Judi Bola Terpercaya - Cerita Tante Menggoda Anak Laki Laki Tetangga - Namaku Harti, umurku 34 tahun. aku adalah seorang ibu rumah tangga dan
saat ini aku mempunyai rumah kos kosan sebagai kegiatanku disamping
menjadi seorang ibu rumah tangga.
Judi Bola Terbaik - Kisah ini kudapat pada saat aku sedang dipijat oleh tukang pijat
langgananku. Dia adalah tukang pijat yang biasa di panggil ke rumah2 di
lingkunganku. Namanya Marni, Umurnya sekitar 45 tahun lebih sedikit,
punya empat orang anak yang semuanya merantau ke Jakarta, suaminya
seorang mandor bangunan, yang kerjanya sering keluar kota ngerjakan
pembangunan perumahan baru, jadi pulangnya bisa satu minggu sekali.
Marni
memang seorang tukang pijat yang bisa dibilang handal sekali, karena
kata orang banyak yang cocok dengan pijatannya. Aku emang udah sering
sekali dipijat dengan Marni, pijatannya pas buat aku, keras gak, lunak
juga tidak, jadi pas banget. aku tahu kebiasaan Marni kalo sedang mijat,
tanpa ada yang dilihat, dia akan cepet, paling banter 1,5 jam dah
selesai, tapi kalo mijetnya sambil liat televisi, apalagi sinetron
kesayangannya bisa ampe 2,5 jam mijetnya. Makanya tiap mau dipijet
Marni, aku ajak dia ke ruang belakang dekat dapur, kemudian kubentangkan
matras di depan televisi. Biar mijetnya lama, sampai aku ketiduran.
Nah
awal mula cerita ini bisa keluar dari sini. Marni memang belum tahu
kebiasaanku kalo dirumah, dengan beberapa anak kostku. Dari sinilah dia
tau sedikit banyak tentang keisenganku pada anak2 kostku.
Jam 08
pagi kurang sedikit Marni datang kerumahku setelah aku telepon dia untuk
memijatku, kusuruh dia menungguku di belakang setelah menyiapkan matras
dan TV kunyalakan.
Aku pamitan ke Marni tuk ganti bajuku dengan
sarung seperti kebiasaanku saat dipijat biar ga kena minyak pas dipijat
nanti. Aku keluar hanya memakai sarung yang kulilitkan didadaku tanpa
menggunakan apa2 didalemnya, sambil membawa bodylotion buat pijet. Aku
tengkurap di atas matras, sambil menikmati pijatan Marni. karena dipijat
membuat sarung yang kupakai menjadi tidak berarti, sarungku jadi hanya
seperti ikat pinggang yang melingkar di pinggangku, karena Marni sendiri
mijetnya sambil asyik nonton TV.
Ga terasa aku ketiduran karena
enaknya pijatan Marni dan kondisiku masih seperti tadi, dengan tubuh
yang polos, karena sarung yang tersingkap dan mengumpul di pinggang,
sedangkan aku tidak memakai daleman sama sekali.
Aku terbangun
saat Marni membangunkanku, karena ada anak tetangga yang masuk kerumah
mencariku, dengan malas2an aku buka mataku, kulirik jam dinding udah jam
9 lebih. Ternyata aku telah tertidur lebih dari satu jam. Lalu kutanya
ke Marni siapa yang mencariku, dia memberi isyarat dengan matanya,
pandanganku menoleh mengikuti isyaratnya. Aku terkejut, ternyata putra
tunggal Bu Lastri tetanggaku yang rumahnya berjarak empat rumah dari
rumahku yang masih duduk dikelas 1 SMP namanya Randi
Dia berdiri
kira2 berjarak kurang dari 2 meter dibelakangku, pandangannya lekat
menerawang tubuhku yang telanjang dari belakang dengan mulut yang agak
ternganga keheranan. Akupun juga sempat terkejut dibuatnya, begitu
pandanganku mengarah padanya, mukanya langsung tertunduk sungkan padaku,
tapi aku kaget, pas liat kebawah pada celana pendeknya, ada sesuatu
yang menonjol kesamping, jangan2 anak ini terangsang melihatku, sehingga
membuat titit nya berdiri, tapi kok ke samping, apakah anak ini ga pake
CD???
Kelihatan sekali tonjolan itu, karena emang kaosnya yang
hanya sebatas pinggangnya. Tanpa merubah posisiku, kutanya maksud
kedatangannya ke sini sambil terus mengamati tingkah lakunya. Dengan
mencuri-curi pandang pada tubuhku dijawabnya pertanyaanku, kalo disuruh
mamanya pinjam sanggul ma kebaya buat acara resepsi diluar kota besok
lusa.
Kusuruh Randi duduk di kursi yang ada tepat disampingnya,
sedangkan aku menyuruh Marni terus memijatku, aku kedipkan mata ke Marni
agar terus memijat diriku, ternyata Marni mengerti maksudku. Pijatan
Marni bergeser ke bawah di kedua kakiku dan pantatku, sehingga membuatku
melebarkan kedua kakiku. Dengan begitu Randi pasti sangat tercengang
melihatku dari belakang dengan kedua kaki melebar, mungkin dia secara
samar2 bisa melihat garis pada belahan vaginaku.
Sanbil terus dipijat pada bagian kaki belakangku, aku ajak ngobrol Randi, agar dia terus menujukan matanya padaku.
“kamu sekarang kelas berapa randi?” tanyaku padanya.
“kelas 1smp bu Har” jawabnya.
“kok kamu yang disuruh? Mamamu mana?”
“mama lagi belanja ke tokonya”
Aku sampai merasakan denyutan2
halus di vaginaku, karena merasakan sensasinya. Pastinya Marni tahu
dengan kondisiku ini karena terasa melembab pada vaginaku. lama juga aku
ajak ngobrol Randi dengan maksud untuk menggodanya, pasti matanya terus
mengawasi tubuh telanjangku dari belakang, aku hanya sesekali menoleh
kebelakang padanya. Kedua kakinya dirapatkan, pas aku menoleh kearahnya
langsung dibuangnya pandangannya mengarah ke TV, tapi yang pasti dia
dari tadi mengawasiku tanpa berkedip.
Setelah hampir dua puluh
menitan, Marni memijat tubuh belakangku. Aku disuruhnya terlentang,
untuk memijat bagian depan tubuhku. Dengan kesan yang tidak vulgar, aku
tarik sarungku keatas, sampai menutupi dadaku dan kubenahi sarung bagian
bawahku sampai lututku. Kemudian baru kubalikkan tubuhku terlentang.
Karena
didalam aku tidak memakai apa2, alias no bra dan cd, kedua payudaraku
otomatis tercetak dengan jelas dengan kedua putting yang menonjol dan
pastinya juga adanya sedikit gundukan antara kedua belah paha dalamku,
karena posisi kakiku yang sedikit merenggang. Dan sarung yang menutup
tubuhku hanya sebatas payudara bagian tengah, otomatis sebagian bulatan
payudaraku bagian atas dan garis pemisah antara kedua payudaraku
terlihat jelas. Kulirik sebentar ekspresi Randi, matanya begitu tajam
menerawangi tubuhku tanpa berkedip. Bahkan bisa kurasakan kalau nafasnya
tercekat untuk beberapa saat.
Aku jadi tertegun sendiri dengan
ekspresi yang ditunjukan Randi saat melihatku terlentang, duduknya pun
bahkan seperti tidak enak. Aku sedikit merinding juga, ternyata anak ini
begitu lugu, dan mungkin baru pertama kali ini dia melihat wanita
seperti ini. wajahnya pun tampak agak pucat. Marni sempat berkedip
padaku demi melihat ekspresi Randi yang seperti itu, sepertinya Marni
berpikiran sama denganku, kalo Randi ini begitu lugu dan masih sangat
hijau.
Dengan sedikit berdehem aku bertanya pada Randi.
“Randi tadi udah maem belum?”
Dengan
suara yang parau dan tercekat, mungkin karena kaget atau terangsang
berat, dia menjawabku dengan terbata-bata.
“Uuuu….su..d..dah..bu..u…Har…”, aku dengan Marni saling pandang
mendengar jawaban Randi yang parau dan terbata-bata. Mungkin juga saat
ini kami punya persamaan dalam pikiran tentang Randi yang lugu yang
sangat terangsang melihat keadaanku.
“ya udah kalo kamu emang udah
makan, karena bu Har pijatnya masih agak lama, kamu ga papa kan
nungguin bentar?” tanyaku pada Randi.
“gapapa bu Har, Randi masih kenyang banget” jawab Randi dengan suara
yang masih parau dan terbata-bata, tapi dengan pandangan diarahkan ke
TV, demi melihat pandanganku yang mengarah padanya.
“kalo mo ambil minum apa makanan, ambil aja sendiri, tuh di kulkas”
sambil tanganku menunjuk ke kulkas yang berada di samping kanannya.
“iya
bu Har, makasih” jawab Randi, sambil pandangannya mengikuti telunjukku
kearah kulkas sambil sedikit melirik tubuhku saat pandangannya berpindah
dari TV ke kulkas.dengan keadaan terlentang begini, aku bisa terus
mengamati tingkah laku Randi. Matanya sering mencuri-curi pandang pada
tubuhku, kemudian kembali melihat TV, tapi sepertinya sangat tidak
konsen pada TV yang dilihatnya, nafsnya begitu berat, seperti menahan
sesuatu yang sangat berat. Bahkan duduknya pun sepertinya tidak enak.
Saat
ini memang bagian tanganku yang dipijit Marni, jadi aku masih bisa
mengajak ngobrol Randi dengan leluasa, karena kondisi tubuhku masih
tertutup oleh sarung, jadi kesannya masih normal saja. Setelah pijatan
pada kedua tanganku selesai, marni berpindah pada pundak dan bagian
dadaku sebelah atas. Yang aku tahu, pasti marni akan menurunkan sarungku
pada bagian dadaku sampai batas bulatan coklat yang melingkari putting
susuku.
Aku langsung memejamkan mataku, dengan maksud agar Randi
bisa leluasa menikmati pemandangan ini, tanpa sungkan terlihat olehku.
Karena posisi marni sendiri ada di sebelah kiri menghadapku, sedangkan
Randi duduk disebelah agak kanan lurus dengan kakiku agak jauh
dibawahku, karena memang posisiku yang terlentang.
Saat marni
mulai memijatku, sesekali kupicingkan mataku sedikit untuk melihat
seperti apa ekspresi Randi melihat sebagian payudaraku yang terbuka
hampir sampai putingku. Aku benar tidak menyangka, kalo randi menatapku
lekat2 tanpa berkedip, dengan mulut yang sedikit bengong. Kepalanya
sampai dimajukannya untuk bisa melihat lebih jelas. Mungkin dia merasa
aman, karena marni sedang sibuk memijitku, sedangkan aku menurutnya
sedang terpejam, jadi randi merasa leluasa menatapku seperti itu. Kaki
randi disilangkan dengan rapat, seperti sedang menutupi penisnya yang
mungkin sangat tegang.
Badanku serasa merinding dan menghangat
oleh sikap randi yang sedemikian, aku merasakan sensasi yang hangat dan
eksotis oleh sikap randi yang sedang mengamati tubuhku. Marni sampai
melirikku, karena kondisi badanku yang tahu2 merinding semua, sambil
tersenyum kecil padaku. Aku membalas senyum kecilnya dengan sedikit
berkedip, dan marni menyadarinya. nah itulah ceritaku menggoda anak
tetangga yang masih smp. untuk kelanjutannya nanti saya akan ceritakan
kembali ya. END
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment