Saturday, August 31, 2019

Judi Bola Online - Cerita Bokep Pemerkosaan Gadis China Amoy

Judi Bola Online - Cerita Bokep Pemerkosaan Gadis China Amoy - Di kampusku ada seorang gadis yang cantik jelita amoy, namanya Ai Ling, ia keturunan China. Kulitnya putih mulus, rambutnya di-highlight kemerahan panjang, bentuk tubuh langsing dan proporsional. Sekali melihatnya kita akan langsung mengetahui bahwa ia anak orang kaya. tetapi yang paling kusuka darinya yaitu payudaranya yang besar, kutaksir berukuran sekitar 36B.
Judi Bola Terbaik - Aku sering bermasturbasi dengan membayangkan kubuka BH-nya pelan-pelan dan tampaklah dua gunung padat menawan. Lalu kubayangkan kuperkosa ia, kubuat badannya dan susunya terguncang-guncang, tak peduli ia menjerit-jerit kesakitan dan meronta-ronta. tetapi itu tak perlu kuceritakan lebih lanjut, karena akan kuceritakan pengalamanku yang sesungguhnya, yaitu memperkosa gadis chnia amoy Ai Ling.
Kampusku, T, terkenal dengan mayoritas mahasiswa keturunan Chinanya. Kami kaum pribumi hanya menjadi warga minoritas di sana. Sudah minoritas, kebanyakan laki-laki pula. Kalaupun di antara kami ada yang perempuan, biasanya jelek, gendut dan hitam kulitnya seperti kulitku. tetapi jangan memandang enteng diriku, aku berbadan besar, tinggi dan “adikku” panjangnya 18 cm bila sedang “on”. Suatu hari si Ai Ling ini datang ke kampus dengan memakai baju ketat berwarna merah yang menonjolkan keindahan bentuk payudaranya dan celana panjang hitam yang memperlihatkan lekukan pinggulnya. Sebenarnya sudah biasa ia datang ke kampus dengan pakaian seperti itu, tetapi kali ini aku tak sanggup menahan birahiku yang sudah tertahan sejak lama. Pokoknya kali ini aku harus mendapatkannya, pikirku waktu itu. Ia lewat di depanku, aku hanya bisa menahan ludah mencium bau harum tubuhnya dan melihat kedua susunya yang seakan minta kuremas-remas. Saat ia menuju ke arah mobilnya kuikuti ia. Kebetulan tempat parkir kampusku sepi karena waktu itu sudah sore sekali, jam 6:00. Saat ia membuka pintu mobil, kubekap mulutnya dan kutempelkan pisau di lehernya yang jenjang.
“Heh! Lu jangan macem-macem ya kalo masih pengin hidup! Sekarang kita masuk mobil, lu yang mengemudi dan ingat, pisau ini siap ngeluarin usus lu kalo lu macem-macen di jalan!” ancamku. “I… iya Mas, ampun! Jangan sakiti saya!” kata Ai Ling meratap mohon ampun. Rencana itu berjalan sukses, satpam yang menjaga pintu gerbang kampus tidak curiga begitu mobil kami lewat. Jelas ia tak berkutik, di sampingnya ada aku yang memeganginya dan menempelkan pisau di pinggangnya.
Sepanjang jalan Ai Ling meratap-ratap mohon belas kasihan, ia bilang aku boleh mengambil semua duitnya, perhiasan dan handphone jika ia dibiarkan pergi. Mimpi kali dia, mana mungkin aku melepaskan gadis secantik dia tanpa di-“mainin” dulu. Akhirnya kami sampai di rumahnya. Sudah kuselidiki dulu kalau ia tinggal sendirian di rumah besar itu tanpa pembantu dan orangtua. Orangtuanya sering ke luar negeri untuk urusan bisnis. Kugiring ia ke dalam kamar khusus karaoke yang kedap suara dan kukunci pintunya. Sebelumnya aku sudah mencabut kabel telepon, mengunci pagar dan lain-lain agar tidak tampak sesuatu yang mencurigakan dari luar. Wajahnya sudah pucat pasi membayangkan apa yang akan kuperbuat. “Mas mau apa… Aaw!” Aku segera merobek t-shirtnya dan terlihat dua buah bukit indah yang seakan tidak cukup ditampung oleh BH-nya. Ia lari ke ujung kamar, tetapi aku segera memburunya dan menarik BH-nya hingga kini payudaranya terlihat jelas. Susunya ternyata lebih besar dari dugaanku dan warnanya lebih putih dari kulit tangannya. Dengan nafsu kuremas-remas, ia berteriak kesakitan dan meronta melepaskan diri. Aku semakin bernafsu, kutarik celananya dengan paksa sambil kuremas susunya lebih kuat lagi. Cerita Dewasa Ngentot Gadis Amoy Bandung
Tanpa kesulitan aku berhasil merobek celana dalamnya, ia kalah tenaga denganku yang berbadan besar ini. Langsung kuangkat ia, pantatnya kuangkat dengan tanganku dan kemaluannya kupompa dengan paksa. Ia berteriak kesakitan karena ukuran batang kemaluanku yang besar itu dan dengan kalap mencakar dan memukul mukaku. Tindakannya justru membuatku semakin bernafsu, makin cepat dan dalam kupompa dia. Ia menjerit-jerit dan mencakar tangan dan dadaku. Justru rasa sakit membuatku makin bernafsu, dengan kasar kugoncang dia naik-turun seperti naik kuda-kudaan. Rupanya Ai Ling masih perawan, aku bisa merasakan darah segar mengalir dari lubang kewanitaannya ke pangkal pahaku. Pantas ia merasakan sakit yang amat sangat, itu karena aku menembus selaput daranya dengan paksa. Posisi sekarang berubah, aku duduk dengan dia duduk di pangkuanku. Lama-lama tenaganya melemah dan tiba-tiba ia mengejang, kedua kakinya melingkari punggungku. Kurasakan kemaluannya telah basah, rupanya pompaanku yang ganas dan ukuran kemaluanku telah membuatnya orgasme walau ia berusaha menolaknya. Ai Ling langsung lemas dan tanpa perlawanan ia jatuh ke belakang. Karena aku belum sampai, kutahan tubuhnya agar tetap di pangkuanku dan terus kupompa ia. Dalam posisi itu kuhisap pentilnya yang coklat dan kugigit payudaranya yang besar hingga berdarah dan memerah. Ai Ling hanya bisa menangis sesenggukan tanpa melawan lagi, sudah pasrah rupanya.
15 menit, aku belum juga ejakulasi, kubalik tubuhnya hingga menungging dan tanpa basa-basi kutembus anusnya langsung sampai sedalam-dalamnya dengan batang kemaluanku yang 18 cm itu. Sejenak Ai Ling seperti tersentak kaget dan berusaha melepaskan diri. Ia meronta sekuat tenaga tetapi kupegangi pinggangnya dengan kedua tanganku kuat-kuat. Ia kembali mencakarku membabi buta dan rasa sakit itu membuatku lebih bersemangat memompa Ai Ling. Satu tanganku kugunakan untuk meremas susunya kuat-kuat dan satunya lagi kugunakan untuk menyodok kemaluannya dalam-dalam keluar masuk. Kali ini ia benar-benar tidak bisa berkutik. Kurasakan anusnya sudah lecet tergesek oleh batang kemaluanku tetapi kemaluannya basah karena rangsangan hebatku. Tiba-tiba ia menggigit tanganku yang kugunakan untuk meremas susunya. Aku terpaksa melepaskannya karena kesakitan dan ia berhasil melepaskan anusnya dari batang kemaluanku. Ai Ling lari ke pintu tetapi ia tak bisa membukanya karena kuncinya ada di saku celanaku. Nafsuku yang belum terpuaskan membuatku marah, kuburu ia dan kupukul muka serta payudaranya yang besar dan kenyal itu. Ai Ling terjerembab dengan mulut berdarah. “Oh jadi elu mau maen kasar ya, OK!!” teriakku. Kupukuli dada, perut dan mukanya hingga ia jatuh lemas dengan muka sembab. Kulitnya yang putih mulus tampak memerah dan Ai Ling sudah setengah sadar, yang jelas ia tak bisa bangkit lagi.
Dari tasku kukeluarkan dua anting-anting berbentuk ring dan salah satunya kutindikkan ke puting payudara Ai Ling. Ai Ling menjerit kesakitan dan darah langsung mengalir di susunya. Aku semakin bernafsu melihatnya dan ia memberontak berusaha lari lagi. Kali ini kupukul ia kuat-kuat sampai ia pingsan dan memudahkanku untuk memasang anting-anting kedua. Darah yang mengalir dari puting dan kemaluan Ai Ling semuanya kuhisap dan kujilati sampai kering. Dengan pingsannya dia, aku bisa sesuka hati berganti posisi. Pertama kuangkat ia dan kududukkan di pangkuanku sambil kunaik-turunkan pinggulnya. Lalu dari belakang kupompa ia sekuat tenaga. Masih belum juga aku ejakulasi. Kedua kakinya kunaikkan ke bahuku dan kubentang lebar-lebar lalu kupompa kemaluannya yang berdarah-darah dengan kencang. Perlu sekitar 50 kali pompaan untuk mengeluarkan spermaku. Semuanya kutumpahkan di dalam sebanyak 5 kali semprotan. Sisanya yang mengalir keluar kuambil dan kulapkan di susu dan perutnya. Kunikmati dulu keadaan itu, dimana batang kemaluanku masih tertancap di lubang kemaluannya. Kulihat wajah cantiknya yang bersimbah peluh masih pingsan, tampak tak berdaya, nafsuku timbul lagi. Sayang sekali jika aku hanya menyetubuhinya satu kali hari ini.
Kupapah ia ke kamar mandinya yang ternyata sangat mewah. Bak mandinya kuisi dengan air hangat sampai penuh dan Ai Ling kubaringkan di situ. Kulit putih mulusnya yang basah kuyup membuat batang kemaluanku yang tadinya lemas kembali tegang. Aku duduk di dalam bak mandi itu juga, dihadapannya, dan kali ini dengan leluasa kujamah seluruh tubuhnya dan kuremas-remas payudaranya yang besar itu. Putingnya yang beranting-anting kuisap, kusedot seluruh darah yang tersisa. Lalu kuangkat tubuhnya dan kusedot kemaluannya sampai seluruh cairan kewanitaannya habis. Tiba-tiba aku teringat, Ai Ling bisa sadar kapan saja dan meronta-ronta. Dengan cepat kucari tali untuk mengikat kedua tangannya ke belakang erat-erat. Di dalam bak mandi itu aku kembali memasukkan batang kemaluanku ke lubang kemaluannya. Kupompa ia dengan cepat selama 15 menit. Karena merasakan ada benda yang mengganjal dan keluar masuk di kemaluannya, akhirnya Ai Ling sadar. Ia mendesah karena belum sepenuhnya sadar dari pingsannya. Aku tak peduli, kugenjot terus ia sampai cairan maniku keluar dan kutumpahkan di dalam kemaluannya. Ia akhirnya sadar, menangis sesenggukan dan berusaha meronta walau tangannya terikat. Ia kembali merintih mohon ampun dan mengeluh kesakitan di kemaluannya.
Kucabut batang kemaluanku dan kulihat kemaluannya, ternyata agak bengkak kemerahan. Rupanya kemaluannya tak sanggup menampung batang kemaluanku yang besar dan gesekan terus-menerus yang kasar. Entah kenapa, keadaan itu malah membuatku makin terangsang. Ketidakberdayaan Ai Ling dan kemaluannya yang bengkak itu membuatku bernafsu memasukkan batang kemaluanku yang besar ke lubang kemaluannya sekali lagi. Kali ini kutancapkan dalam-dalam dan kupompa ia sekuat-kuatnya. Ia menjerit-jerit kesakitan mohon ampun, meronta-ronta dengan tangan terikat, tetapi aku tetap memompanya dengan penuh semangat di bak mandi itu. Akhirnya ia pingsan karena kusenggamai terus-menerus selama 3 jam. Kulihat kemaluannya sudah bengkak dan kembali mengeluarkan darah. Kemudian kufoto ia dengan kamera yang sudah kupersiapkan sebanyak 1 rol film dari berbagai posisi. Kucuci cetak foto itu dan kutunjukkan ke Ai Ling tiga hari kemudian pada saat ia masuk kuliah. Ia kuancam dengan janji tak akan kuedarkan foto itu asal ia mau kusenggamai tiap hari di rumahnya. Dengan terpaksa akhirnya Ai Ling melayaniku tiap hari sampai aku bosan dan mencari mangsa lain. tetapi yang membuatku bangga, walaupun ia kuperkosa, tetapi ia selalu orgasme berkali-kali setiap kupakai tubuhnya.

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

Friday, August 30, 2019

Bandar Bola Terbaik - Pembantu Di Perkosa Supir Pribadi Majikan

Bandar Bola Terbaik - Pembantu Di Perkosa Supir Pribadi Majikan - Sebut saja namaku Lilis. Sudah dua tahun lebih aku bekerja sebagai seorang pembantu di keluarga Pak Dimas, seorang kepala desa yang sangat dihormati oleh warga setempat. Dan selama itu pulalah aku merasakan pahit-manisnya menjadi seorang pembantu, termasuk manisnya di perkosa. Malam itu udara terasa panas, sampai-sampai aku susah sekali untuk tidur. Baru setelah aku ganti pakaian dengan daster tipis dan menyalakan kipas angin, barulah aku bisa tertidur.
Bandar Bola Online - Dalam tidur aku sempat bermimpi, Pak Jali, yang merupakan sopir pribadi keluarga Pak Dimas, datang menemuiku. Lucunya,Pak Jali datang menemuiku dalam keadaan telanjang bulat. Meskipun usianya sudah paruh baya, dan berbadan agak pendek, namun beliau masih memiliki postur tubuh yang kekar dan berotot. Khas orang desa yang suka bekerja keras. Dan yang membuatku geli adalah “buah terong” yang menggantung indah di pangkal pahanya. Ih…, begitu menggemaskan.Perlahan-lahan beliau mendekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang telah terbuka bebas.
Entah kenapa belaian Pak Jali terasa begitu nyata, seperti bukan dalam mimpi. Bahkan ketika bibir tebalnya mulai melumat kupingku aku sempat tersentak dan perlahan-lahan terjaga dari tidurku.Namun betapa terkejutnya aku saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata apa yang aku rasakan tadi bukan sekedar mimpi. Dihadapanku ternyata benar-benar ada sosok Pak Jali yang memeluk tubuhku.”Pak Jali…! Apa yang Bapak lakukan…?” Aku mendorong tubuh Pak Jali kuat-kuat sehingga dia terjengkang ke belakang. Segera aku menutupi tubuhku yang ternyata juga nyaris telanjang dengan selimut.”Tenang, Lis! Sudah lama aku memendam nafsuku terhadapmu…!” Kembali Pak Jali mencoba merengkuh tubuhku. Namun kembali aku mendorong tubuhnya kuat-kuat ke belakang.”Pergi…!” bentakku . “Atau saya akan teriak!””Silahkan teriak! Percuma saja kamu teriak. Karena tidak akan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi sore sudah berangkat ke Bandung untuk liburan! Jadi lebih baik kamu turuti saja keinginanku!” Pak Jali tersenyum sinis. Aku semakin ketakutan ketika Pak Jali kembali mendekatiku. Segera saja aku melompat dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan kondisi telanjang. Namun sial! Aku kalah cepat dengan Pak Jali. Dengan cepat, ia menyergapku dari belakang dan menghimpitkan tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas tembok,sedangkan kedua kakinya mengunci kakiku sehingga aku sulit untuk bergerak. Aku mencoba untuk meronta sekuat tenaga. Namun percuma, tenaga Pak Jali memang jauh lebih kuat dibandingkan tenagaku yang hanya seorang wanita. Semakin kuat aku meronta, semakin kuat cengkeraman Pak Jali di Tubuhku.

Cerita Sex Pembantu Di Perkosa Supir Pribadi Majikan

“Tolong, Pak! Lepaskan saya!” aku menangis dan mengemis kepada Pak Jali. Namun percuma saja.Beliau tidak mendengarkan perkataanku. Bahkan dengan liar Pak Jali menghunjamiku dengan ciuaman mautnya. Lama kelamaan tanagaku terkuras habis. Tubuhku menjadi lemas. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa aku lakukan hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Pak Jali.Perlahan-lahan cengkeraman Pak Jali mulai mengendor. Perlakuannya yang semula kasar mulai melunak dan berubah menjadi lembut. Bahkan aku mulai masuk dalam permainannya ketika dengan lembut Pak Jali mulai menggesek-gesekkan batang kejantanannya ke atas pahaku. Seketika itu kakiku terasa lemas dan lunglai. Aku tak kuat lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Namun dengan sigap, Pak Jali segera menangkap tubuhku, mengangkatnya lalu membopongku ke atas ranjang.Sesaat terlintas di wajah Pak Jali sebuah senyum kemenangan. Kemudian dengan lembut ia mulai melumat bibirku. Entah kenapa aku tidak kuasa untuk menolaknya. Bahkan ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalas lumatannya itu. “Nah…, begitu dong Lis! Kalau begini kan lebih enak!” kata Pak Jali senang. Aku tersenyum tersipu-sipu . “Bapak benar, mungkin lebih baik saya menuruti bapak dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tidak mendapatkan sentuhan laki-laki”Kembali Pak Jali tersenyum senang .
“Trus, ngapain kamu tadi pake coba berontak, Lis?””Tadi saya cuma kaget saja. Di balik penampilan bapak yang bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa saya. Tapi…, ah sudahlah! Yang pentingkan sekarang saya sudah menjadi milik Bapak!”Kembali Pak Jali mulai mencumbuku. Ciumannya mulai merambat melalui leherku kemudian turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar menyapu kulit dadaku sehingga menimbulkan sensasi tersendiri yang semakin membuatku serasa terbang ke angkasa.Ciuman dan jilatan Pak Jali terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah sibuk di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.”Oh…, Pak Jali! Jangan siksa aku seperti ini!” rengekku.Pak Jali tidak memperdulikan ucapanku. Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang menghalangi pintu goa darbaku.”Wah…, Lis! Indah sekali memek kamu. Warnanya merah muda dengan baunya yang semerbak.
Oh…, sungguh mempesona. Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi hari. Pasti kamu merawatnya dengan baik. Oh…, Lis! Aku suka sekali dengan memek yang seperti ini…!”Perlahan-lahan Pak Jali menjulurkan lidahnya dan menyapu permukaan klitorisku. Terasa kasar, memang. Tapi nikmat!”Ayolah, Pak…! Ouhh…, aku sudah tidak tahan lagi. Aku terus mengemis kepada Pak Jali. Namun dia terus mempermainkan emosiku. Akhirnya aku mencari inisiatif lain. Aku mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Jali sambil mencari-cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya. Dan tidak susah bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan manja, aku mulai mengocok batang kontol Pak Jali di sertai dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem melek. Perlahan aku membimbing kontolnya menuju ke memekku yang sudah basah. Namun dengan nakal, Pak Jali hanya menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kontolnya di atas bibir vaginaku. Terasa geli, memeng.
Tapi sensasi yang aku rasakan terasa begitu nikmat. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini.”Oh…, Pak Jali! Ayolah….aku udah nggak tahan lagi…, cepet masukin dong!”Aku sudah tak bisa tahan diperlakukan seperti itu. Perlahan aku menaikkan pantatku ke atas untuk menyambut kejantanan Pak Jali yang sudah ngaceng. Kemudian aku menekan pantat Pak Jali ke bawah supaya kontol itu bisa masuk dengan sempurna.”Aaarrrghhh…!” aku menjerit kecil ketika batang kontol Pak Jali yang besar itu menembus liang vaginaku. Awalnya terasa seret dan perih, karena ukuran kontol Pak Jali memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suamiku. Namun setelah buah terong itu tertanam beberapa saat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat.Perlahan-lahan Pak Jali mulai mengayunkan pantatnya naik dan turun.”Hooohh.., Pak! Ssstt…, enak Pak!” aku jadi ngomong tak karuan.”A…yo, Lis!Goyangkan ju…ga pan..tatmu! Ooohhh…!”Aku menuruti kata Pak Jali. Kucoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang dilakukan Pak Jali.
Gesekan-gesekan halus antara batang kontol Pak Jali dengan dinding vaginaku terasa begitu nikmat.”Ohhh…, Lis! Ya…begitu…! Te…rus…goyangkan pantatmu! Uuuhh…, oohh…, yes…!”Pak Jali tampak begitu menikmati permainan kami. Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan dari vaginaku. Sesekali dari bibirnya terdengar lenguhan dan desisan kenikmatan.Akupun juga menikmati sodokan-sodokan mantap batang kontol Pak Jali. Bahkan aku memeluk tubuh kekar Pak Jali dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan itu. Keringat mengalir deras melalui pori-pori tubuh kami, sehingga dada bidang Pak Jali yang berbulu lembut tampak mengkilat karena basah oleh keringat.Aku tidak menyangka, ternyata di usianya yang mencapai setengah abad itu, Pak Jali masih memiliki stamina yang prima. Sampai-sampai aku kewalahan menghadapi goyangan dan sodokan mautnya. Hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang berdenyut dari dalam rahimku.
“Ooohh…, Pak! Saya…, mau ke..luar…!Ssshhhtt…, Arrhhhggg…!” Aku tidak kuat lagi menahan sesuatu yang mendesak keluar dari dalam rahimku. Namun Pak Jali masih terus mengayunkan kontolnya keluar masuk dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan beberapa saat kemudian, aku juga merasakan batang kontol Pak Jali mulai berdenyut-denyut didalam vaginaku. Sampai akhirnya….”Aaaoouuhhh…, Lis! Nikmat bangeet!”Cairan putih kental menyembur deras dari ujung kontol Pak Jali. Pak Jalipun kemudian menjatuhkan diri ke sisi tubuhku. Nafasnya tampak terengah-engah dan terlihat kecapean.”Oh…, Pak Jali! Bapak memang benar-benar hebat. Sudah lama saya tidak merasakan nikmat seperti ini. Terima kasih ya Pak!” Aku memeluk tubuh Kekar Pak Jali. Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Jali sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Dengan lembut pula Pak Jali membelai rambutku yang sedikit oleh keringat.Ah…, ternyata diperkosa itu tidak selamanya tidak enak. Kali ini justru aku mengharapkannya lagi. TAMAT

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

Thursday, August 29, 2019

Bandar Bola Terpercaya - Perkosa Mahasiswi Cantik Saat KKN

Bandar Bola Terpercaya - Perkosa Mahasiswi Cantik Saat KKN - Halo kawan-kawan semua penyuka cerita seks dewasa yang saya hormati, ijinkanlah saya menceritakan pengalamanku waktu KKN (Kuliah Kerja Nyata) Januari lalu. Demi menjaga privasi orang yang berada dalam cerita ini disamarkan namanya, dan maaf kalo penggunaan bahasanya agak formal, langsung saja.
Bandar Bola Terbaik - Perkenalkan, nama ku S, mahasiswa tingkat akhir di salah satu perguruan tinggi negeri terkenal di kota Surabaya, dan kebetulan aku juga asli dari kota Surabaya tersebut, jadi aku tidak kos. Banyak orang mengatakan sih wajahku ini pas, kadang pas jeleknya kadang pas gantengnya, haha.
Pada saat Januari lalu, aku baru saja malaksanakan kegiatan KKN di kampus ku, berbeda dengan teman2ku yang lain yang sudah melaksanakannya pada bulan puasa tahun lalu. Ya maklum lah, mahasiswa dengan nilai pas-pas an, IP dari 1, 2, 3 juga udah pernah, yang 4 nya belum sih ehehehe.

Ngentot Mahasiswi Cantik Di Lokasi KKN – Kebetulan, pada saat pembagian kelompok, aku berbarengan dengan seorang cewek yang juga sejurusan denganku, sebut saja T. Tetapi kita kenal hanya sebatas kenal karena satu angkatan dan satu jurusan. Kalo boleh dibilang sih, paras cewek sejurusanku ini cantik lah, tingginya kurang lebih sekitar 155cm an, rambutnya panjang terurai, dengan tubuh yang tidak gemuk dan tidak kurus, pas lah menurut ku. Kalo bicara soal buah dada sih, relatif ya, tiap orang punya selera masing-masing. Untuk ukuran buah dadanya sih standar, 34a atau 34b lah.
Dari sejak awal survey lokasi desa yang akan kami tempati, kami berdua selalu bareng, jadi dengan KKN ini kita menjadi semakin dekat.

Pada saat survey pertama dia masih bonceng dengan teman KKN ku, namun pada saat survey ke dua, entah angin darimana dia mengajakku untuk survey berdua saja, maklum pada saat itu teman-temanku yang lain masih pada sibuk dengan urusan masing-masing dan yang bias hanya kami. Awalnya aku sih berpikiran santai, tapi kadang terlintas di pikiranku takutnya teman-temanku yang lain berpikiran yang aneh-aneh, dan akirnya aku menyarankan T untuk mengajak teman satu lagi dengan alasan agar rame.
Singkat cerita kita akhirnya berangkat dengan teman KKN ku cewek 1 lagi dengan pacarnya dan aku berboncengan dengan T. Selama perjalanan aku sedikit tidak konsentrasi karena dadanya yang selalu nempel pada punggungku, dan aku sengaja menaruh tas ku di depan karena desa yang akan kami gunakan untuk KKN lumayan dingin, selain itu karena jalan yang naik turun dan motorku yang model ayam jago yang jok belakangnya agak naik, membuatnya selalu merosot dan buah dadanya yang lumayan dan empuk itu nempel di punggungku, dia pun aku perhatikan dari spion motorku tampak membenarkan posisi duduknya, semakin nggak karuan nyetir, dari berangkat sampai aku mengantarkannya ke kosnya, udah kemana-mana pikiran.
Singkat cerita kita tiba di hari H dimana kita tinggal di rumah warga yang berada di pedesaan yang lumayan dingin. Selama KKN, kemanapun kelompokku ada acara atau main, aku dan temanku T ini selalu bersama, udah nggak bisa dipisah lah kalo dibilang, hehehe. Oya si T udah punya pacar juga, dan pacarnya mempercayakan T ke ane untuk jaga doi, soalnya udah pernah ketemu juga sama pacarnya T, ya ane sih iya-iya aja, toh paling juga gitu-gitu aja.
Selama 1 bulan lebih sedikit, kegiatan KKN ya gitu aja, selama di tempat kami tinggal, aku perhatiin si T bajunya ya baju rumahan biasa cuma kadang suka nerawang sehingga nampak BH nya yang warna warni, sering aku ngingetin juga ke T kalo BH nya itu keliatan ato sejenisnya, ya maklum sih naluri dari jaman SMA kalo ada temen cewek yang keliatan BH nya gitu suka ngingetin tapi nggak menutup kemungkinan curi-curi juga, hehehe. Kami berdua pun semakin dekat, saat kita foto, dia lebih sering ngerangkul aku, dan bodohnya aku malah pasang muka bingung, saat tanganku agak longgarpun dia nggak segan-segan untuk menggandeng tanganku sehingga aku pun merasakan tonjolan buah dadanya yang lumayan itu.
Pada saat minggu ke dua saat program kerja udah pada mulai jalan, kita sibuk dengan program kerja masing-masing sesuai jurusannya, aku dan T sengaja menyamakan agar kita bisa bareng terus gitu. Saat aku dan T sudah selesai dengan program kerja kami entah kenapa ingin pulang dulu, teman-temanku yang lain pun tanpa menaruh curiga mengiyakan saja dan kami pun pulang. Setiba di rumah, tidak ada orang sama sekali, pikirku pemilik rumah ini lagi ke warung karena memang punya warung yang tidak begitu jauh dari rumah. Akhirnya temanku T langsung ke kamar begitu juga aku untuk ganti baju dan tiduran santai karena merasa capek. Tiba-tiba T memanggilku dari atas, oya letak kamar cowok dan cewek ini atas bawah, kami para cowok di bawah sedangkan di atas kamar cewek dan toilet. Aku pun datang dan menanyakan ada apa, ternyata si T ingin ngobrol-ngobrol denganku, kita bicara macam-macam dari saat dia SMA dan kesibukannya, tetapi saat aku bertanya tentang pacarnya, doi terdiam sejenak dan tiba-tiba air matanya keluar. Bingung bukan kepalang karena aku jarang menghadapi seorang cewek yang nangis dihadapan langsung, saat kuberanikan bertanya lagi, ternyata dia lagi ada masalah dengan pacarnya dan katanya lagi putus. Iya sih, beberapa hari sebelumnya saat dia murung juga aku tanya kenapa, dan memang lagi ada masalah. Ya aku nggak bisa berbuat banyak selain menenangkannya, saat aku coba beranikan membelai rambutnya yang terurai dia hanya diam saja, lalu aku mengusap air matanya, dia tampak kaget dengan perlakuanku ini, lalu digenggamnya tanganku. Aku pun bingung ada apa, dan kami bertatapan mata lumayan lama sehingga entah siapa yang memulai bibir kami sudah bersentuhan tipis. Aku rasakan pergerakan nafasnya yang masih belum teratur akibat dia menangis tadi. Sambil aku memegangi pipinya yang agak basah, bibirku menjauh dan membisikan di telinganya “masih ada aku disini” dia pun mengangguk kecil, saat aku tatap lagi matanya dia langsung menyambar bibirku dengan halus dan perlahan. Ku ikuti pergerakan bibirnya sambil dalam hati berpikir “ganas juga ini cewek” dan aku mainkan lidahku. Dia pun merasa geli tapi menikmatinya karena bibirnya selalu nempel di bibirku sambil melenguh “mmmmhhh. . . mmhhhh . . . .”. Tanganku pun yang tadinya di pipinya sekarang sudah mendarat di pinggulnya sambil menelusuri lekuk tubuhnya. Kami melepas ciuman kami sejenak dan saling bertatapan, dia melempar senyuman dengan matanya yang sayu, membuat setiap orang seakan ingin mencumbunya, lalu aku meminta ijin untuk memegang buah dadanya yang lumayan itu, dia hanya mengangguk dengan senyuman. Kami lanjutkan lah perang bibir dan lidah kami sambil aku meremas buah dadanya yang saat itu mengenakan BH warna putih pink. Dia mendesah menikmati “aahhh. . . ahhh . .” sambil bibirku mencumbu lehernya.
Sialnya saat aku hampir mengangkat BH nya terdengar suara motor teman-temanku yang datang. Kami pun tergesa-gesa membenahi diri.
Semenjak kejadian tersebut, dia lebih sering memanggilku “pacar”, pertamanya aku pun kaget karena dia memanggil begitu di depan teman-temanku pada saat dia sedang membuatkan mie untuk ku dan teman-teman cowok yang lain. Tetapi entah kenapa teman-temanku ini tahu bahwa itu hanya bercandaan, ya aku sih terserah mau dia panggil apa asal bisa menikmatinya tubuhnya deh, hehehe.
Pada minggu ke 4, dia mendadak minta ijin pulang ke ketua ku karena ada urusan keluarga dan aku dimintanya untuk mengantarkannya bertemu dengan orang yang akan menjemputnya. Spontan di jalan aku pun bertanya “emang dijemput siapa deh? Papah mamah mu?” dia pun membalas, sama pacarnya. Agak kaget tapi nggak begitu kaget juga karena dia 3 hari sebelumnya cerita ke aku kalo dia balikan lagi. Aku pun merespon dengan jawaban santai, dia pun seolah merasa bersalah dan berkata “nggak apa kan aku dijemput pacarku?”, aku pun menjawab “ya nggak apa dong, kan pacar kamu, kalo di sini kita pacaran, kalo udah balik atau selese KKN nya kita kembali seperti biasa”. Dia mengangguk sembari memeluk ku di jalan karena di jalan pedasaan ini sepi dan jarang kendaraan lewat, sesekali dia mengecup leherku. “Kamu mau pulang kok masih curi-curi sih”, balasku. Dia hanya cekikikan sambil memeluk semakin erat.
Skip skip skip, 2 hari kemudian sore haris saaat aku sedang santai jalan-jalan di kompleks pedesaan tempat aku tinggal bersama temanku, si T menelponku “car, lg sibuk nggak? Kamu lg di mana?” tanya nya, “lagi jalan-jalan santai sih bareng anak-anak, ada apa?”, jawabku. “jemput aku di tempat kemaren bisa nggak?” langsung sigap aku menjawabnya, “bisa dong kalo buat kamu”, sambil pake nada genit, “ih gombal, oke deh 10 menit lg aku sampe kok, jangan lupa lho, muuaaach”. Tut tut tut . . . baru mau dijawab udah diputus teleponnya, langsung saja berpamitan dengan teman-temanku dan aku langsung mengambil motor ayam jago standarku untuk menjemputnya.
Sesampainya di tempat dia menjemput ternyata dia udah duluan dan sendirian, “lho kamu sama siapa kok sendirian?”, tanyaku. “tadi sama pacarku, dia udah pulang duluan”, jawabnya. Dalam hati ku “buset ini pacarnya geblek amat, kalo pacarnya ditinggal sendiri gini kalo digodain orang desa gimana, payah” dan kebetulan emang si T ini menjadi primadona di kalangan pemuda desa karena paras cantiknya. Akhirnya dia langsung membonceng dan kita pun tancap gas. Di perjalanan pun kita ngobrol-ngobrol “lho waktu tadi kamu telepon pas ada pacarmu?”, tanyaku, dia menjawab cekikikan “ya nggak lah, car, tadi dia lagi beli cemilan aku nunggu di mobil”. “kirain pas ada pacarmu kamu pas telepon tadi”, jawabku lg, “takut ya? Hihihihi”, sambil dia nyubit pinggang ku. Anjir, malah nantangin, “bukan takut sih, cuma main bersih aja kita”. Timpalku. “alah sok-sok an huuuuu, cubit lagi nih.” Balasnya. Dan kamipun begitu sampai setibanya di posko KKN. Dia pun bergegas langsung mandi dan aku pun masih ngumpul nonton tivi bareng teman-teman yang lain.
Lusanya cuaca pun mendung, kita berencana mau ke SD sekitar tempat kami KKN untuk sosialisasi terkahir kalinya, aku bangun terlambat dan dapat jatah mandi paling terakhir karena kamar mandi di rumah ini cuma 1, ada juga temanku yang buru-buru sudah biasa mandi di tetangga sebelah posko KKN kami. Dan entah disengaja atau nggak, si T juga kesiangan dan juga baru mandi setelah aku selesai mandi. Pada saat T mandi pun aku tidak memikirkan hal yang lain selain siap-siap untu acara sosialisasi ke SD. Kami berdua ditinggal karena waktu pun sudah menunjukan pukul 9 pagi dan acara dimulai jam 9.30 nya. Sesaat aku dan T sudah siap bergegas berangkat, tiba-tiba hujan pun turun lumayan deras, kami mengabari ketuaku datang terlambat. Pertamanya ketuaku meyuruh kami untuk memakai jas hujan, namun aku teringat jas hujan ku dan punya T terbawa di motor temanku yang sudah berangkat. Ya sudah deh akhirnya ketuaku memaklumi dan mengatakan untuk tidak memaksakan kalo memang deras, kebetulan di SD nya pun juga hujan yang lumayan.
Aku dan T pun ngobrol-ngobrol biasa, bercanda kadang T suka cubit pinggangku, aku pun melontarkan pertanyaan “eh ini bapak sama ibu yang punya rumah nggak di rumah? Kok tumben pagi-pagi udah nggak ada di rumah”. “kata anak-anak tadi bapak ibunya pamitan mau ada acara di kota katanya, ada sodaranya nikahan”, balas si T. lalu duduk kami berdekatan entah ada angin apa, aku pun membelai rambut nya yang wangi serta menciuminya karena memang dia habis shampoan. Aku pegang lembut pipinya dan dia pun berkata “aku nggak nyangka kita bisa gini”, aku pun bingung apa maksud dari perkataannya “maksudmu?”, jawabku singkat, dia pun merebahkan badanya ke pelukanku dan menyandarkan kepalanya di bahu ku, “ya gimana ya, kamu baik, bisa ngertiin aku, perhatian tapi waktunya malah kaya gini, kamu itu beda banget sama pacarku yang suka ngekang aku, protektiflah, apa-apa nggak boleh”. Aku paham arah pembicaraannya, aku balas, “lho kan tinggal diputusin aja gampangkan pacarmu?”. “nggak semudah itu, orangtua ku sama dia udah deket, begitu juga sodaranya, udah 3x selama KKN ini aku minta putus tapi dia nggak mau”.
Saat itu aku memperhatikan matanya berkaca-kaca, sambil aku belai rambutnya aku pun menenangkannya dengan gaya sok cool romantis gitu Cerita Panas Indonesia KKN Berbuah Manis with Mahasiswi Cantik “ya udah, nggak apa, emang begini jalannya, kalo di sini kita emang gini, tapi kalo di kampus kita seperti biasa aja, kamu tahu sendiri kan aku juga udah punya pacar, semuanya pasti baik-baik aja kok, kalo jodoh emang nggak kemana”.
Dia pun makin menjadi tangisannya, tampak bedak di wajahnya luntur akibat air matanya. Aku pun mengusap air matanya dan menenangkannya. Dia menatapku dalam-dalam kemudian tanpa kita sadari bibir kami sudah bersentuhan entah ada angin apa T melumat bibirku dengan kencang. Aku pun membalas dan memainkan lidahku, dia juga nggak mau kalah “mmmmhh. . . mmmhhh . .” tanganku pun sudah berada di buah dadanya yang masih terbungkus jaket KKN. Dia melepas ciumanku dan berbisik “di kamar aja” langsung saja aku bawa ke kamar cowok yang biasa digunakan tidur oleh temanku, aku lepas jaket T, dia mengenakan kemeja denim menurutku membuatnya tampak makin cantik. Dia nyeletuk “kok diem aja?” dalam hatiku “wah ini anak emang bener-bener deh” langsung saja aku cumbu lagi bibirnya, aku lumat, aku mainkan lidahku, dia pun tak mau kalah juga membalas lidahku dan sesekali menyedotnya. Tanganku pun sudah berada di atas balutan BH nya yang ukuran 34b (yang ini tanya ke doi akhirnya tau) dengan warna merah yang mengundang gairah. Langsung saja aku copot pengait BH nya dan nampak buah dada T dengan ukuran 34b nya, aku remas aku mainkan putingnya dia hanya melenguh “aahhh. . . enak car mmmhhhh” sementara bibir ku masih menciumi telinga dan leher nya. Sekitar 15 menit aku mainkan buah dadanya dia seperti nya udah di ubun-ubun nafsunya “diemut car. . . diemut mmhhhh” tanpa komando pun aku juga sudah menjilati antara buah dada nya, lalu mengemut putingnya yang kecil berwarna coklat muda sembari tangan kanan ku memainkan dan meremas puting dan buah dadanya yaang kiri “iya caaaar, enak diemut mmmmhhhh. . . geli caaar, aaaahhhh. . . aaahh. . .”
Saat itu juga tangan ku yang kanan pun sudah mengorek memeknya yang dibalut celana jeans ketat, aku merasakan memeknya sudah basah. Aku pun langsung mencopotnya dan nampak lah celana dalamnya yang berwarna merah juga, warna ini sungguh membuat ku nafsu.
Ku lepas baju dan celana ku serta celana dalam ku sehingga “adik” ku yang tidak besar dan tidak kecil ini mencuat dengan keras. T pun langsung menyergap “adik” ku dan menjilati nya serta di sedot nya, “ahhh caaar, enak caaar, sedot terus sayaaaang aahhh. . .” celoteh ku. Ku akui wajahnya yang cantik sambil mengemut “adik” ku ini sangat menggairahkan. Aku pun nggak diam aja, aku copot celana dalam T dan terlihat sebuah gundukan yang bersih terawat tanpa bulu sehelaipun di memeknya, hal ini membuatku semakin bernafsu. Ku jilati memeknya sehingga posisi kita sekarang di posisi 69, sungguh nikmat sedotan si T. Ku jilati gundukan kecil di memeknya yang bersama klitoris sembari dia masih mengulum “adik ku” “aaahhhh. . iya sayaaaaang, jilat terus yang situ aaahh. . . mmmhhhh. . .”
sekitar 10 menit kita berada di posisi 69 lalu aku merebahkan tubuhnya di kasur lipat yang dibawa teman ku, aku ciumi bibir nya, lehernya, emut putingnya dan meremas buah dadanya “sayaaang mmmhhhh. . . terus caaar. . aaahh. . .”
Saat aku gesek-gesek “adik” ku di memeknya dia menggelinjang keenakan, “ayo caaar di masukin mmmhhhh. . .” agak sempit emang memeknya si T meskipun sepertinya sudah pernah melakukan seks, tapi itulah yang menjadikan nafsu ku untuk menggenjotnya terus, aku masuk kan perlahan “pelan-pelan caaaar, mmmhhh. . . enak caar aaaahh. . .”
Setelah sudah masuk semua batang “adik” ku genjot maju mundur pelan-pelan agar memek T terbiasa. Ku genjot pelan maju mundur dia pun sudah melenguh keenakan nggak karuan “caar terus caaar aahhh. . . punya mu mmhhhh. . .” lalu kunaikan temponya dan dia semakin mendesah, menggelinjang “aaahhh.. aaahhh. . . terus caaar. . mmmhhh. . . enaaak aaah… aku milikmu aaahh. . .” sambil dia melingkarkan kakinya erat ke pinggangku.
Setelah itu kita berganti gaya doggy style, aku merasakan cengkeraman memeknya semakin peret semakin nikmat untuk di genjot “yaaaang. . . aaaaahh. . aaaah. . . te. . . ruuus yaaang. . .” Desahannya justru membuat ku semakin bernafsu, ku genjot semakin kencang dan dia semakin melenguh keenakan “caaaar. . . aku mau keluaaar. . . aaaaahh…” dan akhirnya aku merasakan cairan hangat mengalir di dalam memeknya. Ternyata dia sudah keluar duluan.
Aku biarkan dulu sekitar 2 menit untuk dia menikmati masa orgasme nya, lalu sekarang giliran dia yang diatas alias WOT. Di posisi ini dia justru semakin menjadi memeknya, dengan gerakan naik turunnya dan kadang di pelintir mirip dengan film bokep yang biasa aku tonton, nikmat sekali dengan cengkeraman memeknya nya yang masih lumayan seret dan kencang. “Terus pelintir sayaaang aaaah. . enaaak caaar. . .” desahku.
Tanganku juga nggak mau kalah, keduanya Meremas dan memainkan puting coklat muda nya. “geliii caaar. . aaaah. . . aaah. . aaaahh. . .” dengan gaya pelintir nya tadi membuat “adik” ku seakan ingin memuntahkan maninya karena emang saking enaknya. “aku mau keluaaar yaaaang. . .” dia pun juga membalas “barengan caaaar. . . kontol kamu enak banget aku mau keluaaar lagiiii aaaahh. . .”
Dan selang beberapa menit kemudian aku pun udah nggak kuat menahan isi “adik” ku begitu pun T yang sudah mau keluar kedua kalinya, “caaar. . . terus caaar. . . aaaahh. . . mmmhhhh. . . akuuu miliik. . . muuuu. . aaaaahh…” akhirnya kami berdua pun keluar bersamaan dan T langsung lemas di pelukan ku.
Hari berganti dan terus berganti hingga tiba saatnya KKN kami selesai, semenjak kejadian itu sebelum tiba hari pelepasan dari kampus dan perangkat desa, T masih sering mengajak ku ya walau sekedar curi-curi cium, memainkan dan meremas buah dadanya. T pun memeluk satu-satu temanku, dan pada saat memeluk ku erat sekali pelukan nya. Aku sudah tidak menghiraukan temanku yang lain, nampak air matanya menetes dari wajah cantik nya dan aku pun mengusap nya.
Saat tim kami akan menuju ke kecamatan untuk upacara pelepasan aku sengaja memacu kendaraan ku pelan agar bisa ngobrol lebih kama dengan T. “sudah saatnya kita kembali ke kehidupan masing-masing, kamu yang aku kenal di kampus akan selalu aku kenal seperti kamu di sini, kita tetep usahakan komunikasi walaupun nggak se sering di sini, terimakasih untuk kebersamaan nya, semuanya yang kamu beri untuk aku”. T terdiam agak lama, memeluk ku erat, lalu dia juga membalas “terimakasih juga udh ngertiin aku, nglindungin aku, kamu lebih dari yang aku duga, aku harap ini bukan perpisahan, di kampus mungkin aku nggak bakal bisa panggil kamu pacar, tapi di dalam hatiku kamu tetep pacar aku”. sambil dia mengecup leher ku saat perjalanan ke kecamatan.
Akhir cerita sampai saat ini kita masih sering ketemu di kampus karena kita sama-sama sedang menyelesaikan skripsi, meskipun kita hanya melempar senyum, ada maksud tersendiri dibalik senyuman nya, kita juga masih sering ngobrol tapi kita juga jaga jarak untuk pacar kita masing-masing.

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

Wednesday, August 28, 2019

Bandar Bola Online - Kisah ML dengan Dosenku yang Cantik

Bandar Bola Online - Kisah ML dengan Dosenku yang Cantik - Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta. Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya. Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini. Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet.
Bandar Bola Terbaik - Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga. Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun).Pertama kali keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Winda (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun). Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari. Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Winda berikan dan ajarkan kepada saya.
Hubungan saya dengan Mbak Winda bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Winda selalu saja menggugurkannya. Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Winda justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung. Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan. Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.
Bagi saya sendiripun Mbak Winda adalah segala-galanya. Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih. Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya. Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan. Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.
Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati. Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Winda langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas. Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya. Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi. Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya. Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya. Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.
Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu. Mbak Winda melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku. Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama. Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja. Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.
Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Winda melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior. Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang. Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan. Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.
Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut. Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Winda tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri. Padahal saya sangat menyayangi Mbak Winda sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri. Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan. Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut. Mbak Winda setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya. Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.
Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi. Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya. Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Winda ternyata memang telah menunggu kedatanganku. Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut. Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam. Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku. Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam.
Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan. Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan. Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja. Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama. Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan. Hanya saja kali ini Mbak Winda sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.
Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun. Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka. Di kampus pun Mbak Windaseakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain. Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat. Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.
Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya. Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Winda seakan terhenti total. Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti. Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual. Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.
Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri. Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani. Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Winda. Setelah itu paling sering justru Mbak Winda sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.
Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan. Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya. Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Winda saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Winda sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang. Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.
Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki. Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Winda sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya. Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga. Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang. Bila sedang mencapai puncak Mbak Winda seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.
Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Winda sedang berada di puncak gejolak birahinya. Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia. Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Winda sanggup melakukannya berkali-kali. Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan. Mbak Winda selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil. Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme. Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar. Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.
Dengan manja Mbak Winda mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah. “Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai. Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya. Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya. “Oooh .. kau luar biasa sekali Winda .. benar-benar membuatku terangsang ..”, ujarku takjub. “O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit. Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Winda hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur.
Cerita Seks – Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme. Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Winda sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku. Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.
Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya. Mbak Winda sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas. Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya. Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur. “Fuuhh .. kau keluar lagi Winda .. nikmat ya sayang ..”. “Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang.. Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Winda yang mulai menutup rapat lagi.
“Aaww ..uuhh .. Andy ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi. Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan. Mbak Winda hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti. ” Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.
Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya. Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Winda langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi. Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair. “Wooww .. kau luar biasa sekali Winda .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub. “Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas. “Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Winda .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya. “Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..”, rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya. ” Ooohh Winda .. ahh .. nikmat sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat. ” A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. “Wooww .. Winda .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.
Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar. ” Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat. Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya. Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas. Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. “Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..”, bisiknya masih kelelahan. “Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya. “Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra. “Tapi kau masih letih Winda .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir. “Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..”, ujarnya nakal. “Wooww ..kau nakal sekali Winda .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah. Mbak Winda tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. “He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..”, bisiknya lembut penuh gairah.
Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya. Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Winda akan segera orgasme kembali. “Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat. ” Keluarkanlah Winda .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh ..” “A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya. Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Winda memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening. Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat. Terasa hangat dan encer. Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah. Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan. Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.
Kali ini Mbak Winda benar-benar lemas tak berdaya. Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya. Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan. “Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Windaku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya. “A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..”, rintihnya lemas. ” Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra. “Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. ” Sudahlah Winda .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan.
Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian. ” Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas. ” Sudahlah Winda .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!”, bisikku penuh kasih sayang. Winda mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya. Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu. Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

Tuesday, August 27, 2019

Agen Bola Terbaik - Kakak Ipar Jadi Orgasme Setelah Kuperkosa

Agen Bola Terbaik - Kakak Ipar Jadi Orgasme Setelah Kuperkosa - Kejadian ini berlangsung kira-kira 2 tahun yang lalu, waktu itu aku diminta oleh ibu mertua untuk mengambil suatu barang di rumah kakak ipar perempuanku sekalian menengok dia karena sudah lama tidak ketemu. Kakak iparku ini (sebut saja namanya Ina) memang tinggal sendirian, walaupun sudah kawin tetapi belum punya anak dan saat ini sudah pisah ranjang dengan suaminya yang kerja di kota lain.
Agen Bola Online - Aku sampai di rumahnya sekitar jam 19:00 dan langsung mengetuk pintu pagarnya yang sudah terkunci. Tak lama kemudian Ina muncul dari dalam dan sudah tahu bahwa aku akan datang malam ini.
“Ayo Yan, masuk…, langsung dari kantor?, Sorry pintunya sudah digembok, soalnya Ina tinggal sendiri jadi harus hati-hati”, Sambutnya.
Ina malam itu sudah memakai daster tidur karena toh yang bakalan datang juga masih terhitung adiknya, daster yang dia pakai mempunyai potongan leher yang lebar dengan model tangan ‘you can see’.
Kami kemudian ngobrol dan nonton TV sambil duduk bersebelahan di sofa ruang tengah. Selama ngobrol, Ina sering bolak-balik mengambil minuman dan snack buat kita berdua. Setiap dia menyajikan makanan atau minuman di meja, secara tidak sengaja aku mendapat kesempatan melihat kedalam dasternya yang menampilkan kedua payudaranya secara utuh karena Ina tidak memakai BH lagi dibalik dasternya. Ina memang lebih cantik dari istriku, tubuhnya mungil dengan kulit yang putih dan rambut yang panjang tergerai. Walaupun sudah kawin cukup lama tapi karena tidak punya anak tubuhnya masih terlihat langsing dan ramping.
Payudaranya yang kelihatan olehku, walaupun tidak terlalu besar tetapi tetap padat dan membulat. Melihat pemandangan begini terus-menerus aku mulai tidak bisa berpikir jernih lagi dan puncaknya tiba-tiba kusergap dan kutindih Ina di sofa sambil berusaha menciumi bibirnya dan meremas-remas payudaranya.
Ina kaget dan menjerit, “Yan, apa-apaan kamu ini!”.
Dengan sekuat tenaga dia mencoba berontak, menampar, mencakar dan menendang-nendang. Tapi perlawanannya membuat birahiku semakin tinggi apalagi akibat gerakannya itu pakaiannya menjadi makin tidak karuan dan semakin merangsang.
“Breett…”, daster bagian atas kurobek ke bawah sehingga sekarang kedua payudaranya terpampang dengan jelas. Putingnya yang berwarna coklat tua terlihat kontras dengan kulitnya yang putih bersih.
Ina terlihat shock dengan kekasaranku, perlawanannya mulai melemah dan kedua tangannya berusaha menutup dadanya yang terbuka.
“Yan…, ingat, kamu itu adikku…”, rintihnya memelas.
Aku tidak mempedulikan rintihannya dan terus kutarik daster yang  sudah robek itu ke bawah sekaligus dengan celana dalamnya yang sudah aku tidak ingat lagi warnanya. Sekarang dengan jelas dapat kulihat vaginanya yang ditumbuhi dengan bulu-bulu hitam yang terawat baik.
Setelah berhasil menelanjangi Ina, kulepaskan pegangan pada dia dan berdiri di sampingnya sambil mulai melepaskan bajuku satu persatu dengan tenang. Ina mulai menangis sambil meringkuk di atas sofa sambil sebisa mungkin mencoba menutupi badannya dengan kedua tangannya.
Saat itu pikiranku mulai jernih kembali menyadari apa yang telah kulakukan tapi pada titik itu, aku merasa tidak bisa mundur lagi dan aku putuskan untuk berlaku lebih halus.
Setelah aku sendiri telanjang, kubopong tubuh mungil Ina ke kamarnya dan kuletakkan dengan lembut di atas ranjang. Dengan halus kutepiskan tangannya yang masih menutupi payudara dan vaginanya, kemudian aku mulai menindih badannya. Ina tidak melawan. Ina memalingkan muka dengan mata terpejam dan berurai air mata setiap kali aku mencoba mencium bibirnya. Gagal mencium bibirnya, aku teruskan menciumi telinga, leher dada dan berhenti untuk mengulum puting dan meremas-remas payudara satunya lagi. Ina tidak bereaksi.
Aku lanjutkan petualangan bibirku lebih ke bawah, perut dan vaginanya sambil merentangkan pahanya lebar-lebar terlebih dahulu.
Aku mulai dengan menjilati dan menghisap clitorisnya yang cukup kecil karena sudah disunat (sama dengan istriku). Ina mulai bereaksi. Setiap kuhisap clitorisnya Ina mulai mengangkat pantatnya mengikuti arah hisapan.
Kemudian dengan lidah, kucoba membuka labia minoranya dan memainkan lidahku pada bagian dalam liang senggamanya. Tangan Ina mulai meremas-remas kain sprei sambil menggigit bibir.
Ketika vaginanya mulai basah kumasukkan jari menggantikan lidahku yang kembali berpindah ke puting payudaranya. Mula-mula hanya satu jari kemudian disusul dua jari yang bergerak keluar masuk liang senggamanya.
Ina mulai berdesah dan memalingkan mukanya ke kiri dan ke kanan. Sekitar dua atau tiga menit kemudian aku tarik tanganku dari vaginanya.
Merasakan ini, Ina membuka matanya (yang selama ini selalu tertutup) dan menatapku dengan pandangan penuh harap seakan ingin diberi sesuatu yang sangat berharga tapi tidak berani ngomong.
Aku segera merubah posisi badanku untuk segera menyetubuhinya. Melihat posisi ‘tempur’ seperti itu, pandangan matanya berubah menjadi tenang dan kembali menutup matanya. Kuarahkan penisku ke bibir vaginanya yang sudah berwarna merah matang dan sangat becek itu. Secara perlahan penisku masuk ke liang senggamanya dan Ina hanya mengigit bibirnya.
Tiba-tiba tangan Ina bergerak memegang sisa batang penisku yang belum sempat masuk, sehingga penetrasiku tertahan.
“Yan, kita tidak boleh melakukan hal ini…”, Kata Ina setengah berbisik sambil memandangku.
Tapi waktu kulihat matanya, sama sekali tidak ada penolakkan bahkan lebih terlihat adanya birahi yang tertahan. Aku tahu dia berkata begitu untuk berusaha memperoleh pembenaran atas perbuatan yang sekarang jadi sangat diinginkannya.
“Tidak apa-apa ‘Na, kita kan bukan saudara kandung, jadi ini bukan incest”, Jawabku.
“Nikmati saja dan lupakan yang lainnya”.
Mendengar perkataanku itu, Ina melepaskan pegangannya pada penisku yang sekaligus aku tangkap sebagai instruksi untuk melanjutkan ‘perkosaannya’. Dalam ‘posisi standard’ itu aku mulai memompa Ina dengan gerakan perlahan, setiap kali penisku masuk, aku ambil sisi liang senggama yang berbeda sambil mengamati reaksinya.
Dari eksperimen awal ini aku tahu bahwa bagian paling sensitif dia terletak pada dinding dalam bagian atas yang kemudian menjadi titik sasaran penisku selanjutnya.
Strategi ini ternyata cukup efektif karena belum sampai dua menit Ina sudah orgasme, tangannya yang asalnya hanya meremas-remas sprei tiba-tiba berpindah ke pantatku.
Ina dengan kedua tangannya berusaha menekan pantatku supaya penisku masuk semakin dalam, sedangkan dia sendiri mengangkat dan menggoyangkan pantatnya untuk membantu semakin membenamnya penisku itu. Untuk sementara kubiarkan dia mengambil alih.
“sshh…, aahh”, rintihnya berulang-ulang setiap kali penisku terbenam.
Setelah Ina mulai reda, inisiatif aku ambil kembali dengan merubah posisi badanku untuk style ‘pumping flesh’ untuk mulai memanaskan kembali birahinya yang dilanjutkan dengan style ’stand hard’ (kedua kaki Ina dirapatkan, kakiku terbuka dan dikaitkan ke betisnya).
Style ini kuambil karena cocok dengan cewek yang bagian sensitifnya seperti Ina dimana vagina Ina tertarik ke atas oleh gerakan penis yang cenderung vertikal. Ina mengalami dua kali orgasme dalam posisi ini.
Ketika gerakan Ina semakin liar dan juga aku mulai merasa akan ejakulasi aku rubah stylenya lagi menjadi ‘frogwalk’ (kedua kaki Ina tetap rapat dan aku setengah berlutut/berjongkok). Dalam posisi ini setiap kali aku tusukkan penisku, otomatis vagina sampai pantat Ina akan terangkat sedikit dari permukaan kasur menimbulkan sensasi yang luar biasa sampai pupil mata Ina hanya terlihat setengahnya dan mulutnya mengeluarkan erangan bukan rintihan lagi.

“Na, aku sudah mau keluar. Di mana keluarinnya?”, Kataku sambil terus memompa secara pelan tapi dalam. “ddi dalam saja…, di dalam saja, aahh…, jangan pedulikan”, Ina mejawab ditengah erangan kenikmatannya.
“Aku keluar sekarraang…”, teriakku.

Aku tekan vaginanya keras-keras sampai terangkat sekitar 10 cm dari kasurnya dan cairan kenikmatan tersemprot dengan kerasnya yang menyebabkan untuk sesaat aku lupa akan dunia.
“Jangan di cabut dulu Yan…”, bisik Ina.
Sambil mengatur napas lagi, aku rentangkan kembali kedua paha Ina dan aku pompa penisku pelan-pelan dengan menekan permukaan bawah vagina pada waktu ditarik. Dengan cara ini sebagian sperma yang tadi disemprotkan bisa dikeluarkan lagi sambil tetap dapat menikmati sisa-sisa birahi. Ina menjawabnya dengan hisapan-hisapan kecil pada penisku dari vaginanya
“Yan, kenapa kamu lakukan ini ke Ina?”, tanyanya sambil memeluk pinggangku.
“Kamu sendiri rasanya gimana?”, aku balik bertanya.
“Mulanya kaget dan takut, tapi setelah kamu berubah memperlakukan Ina dengan lembut tiba-tiba birahi Ina terpancing dan akhirnya turut menikmati apa yang belum pernah Ina rasakan selama ini termasuk dari suami Ina”, Jawabnya.
Kita kemudian mengobrol seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa dan sebelum pulang kusetubuhi Ina sekali lagi, kali ini dengan sukarela.
Sejak malam itu, aku ‘memelihara’ kakak iparku dengan memberinya nafkah lahir dan batin menggantikan suaminya yang sudah tidak mempedulikannya lagi. Ina tidak pernah menuntut lebih karena istriku adalah adiknya dan aku membalasnya dengan menjadikan ‘pendamping tetap’ setiap aku pergi ke luar kota atau ke luar negeri.

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

Monday, August 26, 2019

Agen Bola Terpercaya - Tubuh Mulus Istri Tetangga Cantik Dan Menggoda

Agen Bola Terpercaya - Tubuh Mulus Istri Tetangga Cantik Dan Menggoda - Panggil saja namaku Erik, aku sudah mempunyai istri yang bernama Hesti. Setahun kami menikah kami masih belum dikasih momogan, mungkin juga disebabkan karena kesibukan kita masing-masing jadi kita sedikit menyisihkan urusan tentang momongan. Namun dibalik kita yang belum mempunyai momongan, hubungan keluargaku tetap saja harmonis.
Agen Bola Terbaik - Namun untuk urusan sex, sekarang aku jarang mendapatkan servis yang memuaskan dari istriku. Mungkin karena dia terlalu sibuk dengan urusan kantornya,karena istriku baru saja diangkat sebagai manajer diperusahan tempatnya bekerja. Karena itulah timbul dalam hatiku kalau aku ingin mencari seorang pelarian untuk memuaskan nafsu birahiku yang selalu saja tak terlepaskan.
Setelah sejenak kuputar otakku untuk mencari siapa wanita yang cocok untuk kujadikan pelarian, akhirnya aku ingat kalau aku mempunyai seorang tetangga yang cantik dan juga bodinya sangat menggoda. Namanya Risya, dia isti dari seorang pelaut yang kupiir dia juga kesepian karena jarang dibelai oleh suaminya yang pulang hanya sebulan dalam setahun. Ditambah lagi Risya juga belum mempunyai anak, ia pasti selalu kesepian keka dirumah. Sempet juga kulihat Risya menggunakan pakaian sangat ketat hingga menunjukkan lekukan tubuhnya yang sangat indah. Dari luar baju ketatnya, kulihat payudara yang sangat kencang mengancung keatas hingga membuatku menelan ludah.
Mengingat tetanggaku yang sangat menggoda itu, aku pun beniat melaksanakan niatku untuk menjadikannya pelampiasan nafsuku, karena kupikir Risya pasti juga membutuhkan sentuhan dari seorang laki-laki yang pasti dia rindukan. Jadi kupkir, Risya gak bakal menolak jika kuajak selingkuh dan menjadi pelarian nafsu birahi sex ku.
Semakin bertambah hari, istriku semakin disibukkan dengan urusan kantornya yang semakin lama membuatnya semakin gak mengurusku. Hal itulah yang membuat tekatku lebih bulat untuk menjadikan Risya sebagai pelarianku. Setiap pagi aku selalu menanti Risya lewat depan rumahku, karena setiap pagi pasti Risya selalu jalan-jalan mungkin sekedar olah raga ringan.
Dan benar, setelah beberapa saat kunantikan, akhirnya Risya lewat sendirian. Pagi itu Risya masih mengenakan baju tidur, sehingga gak terlihat tubuhnya yang bahenol dan molek itu, tapi kulihat suatu garis terlihat dipantat Risya, seperti garis CD Risya. Setelah kuamati dengan cermat, ternyata baju tidur yang Risya pakai itu cukup menerawang yang membuat garis dan bahkan warna CD-nya kelihatan, pagi-pagi burungku udah dibuat tegang oleh pantat Risya. Tak salah jika kupilih Risya sebagai pelarian nafsuku, meski dikomplek banyak juga yang seksi-seksi, tapi lebih aman dengan Risya karena hanya Risya yang ditinggal suaminya.
Pagi itu dengan memberanikan diri, kusapa Risya,

“Pagiii mbak Risya, sendiran ya” ujarku.
“Iyaaa nih pak, biasa pak suami sedang berlayar” jawab Risya.
“Ooowwh..Emang suami kapan pulangnya mbak??” tanyaku lagi.
“Aaaahhh masih lama pak, orang berangkatnya aja baru bulan kemaren kok, mungkin masih sekitar 7 bulan lagi pak” balas Risya yang membuatku lega, karena selama 7 bulan aku aman mendekati Risya.
“Ooowwhh begitu ya mbak, apa mbak Risya nggak kesepian ditinggal lama gitu???” tanyaku memancing.
“Yeeaaah aslinya siiihh kesepian pak, namun mau gimana lagi pak, itu sudah resikonya menjadi istri pelaut pak” jawab Risya.
“Aaaahhh aku juga kesepian mbak mesi istriku dirumah, namun dia selalu sibuk dengan urusan kerjanya mbak” baasku sambil memancing jawaban dari Risya.
“Aaaahh…Masak siiih pak??” balasnya dan akhirnya kita terus ngobrol berkelanjutan sampai gak terasa siang sudah datang dan kami pun sekarang menjadi semakin dekat.

Cantik, seksi dan mengairahkan adalah 3 hal yang membuat ku selalu menyempatkan untuk curi-curi pandang pada Risya dan gak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk melihat koleksi pakaian dalamnya yang jalang itu.
Suatu ketika saat aku pulang dari kantor, aku mampir kemini market dekat kompleks sekedar membeli makanan instan karena istriku akan pergi selama 3 hari keBandung. Tak kusangka dimini market itu aku bertemu Risya. Entah kenapa seketika itu juga jantungku jadi berdegup kencang, apalagi saat kulihat pakaian Risya yang body-fit, baik kaos maupun roknya. Seluruh lekuk kemolekan tubuhnya seakan memanggil birahiku untuk naik..
“Hai…Mbak, belanja juga yaa” sapaku.
“Eehhh. . Mas Erik, biasa belanja bulanan” jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya.
“Berat gak sih mbak, punya suami pelaut, sebab aku yang ditinggal istri cuma 3 hari aja rasanya sudah jenuh” tanyaku.
“Waaaah…Mas baru 3 hari ditinggal saja sudah begitu, apalagi aku. Bayangkan aku cuma ketemu suami sebulan dalam waktu setahun” jawab Risya.
Aku merasa senang dengan topik pembicaraan ini, dan kuambil inisiatif,
“Kalau begitu biar kubantu bawa belanjaannya” lalu kuambil keranjang belanja Risya.
“Terima kasih, sudah selesai kok, aku mau bayar terus pulang” jawabnya.
“Ooohh…mari kita sama-sama” ujarku.
Segera saja kuambil inisiatif berjalan lebih dulu kekasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Risya.
“Haaa…Sudah bayar berapa nanti kuganti yaaa” kata Risya kaget.
“Aaahh..Sedikit kok, gak papa sekali-kali aku bayarin susunya, siapa tahu dapat susunya yang minum, ha-ha-ha” balasku mulai bercanda yang sedikit menjurus.
“Iiiihh. . Mas Erik” jerit Risya malu-malu.
Tapi kulihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku. Kita berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan kedalam bagasi, aku mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Risya mengiyakan ajakanku.
Kami kemudian makan disebuah resto makanan laut didekat kompleks. Aku sangat senang karena semakin lama kami menjadi semakin akrab dan Risya juga mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk ngelaba .
Mulai dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah melihat kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat lebih jauh kedalam Risya seakan memberiku kesempatan. Saat aku menunduk untuk mengambil garpu yang dengan sengaja kujatuhkan, Risya semakin membuka lebar kedua pahanya.
Jantungku berdegup sangat kencang melihat pemandangan indah didalam rok Risya. Diantara dua paha montok yang putih dan mulus itu kulihat CD Risya yang berwarna merah dan brengsek, transparan! Dengan cahaya dibawah meja tentu saja aku gak dapat dengan jelas melihat isi CD merah itu, namun itu cukup membuatku gemetar dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai terbentur meja saat hendak bangkit.
“Hi-hi-hi. . Hati-hati Mas. .” celoteh Risya dengan nada menggoda.
Kupandang wajah Risya yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya dan ternyata Risya menyambutnya.
“Hhhmm. . Maaf, aku cuma mau bilang kalau mbak Risya. . Seksi sekali” kataku dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar juga dari mulutku.
“Makasih, mas Erik juga. . Hmm. . Gagah, lucu dan terutama, mas Erik laki-laki yang paling baik yang pernah kukenal .
O ya , aku tersanjung juga dengan rayuannya, Gara-gara kutraktir mbak bukan cuma itu, saya sering memperhatikan mas Erik dirumah dan dari cerita mbak Hesti, Mas Erik sangat perhatian dan rajin membantu pekerjaan di rumah, wah. . Jarang lho mas, ada lakilaki dengan status sosial seperti mas yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau mengepel rumah.
Hahaha..” aku tertawa gembira, Rupanya bukan cuma aku yang memperhatikan kamu, tapi sebaliknya juga kamu.
“Jadi mas Erik juga sering memperhatikanku benar??tanya Risya.
“Aku paling senang melihatmu membersihkan halaman rumah dipagi hari dan waktu menjemur pakaian”.
“Eh.. Kenapa kok senang”.
“Sebab aku mengagumi keindahan mbak Risya, juga selera pakaian dalam mbak” aku berterus terang
Pembicaraan ini semakin mempererat kami berdua, seakan gak ada jarak lagi diantara kita. Akhirnya kita pulang sekitar pukul setena 9 malam. Sampai dirumah kubantu membawa barang belanjaan Risya kedalam rumahnya. Mbak Risya masuk kekamar untuk menaruh seagian bawaannya, sementara aku menaruh barang belanjaan didapur.
Setelah itu aku duduk diruang tamu menunggu Risya muncul. Sekitar 10 menit, Risya muncul dari dalam kamar, Risya ternyata sudah berganti pakaian. Sekarang wanita itu mengenakan bau tidur yang sangat seksi, warnanya merah transparan dan sangat menggoda. Seluruh lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya dapat kulihat dengan jelas. Sinar lampu ruangan cukup menerangi pandanganku untuk menjelajahi keindahan tubuh Risya dibalik gaun malamnya yang transparan itu. payudaranya terlihat bagaikan buah kelapa yang memenuhi BH seksi yang berwarna merah transparan. Dibalik BH itu kulihat samar-samar putting susunya yang juga besar dan kemerahan.
Perutnya memang sedikit berlemak dan turun, tapi sama sekali gak mengurangi nilai keindahan kemolekannya. Apalagi jika memandang bagian bawahnya yang montok.
Tak seperti dibawah meja sewaktu direstoran tadi, sekarang dapat kulihat dengan jelas CD merah transparan milik Risya. Sungguh indah dan sangat membuatku merangsang, terutama warna hitam di bagian tengahnya, membayangkannya saja aku sudah berkali-kali menelan ludah.
“Hmm. . gak keberatan kan kalu aku memakai baju tidur” tanya Risya memancing
Sudah sangat jelas kalau perempuan ini ingin mengajakku selingkuh dan melewati malam bersamaku. Sekarang keputusan seluruhnya berada ditanganku, apakah aku akan berani mengkhianati Hesti dan menikmati malam bersama Risya yang bahenol ini.
Risya duduk disampingku, tercium semerbak aroma parfum dari tubuhnya membuat hatiku semakin bergetar. Sekarang keadaan ternyata jauh diluar dugaanku. Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai dan meremas-remas tubuh Risya, tapi sekarang perempuan ini justru yang menantangku.
“Mas Erik mau mandi dulu?? Nanti aku siapkan air hangat” tanya Risya sambil menggenggam tanganku erat.
Dari sorotan matanya sangat terlihat bahwa perempuan ini benar-benar membutuhkan belaia seorang laki-laki untuk memuaskan birahi nafsunya.
“Hmm. . Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu mbak” kataku agak serius.
“Apa itu Mas”.
“Pertama, terus terang aku mengagumi mbak Risya, baik fisik maupun pribadi, jadi sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada mbak” kataku.
“Terima kasih, aku juga begitu pada mas Erik” Risya merebahkan kepalanya dipundakku.
“Kedua, kita sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung jawab untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin kita lakukan bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita”.
“Setuju, aku sangat setuju Mas, saya hanya ingin punya teman waktu aku kesepian, kalau mas Erik mau kapanpun mas bisa datang kesini, selagi gak ada suamiku. namun aku sekalipun gak akan meminta apapun dari mas Erik dan sebaliknya aku juga ingin mas Erik demikian pula, sehingga hubungan kita akan aman dan saling menguntungkan”.
“Hmm. . Kalau begitu gak ada masalah, aku mau telpon kerumah, supaya pembantuku gak kebingungan”.
“Kalau begitu, mas Erik pulang saja dulu, taruh mobil digarasi, kan lucu kalau mas Erik bilang ada acara sehingga tidak bisa pulang, sementara mobilnya ada didepan rumahku”.
“Oh. . Iya, aku hampir lupa”.
Kemudian aku segera keluar dan pulang dulu kerumah, menaruh mobil digarasi dan mandi. Setelah itu aku bilang pada pembantuku kalau aku akan menginap dirumah temanku. Tapi gak jadi karena pembantuku ternyata sudah tidur. Segera kudatangi kembali rumah Risya. Peremuan itu sudah menungguku diruang tamu dengan secangkir teh hangat diatas meja. Pahanya yang montok terpampang indah diatas sofa.
“Wah. . Ternyata mandi di rumah ya padahal aku sudah siapkan air hangat”
“Terima kasih, mbak Risya baik sekali”.
Perempuan itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang kupandangi kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu gak mampu dibendung oleh CD merah itu, hingga memperlihatkan belahannya yang mebuatku terangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Risya, kemudian dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya dan meremasnya.
“Uhh…” Risya agak kaget dan menggelinjang.
“Maaf” kataku.
“Gak papa mas, justru.. Enak” kata Risya seraya tersenyum nakal memandangku.
Senyum itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku untuk melumatnya. Crup. . ! , aku segera menciumnya, Risya membalasnya dengan liar. Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman laki-laki, yang jelas ciuman Risya sangat panas dan liar. Berkali-kali perempuan itu nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam rongga mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur tubuhnya, berhenti dikemontokan pantatnya dan kemudian meremasinya penuh nafsu.
“Oooohh. . Ergh. .” lenguh Risya disela-sela ciuman panasnya.
Dengan beberapa gerakan, Risya meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh dilantai. Sekarang perempuan itu hanya mengenakan BH dan CD yang berwarna merah transparan itu. Aku sangat terpaku sejenak mengagumi keindahan pemandangan tubuh Risya.
“Wowww. . Kamu. . Benar-benar seksi mbak… Payudara mbak besar sekali” pujiku.
“Hi-hi-hi…Nah coba tebak ukuran toketku” tanyanya seraya memegang kedua payudara didadanya itu.
“36D” jawabku.
“Salah”.
“37B”.
“Masih salah”.
“Sudah lihat aja nih”.
Risya membuka pengait BH-nya, hingga kedua toketnya yang montok itu serasa hampir mau jatuh. Risya membuka dan melempar BH merah itu kepadaku. Gila. . 38B! kataku membaca ukuran yang tertera di BH itu.
“Boleh kupegang mbak” tanyaku basa-basi.
“Jangan cuma dipegang dong mas, remas. . Dan kulum nih. . Putting susunya” jar Risya dengan gaya nakal.
Perempuan itu menjatuhkan tubuh indahnya diatas sofa, aku memburunya dan segera menikmati kemontokan payudaranya. Kuremasi toket montok itu, lalu kuciumi dan terakhir kukulum putting susunya yang sebesar ibu jari dengan sekali-kali memainkannya diantara gigi-gigiku. Risya menggelinjang keenakan, nafasnya semakin terdengar resah, berkali-kali Risya mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku semakin bernafsu.
“Ngentot, enak banget mas. . jeritnya, Ayo Mas. . aku sudah pingin penetrasi nih!”
Aku yang juga sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan Risya. Dengan bantuan Risya kutelanjangi diriku hingga gak tersisa satupun busana ditubuhku. Risya sangat senang melihat ukuran k0ntolku yang panjang dan besar itu.
“Ohh. . Besar juga ya. .” ujar Risya.
Risya benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Perempuan ini segera membuka CD sebagai kain terakhir ditubuhnya. Kulihat daerah bukit vaginanya yang ditumbuhi rambut-rambut liar, dengan segaris bibir membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah dan basah, sangat basah. Ingin rasanya kunikmati keindahan bibir kenikmatan Risya itu, tapi saat aku ingin melaksanakannya Risya menampikku.
“Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama”.
Risya duduk mengangkang diatas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan sesungguhnya. Aku-pun segera menyiapkan k0ntolku, mengarahkan ujung k0ntolku tepat didepan liang memek Risya dan perlahan namun pasti aku menekannya masuk.
Sedikit-demi sedikit k0ntolku tenggelam dalam kehangatan liang vagina Risya yang basah dan nikmat. Saat hampir seluruh batang k0ntolku yang berukuran 12cm itu memasuki memek, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali memasukkannya perlahan.
“Enghh. . Gila kamu mas, kalau begini sebentar saja aku puas” jerit Risya keenakan.
“Tak apa mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya” tantangku.
Sekarang kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin putting susunya yang besar.
“Ooohh. . Ooohh. . Benar-benar enak mas” Risya memejamkan matanya.
Pada penetrasi kelima, Risya menjerit,
“Sudah Mas, jangan tarik lagi, aku mau. . Mau. . Oooouuuhhh. . !”
Dinding memek Risya melejat-lejat seakan memijit batang k0ntolku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya.
“Oh. . aku sudah sekali mas” katanya sambil menarik nafas.
“Mas mau puas dulu atau mau lanjut babak kedua” tanya Risya.
“Terserah mbak” jawabku.
“Aku sih pasrah aja. Sini, aku kulum saja dulu”.
“Hmm. . Boleh juga” Hesti aja belum pernah oral denganku.
Kucabut k0ntolku dari dalam memek Risya yang basah dan menyodorkannya kedepan mulut Risya. Risya menjilati ujung k0ntolku dengan lidahnya seakan membersihkannya dari cairan memeknya sendiri, lalu dengan sangat bernafsu Risya memasukkan k0ntolku kedalam mulutnya. Bibir seksi Risya terlihat menyedot-nyedot k0ntolku seakan menyedot maniku untuk keluar. Risya kemudian mengocok k0ntolku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai puncaknya.
“Ooohhh. . aku mau keluar nih, gimana , aku bingung apakah aku harus mengeluarkan maniku kedalam mulutnya atau mencabutnya”.
Namun Risya hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda Risya tak keberatan jika aku memuntahkan maniku kedalam mulutnya. Akhirnya aku mencapai orgasme dan memuntahkan semua maniku kedalam mulut Risya. Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh maniku. Sungguh lihai sekali peremuan ini memuaskan birahi laki-laki! Kami duduk sebentar dan minum air dingin, lalu Risya mengangkangkan kakinya kembali.
“Naaahhh. . Sekarang babak kedua mas, kalau mau jilat dulu silahkan, tapi utamakan yang ini ya” Risya menunjuk kearah klitorisnya yang agak besar.
“Oke mbak, aku juga sudah biasa kok” seruku.
Sejurus kemudian aku sudah berada dihadapan bibir memek Risya yang baru saja kunikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu dari ujung bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya yang menjalari bibir itu.
“Sudah gondrong nih mbak” seruku.
“Oohhh iya, habis mau dicukur percuma juga, gak ada yang lihat dan jilat” jawabnya nakal.
“Besok pagi aku cukur deh, namun janji malamnya mas Erik datang lagi ya. . . Oke. .???”.
“Pokoknya setiap ada kesempatan aku siap menemani mbak Risya”.
Kemudian aku asyik menjilati dan menciumi klitoris Risya. Cairan memek Risya sudah mulai mengalir kembali pertanda dia sudah terangsang kembali. Desahan Risya jg memperkuat tanda bahwa Risya menikmati permainan oralku. Dengan nakal kumasukkan jari telunjuk dan tengahku kedalam memeknya dan kemudian mengobok-obok liang becek itu.
“Yes. . Asyik banget. . Say sudah siap babak kedua mas??’” seru Risya.
Aku sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan selangkangan Risya, jadi k0ntolku sudah siap menunaikan tugas keduanya. Risya menungging diatas sofa.

“Sekarang doggy-style ya mas. .”
“Aku sih iya saja, maklum. . Sama enaknya. .”

Sejurus kemudian kami sudah terlibat permainan babak kedua yang tak kalah seru dan panas dengan babak pertama, hanya kali ini aku memuntahkan maniku didalam memeknya. Malam masih begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan lagi sebelum kelelahan dan mengantuk. Risya begitu bahagia dan aku sendiri merasa puas dan lega. Mimpiku untuk menikmati tubuh montok tetanggaku terlaksana sudah. Bahkan sekarang setiap waktu jika Hesti dinas keluar kota maka Risya secara resmi menggantikan posisi Hesti sebagai istriku. Asyik juga, tapi sebagai imbalannya aku mencarikan dan menggaji pembantu rumah tangga dirumah Risya. Betapa bahagianya Risya dengan bantuanku itu, dia semakin sayang padaku dan berjanji akan melayaniku jauh lebih memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya.
Dari kejadian tersebut aku semakin menyadari kebenaran pepatah yaitu “Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau” atau bisa diganti dengan “Memek istri tetangga selalu terasa lebih nikmat”.

Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co

NUSABET

Bandar Bola Terbaik - Pembantu Pura Pura Tidur Rupanya Minta Di Entot

Bandar Bola Terbaik - Pembantu Pura Pura Tidur Rupanya Minta Di Entot - Aku seorang pedagang umur 35 tahun, istriku 32 tahun guru SMA. kisa...

NUSABET