaminya, hal itu
membuat vaginanya terasa geli, merupakan kenikmatan tersendiri. Dia
semakin terlena diantara degup-degup jantung dan keinginannya untuk
mencapai puncak kenikmatan. Diimbanginya kuluman bibir dan remasan
lembut di atas buah dadanya.
Saat tanganku mulai membuka kancing
baju seragamnya, tangannya mencoba menahannya. “Jangan nanti dilihat
orang”, pintanya, tapi tidak kupedulikan. Kulanjutkan membuka satu
persatu, dadanya yang putih mulus mulai terlihat, buah dadanya tertutup
bra warna coklat.
Seakan dia sudah tidak peduli lagi dengan
keadaannya, hanya kenikmatan yang ingin dicapainya, dia pasrah saat
kugendong dan merebahkannya di atas tempat tidur yang bersprei putih. Di
tempat tidur ini aku merasa lebih nyaman, semakin bisa menikmati
cumbuan, dibiarkannya dada yang putih mulus itu makin terbuka.
“Auuuhh”,
bibirku mulai bergeser pelan mengusap dan mencium hangat di lehernya
yang putih mulus. “Aaaahh”, dia makin mendesah dan merasakan kegelian
lain yang lebih nikmat.
Aku semakin senang dengan bau wangi di
tubuhnya. “Tubuhmu wangi sekali”, kembali rayuan itu membuatnya makin
besar kepala. Tanganku itu dibiarkan menelusuri dadanya yang terbuka.
Shella sendiri tidak kuasa menolak, seakan ada perasaan bangga tubuhnya
dilihat dan kunikmati. Tanganku kini menelusuri perutnya dengan lembut,
membuatnya menggelinjang kegelian. Bibir hangatku beralih menelusuri
dadanya.
“Uhh.!”, tanganku menarik bajunya ke atas hingga keluar
dari rok abu-abunya, kemudian jari-jarinya melepas kancing yang tersisa
dan menari lembut di atas perutnya. “Auuuhh” membuatnya menggelinjang
nikmat, perasaannya melambung mengikuti irama jari-jariku, sementara
serdaduku terasa makin tegang.
Dia mulai menarik kepalaku ke atas
dan mulai mengimbagi ciuman dan kuluman, seperti caraku mengulum dan
mencium bibirnya. “Ooohh”, terdengar desah Shella yang semakin terlena
dengan ciuman hangat dan tarian jari-jariku diatas perutnya, kini dada
dan perutnya terlihat putih, mulus dan halus hanya tertutup bra coklat
muda yang lembut.
Aku semakin tegang hingga harus mengatur gejolak
birahi dengan mengatur pernafasanku, aku terus mempermainkan tubuh dan
perasaan gadis itu, kuperlakukan Shella dengan halus, lembut, dan tidak
terburu-buru, hal ini membuat Shella makin penasaran dan makin bernafsu,
mungkin itu yang membuat gadis itu pasrah saat tanganku menyusup ke
belakang, dan membuka kancing branya.
Tanganku mulai menyusup di bagian dada yang menonjol di bawah bra gadis itu, terasa kenyal dan padat di tanganku.
“Aaahh.. Uuuhh. ooohh”, Shella menggelinjang gelinjang geli dan nikmat,
jemari itu menari dan mengusap lembut di atas buah dadanya yang mulai
berkembang lembut dan putih, seraya terus berpagutan. Dia merasa semakin
nikmat, geli dan melambungkan angan-angannya.
Ujung jariku mulai
mempermainkan puting susunya yang masih kecil dan kemerahan itu dengan
sangat hati-hati. “Kak.. Aaahh.. uuhh.. ahh”. Shella mulai menunjukkan
tanda-tanda terangsang hingga berusaha ikut membuka kancing bajuku, agak
susah, tapi dia berhasil. Tangannya menyusup kebalik baju dan mengelus
dadaku, sementara birahinya makin memuncak. “Ngghh.. “, vaginanya yang
basah semakin membuatnya nikmat, pikirku. Shella menurut ketika badannya
diangkat sedikit, dibiarkannya baju dan branya kutanggalkan, lalu
dilempar ke samping tempat tidur.
Sekarang tubuh bagian atasnya
tidak tertutup apapun, dia tampak tertegun dan risih sejenak, saat
mataku menelusuri lekuk tubuhnya. Di sisi lain dia merasa kagum dengan
dua gunung indah yang masih perawan yang menyembul di atas dadanya,
belum pernah terjamah oleh siapapun selain dirinya sendiri. Sedangkan
aku tertegun sejenak melihat pemandangan di depan mataku, birahiku
bergejolak kembali, aku berusaha mengatur pernafasan, karena tidak ingin
melepaskan nafsu binatangku hingga menyakiti perasaan gadis cantik yang
tergolek pasrah di depanku ini.
Aku mulai mengulum buah dada
gadis itu perlahan, terasa membusung lembut, putih dan kenyal.
Diperlakukan seperti itu Shella menggelinjang, “Ahh.. uuuhh.. aaahh”.
Pengalaman pertamanya ini membuat angan-angannya terbang tinggi. Buah
dadanya yang putih, lembut, dan kenyal itu terasa nikmat kuhisap lembut,
tarian lidah diputing susunya yang kecil kemerahan itu mulai berdiri
dan mengeras.
“Aaahh..!”, dia merintih geli dan makin mendekap
kepalaku, vaginanya mungkin kini terasa membanjir. Birahinya semakin
memuncak. “Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. Uhh”, rintihnya makin panjang.
Aku terus mempermainkan buah dada gadis lugu itu dengan bibir dan
lidahku, sambil membuka kancing bajuku sendiri satu persatu, kemudian
baju itu kutanggalkan, terlihat dadaku yang bidang dan atletis.
Kembali
ujung bibirnya kukulum, terasa geli dan nikmat. Saat Shella akan
membalas memagutnya, telapak tangannya kupegang dan kubimbing naik ke
atas kepalanya. Aku mulai mencium dan menghisap lembut, dan menggigit
kecil tangan kanannya, mulai dari pangkal lengan, siku sampai ujung
jarinya diisap-isap. Membuatnya bertambah geli dan nikmat. “Geli.. ahh..
ohh!”
Perasaannya melambung kembali, ketika buah dadanya dikulum, dijilati dan
dihisap lembut. “Uuuhh.!”, dia makin mendekapkan kepalaku, itu akan
membuat vaginanya geli, membuat birahinya semakin memuncak.
“Kak.. ahh, terus kak.. ahh.. ssst.. uhh”, dia merintih rintih dan
menggelinjang, sesekali kakinya menekuk ke atas, hingga roknya
tersingkap.
Sambil terus mempermainkan buah dada gadis itu. aku
melirik ke paha mulus, indah terlihat di antara rok yang tersingkap.
Darahku berdesir, kupindahkan tanganku dan terus menari naik turun
antara lutut dan pangkal paha putih mulus, masih tertutup celana yang
membasah, Aku merasakan birahi Shella semakin memuncak. Aku terus
mempermainkan buah dada gadis itu.
“Kak.. ahh, terus Kak.. ahh.. uhh”, terdengar gadis itu merintih
panjang. Aku dengan pelan dan pasti mulai membuka kancing, lalu
menurunkan retsleting rok abu-abu itu, seakan Shella tidak peduli dengan
tindakanku itu. Rangsangan yang membuat birahinya memuncak membuatnya
bertekuk lutut, menyerah.
“Jangan Kak.. aahh”, tapi aku tidak
peduli, bahkan kemudian Shella malah membantu menurunkan roknya sendiri
dengan mengangkat pantatnya. Aku tertegun sejenak melihat tubuh putih
mulus dan indah itu. Kemudian badan gadis itu kubalikkan sehingga
posisinya tengkurap, bibirku merayap ke leher belakang dan punggung.
“Uuuhh”,
ketika membalikkan badan, Shella melihat sesuatu yang menonjol di balik
celana dalamku. Dia kaget, malu, tapi ingin tahu. “Aaahh”. Shella mulai
merapatkan kakinya, ada perasaan risih sesaat, kemudian hilang kalah
oleh nafsu birahi yang telah menyelimuti perasaannya. “Ahh..”, dia diam
saja saat aku kembali mencium bibirnya, membimbing tangannya ke bawah di
antara pangkal paha, dia kini memegang dan merasakan serdadu yang keras
bulat dan panjang di balik celanaku, sejenak Shella sejenak
mengelus-elus benda yang membuat hatinya penasaran, tapi kemudian dia
kaget dan menarik tangannya.
“Aaahh”, Shella tak kuberikan
kesempatan untuk berfikir lain, ketika mulutku kembali memainkan puting
susu mungil yang berdiri tegak dengan indahnya di atas tonjolan dada.
Vaginanya terasa makin membanjir, hal ini membuat birahinya makin
memuncak. “Ahh.. ahh.. teruuus.. ahh.. uhh”, sambil terus memainkan buah
dadanya, tanganku menari naik turun antara lutut dan pangkal pahanya
yang putih mulus yang masih tertutup celana. Tanpa disadarinya, karena
nikmat, tanganku mulai menyusup di bawah celana dalamnya dan
mengusap-usap lembut bawah pusar yang mulai ditumbuhi rambut, pangkal
paha, dan pantatnya yang kenyal terbentuk dengan indahnya bergantian.
“Teruuuss..
aaahh.. uuuhh”, karena geli dan nikmat Shella mulai membuka kakinya,
jari-jari Rene yang nakal mulai menyusup dan mengelus vaginanya dari
bagian luar celana, birahinya memuncak sampai kepala.
“Ahh..
terus.. ahh.. ohh”, gadis itu kaget sejenak, kemudian kembali merintih
rintih. Melihat Shella menggelinjang kenikmatan, tanganku mencoba mulai
menyusup di balik celana melalui pangkal paha dan mengelus-elus dengan
lembut vaginanya yang basah lembut dan hangat. Shella makin
menggelinjang dan birahinya makin membara. “Ahh.. teruusss ooh”, Shella
merintih rintih kenikmatan.
Aku tahu gadis itu hampir mencapai
puncak birahi, dengan mudah tanganku mulai beraksi menurunkan celana
dalam gadis itu perlahan. Benar saja, Shella membiarkannya, sudah tidak
peduli lagi bahkan mengangkat pantat dan kakinya, sehingga celana itu
terlepas tanpa halangan.
Tubuh gadis itu kini tergolek bugil di
depan mataku, tampak semakin indah dan merangsang. Pangkal pahanya yang
sangat bagus itu dihiasi bulu-bulu lembut yang mulai tumbuh halus.
Vaginanya tampak kemerahan dan basah dengan puting vagina mungil di
tengahnya. Aku terus memainkan puting susu yang sekarang berdiri tegak
sambil terus mengelus bibir vagina makin membanjir. “Kak.. ahh, terus
Kak.. ahh.. uhh”.
Vagina yang basah terasa geli dan gatal, nikmat
sampai ujung kepala. “Kak.. aahh”, Shella tak tahan lagi dan tangannya
menyusup di bawah celana dalamku dan memegang serdadu yang keras bulat
dan panjang itu. Shella tidak merasa malu lagi, bahkan mulai mengimbangi
gerakanku.
Aku tersenyum penuh kemenangan melihat tindakan gadis
itu, secara tidak langsung gadis itu meminta untuk bertindak lebih jauh
lagi. Aku melepas celana dalamku, melihat serdaduku yang besar dan keras
berdiri tegak dengan gagahnya, mata gadis itu terbelalak kagum.
Sekarang
kami tidak memakai penutup sama sekali. Shella kagum sampai mulutnya
menganga melihat serdadu yang besar dan keras berdiri tegak dengan
gagahnya, baru pertama kali dia melihat benda itu. Vaginanya pasti sudah
sangat geli dan gatal, dia tidak peduli lagi kalau masih perawan,
kemudian telentang dan pelan-pelan membuka leber-lebar pahanya.
Sejenak
aku tertegun melihat vagina yang bersih kemerahan dan dihisi bulu-bulu
yang baru tumbuh, lubang vaginanya tampak masih tertutup selaput perawan
dengan lubang kecil di tengahnya.
Shella hanya tertegun saat aku
berada di atasnya dengan serdadu yang tegak berdiri. Sambil bertumpu
pada lutut dan siku, bibirku melumat, mencium, dan kadang menggigit
kecil menjelajahi seluruh tubuhnya. Kuluman di puting susu yang disertai
dengan gesekan-gesekan ujung burung ke bibir vaginanya kulakukan dengan
hati-hati, makin membasah dan nikmat tersendiri. “Kak.. ahh, terus
ssts.. ahh.. uhh”, birahinya memuncak bisa-bisa sampai kepalanya terasa
kesemutan, dipegangnya serdaduku. “Ahh” terasa hangat dan kencang.
“Kak..
ahh!”, dia tak dapat lagi menahan gejolak biraninya, membimbing
serdaduku ke lubang vaginanya, dia mulai menginginkan serdaduku
menyerang ke lubang dan merojok vaginanya yang terasa sangat geli dan
gatal. “Uuuhh.. aaahh”, tapi aku malah memainkan topi baja serdaduku
sampai menyenggol-nyenggol selaput daranya. “Ooohh Kak masukkan ahh”,
gadis itu sampai merintih rintih dan meminta-minta dengan penuh
kenikmatan.
Dengan hati-hati dan pelan-pelan aku terus
mempermainkan gadis itu dengan serdaduku yang keras, hangat tapi lembut
itu menyusuri bibir vagina. “Ooohh Kak masukkan aaahh”, di sela rintihan
nikmat gadis itu, setelah kulihat puting susunya mengeras dan
gerakannya mulai agak lemas, serdadu mulai menyerang masuk dan menembus
selaput daranya, Sreetts “Aduuhh.. aahh”, tangannya mencengkeram bahuku.
Dengan begitu, Shella hanya merasa lubang vaginanya seperti digigit
nyamuk, tidak begitu sakit, saat selaput dara itu robek, ditembus
serdaduku yang besar dan keras. Burungku yang terpercik darah perawan
bercampur lendir vaginanya terus masuk perlahan sampai setengahnya,
ditarik lagi pelan-pelan dan hati-hati. “Ahh”, dia merintih kenikmatan.
Aku
tidak mau terburu-buru, aku tidak ingin lubang vagina yang masih agak
seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burung
itu masuk lagi setengahnya dan.. Sreeets “Ohh..”, kali ini tidak ada
rasa sakit, Shella hanya merasakan geli saat dirasakan burung itu keluar
masuk merojok vaginanya. Shella menggelinjang dan mengimbangi gerakan
dan mendekap pinggangnya.
“Kak.. ahh, terus Kak.. ohh.. uhh”,
serdaduku terus menghunjam semakin dalam. Ditarik lagi, “Aaahh”, masuk
lagi. “Ahh, terus… ahh.. uhh”, lubang vagina itu makin lama makin
mengembang, hingga burung itu bisa masuk sampai mencapai pangkalnya
beberapa kali. Shella merasakan nikmat birahinya memuncak di kepala,
perasaannya melayang di awan-awan, badannya mulai bergeter getar dan
mengejang, dan tak tertahankan lagi. “Aaahh, ooohh, aaahh” vaginanya
berdenyut-denyut melepas nikmat. Dia telah mencapai puncak orgasme,
kemudian terlihat lega yang menyelimuti dirinya.
Melihat Shella
sudah mencapai orgasme, aku kini melepas seluruh rasa birahi yang
tertahan sejak tadi dan makin cepat merojok keluar masuk lubang vagina
Shella, “Kak.. ahh.. ssst.. ahh.. uhh”, Shella merintih dan merasakan
nikmat birahinya memuncak kembali. Badannya kembali bergetar dan
mengejang, begitu juga denganku.
“Ahh.. oohh.. ohh.. aaaahh!”, kami merintih rintih panjang menuju puncak
kenikmatan. Dan mereka mencapai orgasme hampir bersamaan, terasa
serdadu menyemburkan air mani hangat ke dalam vagina gadis itu yang
masih berdenyut nikmat.
Aku mengeluarkan serdadu yang terpercik
darah perawan itu pelan-pelan, berbaring di sebelah Shella dan
memeluknya supaya Shella merasa aman, dia tampak merasa sangat puas
dengan pelajaran tahap awal yang kuberikan. “Bagaimana kalau Shella
hamil Kak”, katanya sambil sudut matanya mengeluarkan air mata.
Sesaat
kemudian aku dengan sabar menjelaskan bahwa Shella tidak mungkin hamil,
karena tidak dalam masa siklus subur, berkat pengalamanku menganalisa
kekentalan lendir yang keluar dari vagina dan siklus menstruasinya.
Shella
semakin merasa lega, aman, merasa disayang. Kejadian tadi bisa
berlangsung karena merupakan keinginan dan kerelaannya juga. Diapun bisa
tersenyum puas dan menitikkan air mata bahagia, kemudian tertidur pulas
dipelukanku yang telah menjadikannya seorang perempuan.
Bangun
tidur, Shella membersihkan badan di kamar mandi. Selesai mandi dia
kembali ke kamar, dilepasnya handuk yang melilit tubuhnya, begitu indah
dan menggairahkan sampai-sampai aku tak berkedip memandangnya.
Diambilnya pakaian yang berserakan dan dikenakannya kembali satu
persatu. Kemudian dia pamit pulang dan mencium pipiku yang masih
berbaring di tempat tidur.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.tugupoker.net
No comments:
Post a Comment