Judi Bola Terpercaya - Perkenalanku Dengan Teteh Waktu PKL di Hotel - Kisah ini berawal dari tahun 2017, saat itu gw masih berusia 19 tahun,
sedang melakukan praktek kerja lapangan di salah satu hotel di Bandung.
Perkenalkan nama gw indra. PKLnya oleh personalia hotel dan gw
ditempatkan di bagian front office sebagai receptionist. Salah satu
karyawati (receptionist supervisor) namanya Yanti, tapi semua orang
memanggilnya Teteh.
Judi Bola Terbaik - Usianya saat itu 28 tahun, sudah menikah tapi belum dikaruniai
seorang anakpun. Wajah teteh tidak terlalu cantik, tetapi good looking
(seperti kebanyakan typikal seorang wanita priangan).Ukuran dadanya
sedang tapi padat, tetapi pinggulnya penuh (body gitar kalee).
Yang
paling gw suka dari teteh adalah tidak seperti kebanyakan cewek pada
umumnya yang senang bergosip ria, teteh tidak banyak bicara. Jika
berbicara tutur katanya sangat halus, pelan namun sangat tegas, dan
sangat dihormati oleh bawahannya. Jika selesai bertugas (lepas uniform)
pakaiannya pun sopan dan tertutup, selalu memakai celana panjang. Dan
dibalik kemeja atau baju atasannya selalu dilapisi kaos dalam sehingga
makin menyembunyikan BHnya.
Selama gw PKL, teteh sangat banyak
membantu. Jika dalam satu shift hanya kita berdua, gw terang-terangan
bicara sama teteh kalo gw suka sama teteh. Dan teteh hanya tersenyum
“Gak boleh … teteh sudah ada yang punya” tegasnya.
“Teh … kalo putus sama si Akang, hubungi aku yah” gw selalu menggoda. Dan teteh hanya tersenyum.
Dua
bulan kemudian teteh di mutasikan ke Sales Markering Dept. bersamaan
dengan selesainya PKL gw. Dua minggu seterusnya, setelah meng-collect
data-data atau bahan-bahan untuk makalah di kampus, gw pamit sama teteh.
“Teh
… aku mau pamit, terima kasih buat bimbingannya selama aku praktek
disini yah … dan maafin kalo selama ini aku sering menggoda teteh” kata
gw diplomatis.
“Gak papa ndra … teteh senang bisa bantu kamu. Kapan pulang ke Jakarta ?”
“Besok” sahutku.
“Bareng aja sama teteh. Besok teteh dinas ke Jakarta, dapat tugas untuk sales call selama 3 hari di Jakarta … naik mobil kantor”
Besoknya
gw pulang ke Jakarta ikut sama teteh, naik mobil espass. Gw di depan
sama sopir, teteh sendirian di belakang. Selama di perjalanan kami
ngobrol, setiap kali gw nengok ke belakang (saat ngobrol) yang terlihat
adalah kaki teteh yang putih mulus dengan betis yg sangat ranum
(slurupp). Terkadang jika dia merubah posisi duduknya, terlihat paha
mulusnya (duh … kecian neeh adik gw, mencuat/melengkung di sangkarnya).
Singkat kata kami tiba di hotel pukul 16.00 (saat itu perjalanan Bdg-Jkt memakan waktu kl 4 jam).
“Teh … bolehkan aku antar sampai teteh c/i di kamar”
Teteh
hanya tersenyum. Udara Jakarta yang panas, ditambah AC mobil yang tidak
maksimal, membuat badan teteh dibanjiri keringat. Gw kasihan
melihatnya, dan saat itu dalam lift (walaupun berAC) teteh sibuk melap
keringat di wajahnya dan leher memakai tissue …. Ya ampun, itulah
pemandangan terindah yang pernah gw lihat … badan gw menggigil, napas gw
sesak, napsu gw naik … tapi apa daya. (sementara adik gw masih
menggeliat-geliat dalam sangkarnya, minta belaian kalee yak ?).
Setelah semua lagguagenya teteh sudah gw taro di lemari, gw langsung pamit.
“Teh … aku pulang dulu yah (sambil cipika cipiki), minta kenang-kenangan dong” candaku.
“Nih
… satu kecupan di kening” kata teteh sambil kecup kening gw. Sekali
lagi badan gw menggigil, bau badan khas wanita, membuat libidoku naik.
Dan tanpa basa basi kucium bibirnya. Teteh melonjak kaget, dan
meronta-ronta.
“Jangan .. ndra …jangan” gumam teteh tidak berdaya.
Punggungnya nempel ke dinding dekat pintu keluar. Teteh yang badannya
kecil berusaha melepaskan diri dengan meronta-ronta. Mulut gw melakukan
sedotan-sedotan liar dari bibir beralih ke leher dan kemudian ke lubang
telinganya. Badan teteh menggerinjal hebat. Kemudian bibir gw kembali
menutup bibirnya ….. perlawanan teteh mulai melonggar. Degup jantungnya
sampai terdengar tidak beraturan. Bibirnya terbuka perlahan dan
tangannya melingkar ke leher gw. Desahan nafas teteh mulai memburu.
Tangan gw mulai berani memeras bukit kembarnya dibalik blousenya
(belakangan baru tahu ternyata teteh memakai t-shirt u can see di dalam
blousenya). teteh sudah mulai pasrah dan mulai mengimbangi sedotan bibir
gw, lidahnya mulai menari-nari dan bertautan dengan lidah gw. Punggung
teteh masih menempel di dinding, kedua tangannya gw angkat ke atas
kepalanya. Tampak bulu-bulu halus di bawah ketiaknya, tidak lebat … dan
bau khas wanita yang agak soft menyeruak hidung gw … saat membaui ketiak
teteh.
Teteh makin menggerinjal dan dengan pasrah membiarkan gw
melucuti semua baju atasannya. BH nya yg warna hitam sengaja tidak gw
lepas, Libido gw makin menjadi-jadi kala melihat BH hitamnya teteh. Adik
gw yg daritadi berdenyut-denyut makin mengeras ketika sebuah tangan
halus mulai membelai-belainya. Tanpa gw sadari teteh sudah berhasil
membuka celana berikut hings yg gw pakai. Adik gw bersorak kegirangan
manakala tangan halus teteh bermain-main, kadang memijatnya, kadang
mengocoknya, bahkan biji-biji gw pun tidak lepas dari permainan tangan
teteh.
Teteh mulai agresif … bertolak belakang dengan
kesehariannya yang tenang dan kalem. Badan gw sudah telanjang bulat,
demikian pula dengan roknya teteh sudah terbang entah kemana. CD teteh
pun berwarna hitam ukuran midi tampak menonjol ditengah-tengahnya. Gw
sengaja minta sama teteh agar CD dan BH nya jangan dulu dibuka. Puting
teteh yang agak coklat tidak lepas dari sedotan bibir gw, demikian pula
bukitnya tidak pernah lepas dari remasan tangan gw, bergantian dengan
sedotan bibir teteh ke puting gw.
“Ndra … pegangin punya teteh ….
ohh .. ahh” erang teteh sambil membawa tangan gw ke pangkal pahanya.
CDnya sudah mulai basah …. tangan gw mulai menyeruak ke dalam rambut
halus teteh, sementara tangan yg satunya bermain-main di pantatnya
teteh. Bibir gw mulai menelusuri belakang telinganya. Bibir teteh mulai
menjilati leher gw kadang-kadang niup telenga gw.
“Pindah yu ..
ndra ke sofa” teteh menuntun gw menuju sofa. Teteh menyuruhku duduk, dan
teteh duduk dipakuan gw menghadap gw. BHnya mulai gw lepas … bukitnya
yg padat ranum masih gw remas dan yang satunya gw sedot putingnya. ”
ooohh … ndra …. geli … ndra”
“OOh …. teh … masukin yah …teh”
kemudian teteh berdiri sebentar, gw membuka CDnya. Setelah lepas CDnya
gw cium …. bau khasnya makin menaikan libido gw. Bulu-bulu halus teteh
tampak tidak beraturan di pangkal pahanya berkat tangan gw yg
mengacak-ackanya. Teteh menjerit kegelian “ohh … ohhh .. ahhh, masukin
aja ndra, teteh udah gak tahan” erangnya.
Berkali-kali gw coba
memasukan adik gw, tetapi selalu meleset … dan gagal terus. Teteh yg
sudah gak sabar akhirnya membimbing adik gw untuk memasuki tubuhnya.
Bleeessss … ohh akhirnya. Seumur hidup belum pernah terbayangkan
nikmatnya burung gw masuk kedalam memeknya teteh. Teteh menjerit …. dan
mulai menggerakan pantatnya … kadang naik turun, terkadang
melingkar-lingkar. Gesekan demi gesekan membawa kami melayang layang
jauh. 10 menit telah berlalu ….
Teteh menarik pantatnya dan menarik gw ke tempat tidur. Tubuh teteh terlentang, kedua kakinya dibuka lebar.
“Ayo … ndra … ayo masukin … cepat”
Gw
mulai memasuki tubuhnya …. mulut kami berpagutan dan lidah kami saling
membelai. Pinggul gw mulai naik turun dengan cepatnya mengimbangi
putaran pantatnya teteh … sehingga terdengar bunyi ciprakan, akibat
kocokan batang gw pada kemaluan teteh. Gerakan teteh mulai liar, kedua
kakinya dilingkarkan ke pinggang gw.
“ooohh… ndra …. sssshh ….ohhh …. awww” teteh makin meracau sambil menggigit bibir bawahnya.
Sambil terus meremas dan kadang-kadang menggigit putingnya … gerakan gw pun terbawa liar.
“ndra …. kocok teruzzzz ndra …. teteh mau keluar”
Gw makin mempercepat tempo dan agak kasar. Masih terdengar erang kenikmatan dari mulut teteh.
“ohhh … ooohh …. ndra ….yang keras …ndra”
Kemudian
kurasakan sensasi yang luar biasa, sepertinya kami akan mencapai
bersama-sama, dan Ooooh…. CRett .. crett ….cret …. seperma gw muncrat
didalam kemaluannya teteh. Bersamaan dengan terdengarnya jeritan
kenikmatan dari mulut teteh “Ndraaaa …. ooh … ohhhh”.
Sejak saat
itu, gw gak pernah lagi bertemu dengan teteh, bahkan komunikasi via
telponpun gak pernah. Jika ditelpon ke kantornya … selalu menghindar.
Berbagai maca pesan pun tidak pernah dibalasnya. Akhirnya gw nyerah dan
berusaha untuk melupakan teteh.
Tujuh tahun kemudian, tanpa diduga
gw bertemu teteh dalam suatu seminar di Jakarta. Rupanya teteh sudah
lama tidak bekerja di hotel. Teteh masih seperti yang kukenal 7 tahun
yang lalu. Teteh yang kalem dan tidak banyak bicara. Teteh yang tidak
pernah meninggalkan senyum khasnya.
“apa khabar ndra ? Berapa tahun yah kita tidak bertemu ?”
“Teteh sendiri bagaiman khabarnya ?” gw malah balik bertanya.
Iiihh…
gemes banget deh (dalam hati gw). Adik gw bisa mencium bau yg pernah
dikenalnya, karena seketika itu juga langsung bangun.
Disela-sela
coffee break dan lunch, kami banyak menghabiskan waktu dg
obrolan-obrolan yang ringan, sambil menanyakan kegiatan masing-masing,
tanpa menyinggung kejadian di kamar hotel itu.
Seminar hanya satu
hari, tapi karena selesai pukul 19.00, teteh menginap di hotel yg sama
dg tempat seminar. Katanya gak mungkin kalo pulang ke Bandung malam itu
juga. “Ndra … besok antar teteh ke gambir yah …” Gw mengangguk dan
berharap lebih dari sekedar mengantar.
“Teh … selesai seminar, kita jalan-jalan yuk !!” timpalku.
“Nggak ah .. teteh mau istirahat aja di kamar” katanya.
Selesai
seminar, gw memaksa untuk mengantar teteh ke kamarnya. Teteh menolak
keras. Tapi setelah di desak dan berjanji tidak akan macam-macam,
akhirnya teteh mau.
Para peserta seminar turun memakai lift menuju
lobby, tetapi kami berdua naik lift ke atas menuju lantai 15. Di dalam
lift kami diam membisu. Namun tanpa diduga … teteh menubruk gw dan
menempelkan bibirnya dibibirku. Dengan cepat gw bisa menguasai diri dan
mengimbangi serangan teteh. Tangan kiri teteh masih mendekap map seminar
sementara tangan kanannya memegang kepala gw. Tangan kiri gw melingkar
pinggangnya dan tangan kanan gw meremas pantatnya. Alamaak … teteh gak
pakai Celana Dalam.
Aktifitas kami berhenti ketika bel lift
berbunyi di lantai 7. Rupanya ada 2 orang tamu lain yg akan menuju
lantai 12. Dada gw masih deg-degan gak karuan, jakun gw naik turun.
Setelah orang tersebut turun di lantai 14 … gw hendak bergerak lagi,
tetapi ditahan teteh.
“Teh … sejak kapan gak pakai Celana Dalam ?” tanyaku dengan napas memburu. Teteh hanya tersenyum …menggoda.
“Nih
… ndra, ambil kunci kamar di dalam tas teteh” kata teteh santai. Gw
mulai mencari-cari kunci dalam tas teteh …. alamak …. malah nemu Celana
Dalam teteh yang berwarna hitam berenda. CDnya gw tarik keluar dan gw
isep, bau khas wanita membuat libidoku makin naik ke ubun-ubun.
“Hey…
kuncinya mana ?” kata teteh yang sudah tiba lebih dulu di depan pintu
kamar. Gw sibuk membuka pintu kamar. Napsu kami berbedua sudah tidak
bisa ditahan. Ketika pintu tertutup di belakang kami, langsung saja kami
berdua terlibat dalam pergulatan yang sangat panas. Tas, map, sepatu,
baju dll berserakan di dekat pintu. Bibir kami saling pagut, tangan
teteh sudah membelai batang gw, tangan gw sudah menelusuri
kesana-kemari. Gw bugil 100% sementara teteh masih memakai BH warna
hitamnya, tetapi nenen nya udah keluar dari cupnya.
Teteh dulu … lain dengan teteh sekarang, kalo dulu masih memakai gaya convensional, tapi sekarang ……..
Gw
menggerinjal kenikmatan, pasalnya batang gw sudah dalam genggamannya
dan keluar masuk bibirnya yang mungil. Terkadang di sedot, kadang2
dijilatinya.
BHnya teteh udah gw buka sepenuhnya ….. teteh yang
masih jongkok dan asik dg permainannya gw angkat ke tempat tidur. Posisi
kami 69. Teteh dibawah masih nyedot batang gw, dan gw diatas mulai
menjilati kemaluannya. Bau teteh (baunya soft, kayaknya dirawat banget
tuh kemaluan teteh) mulai menyeruak ke dalam hidung gw.
10 menit
berlalu … posisi kami berubah. Masih rebahan di tempat tidur …. teteh
membelakangi gw …. dan gw penetrasi dari belakang. Tangan gw
meremas-remas dan memelintir putingnya teteh. Pantat teteh bergerak
memutar kadang-kadang naik turun ” ooohhh ndra…enak banget ndra”
erangnya. Ganti posisi lain ndra” Gumam teteh sambil melepaskan adik gw.
Kemudian Teteh menungging …. tanpa disuruh gw masukin kemaluannya
teteh. Berbagai macam style udah kita cobain.
“Ayo ndra …teteh udah gak tahan … pengen keluar” erangnya
Teteh
terlentang, kakinya dibuka lebar-lebar. Batang gw sudah masuk ke dalam
kemaluan teteh. Gerakan kami berirama, pantat gw naik turun, pantat
teteh berputar-putar. Makin lama makin liar….. dan makin tidak
terkendali.
Dan akhirnya …. Ahhhhh …. Crett…cret…cret. Semprotan
air mani gw begitu kuatnya … hingga membuat teteh menjerit kenikmatan …
karena bersama-sama mencapai puncak asmara. Tubuh kami terkulai lemas
diatas tempat tidur….. Tak puas-puasnya gw mencium bulu-bulu halus
dibawah ketiak teteh. Setelah mandi … kami turun ke coffee shop untuk
makan. Selesai makan tanpa membuang waktu kami kembali ke kamar …….
sambil berjalan bergandengan, teteh membisiki gw ….. “Ndra….. teteh gak
pake celana dalam.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment