Bandar Bola Terpercaya - Perjaka Yang Hilang Ditelan Perempuan Mangkal - Setelah siang hari bekerja mengangkut beras di kios tempatnya bekerja,
Udin nangkring bersama beberapa kuli yang lain. Sudah dua hari anak
kampung yang baru 17 tahun itu bekerja. Badannya cukup berisi karena
sudah biasa bekerja di sawah membantu bapaknya di kampung. Saat
Panceklik dia mencoba mencari tambahan ke kota xxx dan mendapat
pekerjaan di kios beras pak Nurdin.
Bandar Bola Terbaik - Saat asik melihat kuli lain yang sedang main kartu datang beberapa
perempuan yang biasa mangkal disitu dan melayani birahi para kuli dengan
bayaran yang memang “murah”, untuk ukuran orang gedean. Seperti biasa
dengan suara yang sedikit keras mereka menggoda para kuli itu.
“Wah neng lagi bokek euy, kalo boleh ngutang mah akang mau”, kata salah seorang diantara mereka.
“Wah emang warung nasi, kalo mau maen ya bayar dulu tidak bisa ngutang atuh”, perempuan muda yang bernama Neneng itu menjawab.
Neneng
tidak terlalu cantik, badannya bahenol usianya sudah kepala tiga, janda
ditinggal kabur suaminya, “Eh kang itu siapa, anak baru ya?”, kata
Neneng saat melihat Udin yang sedikit keheranan melihat kedatangannya.
“iya masih ingusan, dari Garut baru dua hari disini”, Neneng tersenyum genit dan mendekati Udin yang dari tadi melihatnya.
“kenapa jang kok kayak tidak pernah liat perempuan aja”
“Ah enggak teh”, Udin menjawab dengan malu-malu.
“Wah neng anak kecil belon bisa apa-apa mendingan sama saya saja”
“Apa ngutang tidak sudi, mendingan sama barang baru masih orsinil kan
asik dapet perjaka, ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua dari
pada di sini sama mereka.”
“Awas din jangan kena di rayu entar kena sipilis kamu”
“Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin ke dokter nggak bakalan
kena sipilis udah disuntik tau”, sambil mengacungkan tinjunya Neneng
memaki para kuli itu dengan sedikit marah.
Udin agak rikuh juga karena Neneng menggandeng tangannya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.
“Udin
mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya…, sekarang kamu anterin
saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan…”
Udin
cuma bisa tersenyum dan mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan
berdua menyusuri gang di belakang pasar menuju ke rumah Neneng yang
kebetulan dekat dengan pasar. Sampai dirumah Neneng kemudian menyuruh
Udin masuk dan kemudian mengunci pintu, Udin sedikit keheranan.
“ayo atuh jangan malu-malu, nggak apa-apa disini mah sudah biasa kayak gini sini”, Kata Neneng.
“Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya mau saya ajarin mau kan”, kata
Neneng sambil membelai dada Udin yang bidang.Udin hanya diam gemetaran,
tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.
“Baju kamu dibuka aja ya”, kata Neneng sambil menarik kaos yang dipakai
Udin, dan kemudian dia membuka risleting celana yang dipakai Udin.
Dengan
bernafsu Neneng mencium bibir Udin yang kebingungan diperlakukan
seperti ini, namun karena godaan Neneng Udin juga mulai terbakar birahi.
Neneng mendorong Udin ketempat tidur sehingga Udin jatuh terlentang
diatas tempat tidur, kemudian Neneng menarik celana Udin sehingga anak
itu bugil. Kontol Udin sudah berdiri dan dengan refleks dia menutupi
kontolnya itu. Neneng hanya tersenyum melihatnya.
“Wah sama saya sih nggak usah malu-malu udah sering lihat yang kayak gitu..”
Kemudian
Neneng membuka bajunya, Udin makin salah tingkah melihat ada wanita
yang bugil didepan dia. Kemudian neneng naik ke tempat tidur dan
menciumi bibir, dada dan menggigit puting uding.
“ahhh aduh geli teh”, Udin mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.
“Sekarang aja ya dimasukin sama teteh.”
Neneng memegang kontol Udin dan mengarahkannya ke memeknya. Udin melihatnya masih dengan badan gemetaran.
“akhhh…”
Udin mendesah saat kontolnya masuk kedalam memek Neneng, matanya
terpejam menikmati sensasi yang baru dia rasakan di kontolnya.“akhh…sss
enak kan Din,” Neneng bergerak naik turun sambil meremas-remas susunya.
Udin
merem-melek menikmati goyangan Neneng, kontolnya serasa dipijat dan
disedot di dalam memek Neneng, kemudian pantatnya mulai naik turun
mengikuti gerakan Neneng dan tangannya meremas-remas seprei, baru saat
Neneng membimbing tangannya ke susu Neneng
“Remas Din… Aakhh”.
Udin meremas-remas susu neneng, dan saat susu itu disodorkan kemulutnya
Udin mulai mengemutnya persis seperti masih bayi, tapi kemudian berhenti
saat Neneng menegakkan badannya.
Neneng masih asik menggoyang
pantatnya dan tangannya meremas-remas dada Udin. Udin mulai gelisah
tangannya kadang meremas susu, kadang meremas seprei dan kadang memegang
pinggang Neneng seolah-olah mengatur agar neneng menekan sedalam
mungkin.
“Aduh… teh… Aakh”,Udin mendesah, bicaranya mulai ngaco,
nafasnya mulai memburu dan badannya mulai kejang, kepalanya mendongkak
keatas, matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik dan
crot…crot…crot… Entah berapa kali semburan yang keluar dari kontolnya
dan akhirnya Udin terkulai lemas.
“Yaaa kan teteh belum, tapi
tidak apa-apa istirahat dulu aja ya”, kata Neneng dengan nada sedikit
kecewa, mereka tidur sambil berpelukan.
Saat pagi hari udin bangun
dan melihat Neneng yang tidur terlentang, dia melihat perempuan itu
masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi
rambut halus, kemudian dia mulai meraba memek Neneng. Saat Neneng
merasakan memeknya ada yang mengusap-usap dia terbangun melihat Udin
tersenyum dan membiarkan Udin memperlakukannya seperti itu. Udin
kemudian naik ke atas tubuh Neneng menindihnya dan mengarahkan kontolnya
ke memek Neneng lalu menekannya.
“Akh…ngehh”
“Enak kan Din sss… Akh.. Tekan yang dalem din.. Akhh…”
Udin
menggerakkan pantatnya maju mundur dan Neneng Menggoyangkan pinggulnya
mengikuti gerakan maju mundur pantat Udin. Hanya desahan yang terdengar
dari mulut mereka berdua.
“aduh din…terus… Akh.. Yaaa terus din yang kerasss akhh din yeah…terus akhh…”
“Akh teh udin mau keluarehh akh teh… sss.. Akkkh…ngahouch…”
“Teteh dateng din akh…din… Aouchhh…”
Badan mereka berdua menegang,
Neneng mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya, sedangkan Udin
seperti busur panah, pantatnya menekan memek Neneng dan tangannya
meremas seprei dan sesaat kemudian mereka terkulai lemas. Kepala Udin
rebahan di susu Neneng dan kemudian tidur terlentang di sisi Neneng.
Beberapa saat kemudian.
“Din yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Udin harus bayar yah murah kok cuman 20rb aja.”
Udin
hanya mengangguk sambil tersenyum. Kemudian Neneng mulai menjilati
seluruh badan Udin dada Udin kemudian turun kebawah. Saat sampai di
kontol Udin Neneng menjilati kepala kontoln Udin yang masih sedikit
tersisa spermanya yang mulai kering, dan kemudian mengulumnya.
“akh…teh..sss… Aduh..geli… Akhh…”, Udin mendesah dan badannya gemetaran, dan kontolnya mulai mengeras lagi.
Neneng terus mengulum kontol Udin sambil mengocoknya. Udin menggerakkan pantatnya naik turun.
“akhh…teh…teehhhh ouch…”
Sperma
Udin muncart dimulut Neneng dan sebagian meler keluar dan membasahi
kontolnya. Neneng menelan semuanya dan kemudian menjilati sisa-sisa
sperma Udin sampai bersih. Setelah mandi Udin membayar uang seperti yang
telah dijanjikannya dan kembali pergi ke pasar.
“Din, kamu baru
berapa hari kerja disini udah kesiangan, saya tahu kamu kemana, kalo
nurut sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh sama perempuan kayak
gitu ntar kena penyakit bahaya kan”, Pak Nurdin menasehati Udin.
Udin
hanya diam tanpa komentar apa-apa. Tapi karena terlanjur ketagihan Udin
sering pergi bersama Neneng dan perempuan-perempuan yang sering Mangkal
menjual diri lainnya. kini uangnya sudah habis untuk mebayar Neneng dan
kemudian pulang ke kampung dengan perasaan malu yang teramat sangat
karena pulang tidak membawa uang. Tamat
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Dibawah Ini :
Posted By : www.nusacash.co
No comments:
Post a Comment